Bab 26. Gue Ikutin Permainan Mereka

153K 15.8K 439
                                    

Hallo haaaaaaaa, i'am back dengan janji yang sudah tertulis di Dare Challenge kemarin. Gak nyangka bisa sampai, tahu gitu aku minta sama 200 aja HAHA!!

Kalo udah main ginian kalian ng-BOM ya -.-"

Pertanyaan untuk 3 orang yang beruntung kayaknya udah gak berlaku karena kadaluarsa *ngeles* Wakakakakak.

Yang penting gue udah nepatin janji update 3× dalam 24jam ini ya..

Silahkan baca, cek kalo ada typo! Vote dulu jangan lupa..

***

INSIDEN Yang menurut Amora gila di sepanjang umurnya, harus membuatnya terdampar di kelasnya sendiri di jam pulang sekolah. Ini semua gara-gara Adam sinting yang entah kerasukan hantu mana sampai melakukan hal yang diluar otak Amora.

Ketika kelas XI IPA7 melihat pemandangan itu, dengan langkah cepat mereka menghampiri Amora yang masih membelalak mendapati bibir Adam menempel di atas bibirnya. Kenan dan Eka maju, menarik tangan Amora agar menjauh dari hadapan Adam yang kini menyeringai puas.

Kala itu Amora tidak bisa berpikir, bahkan ketika teman-temannya berdebat dengan anak-anak Osis. Amora masih bengong di gandengan Kenan dan Eka. Roh cewek itu seperti di renggut paksa dari tubuhnya.

"Jelasin! Kenapa lo bisa ciuman sama Adam," pekik Kenan. Dari banyaknya teman Amora, cowok absurd inilah yang paling menuntut penjelasan Amora.

"Lo beneran pacaran sama Adam, mor?" tanya Dinda, tidak percaya.

"Asik! Kalo gini kita bakal terkenal, secara Amora pacaran sama ketos." seru Caca yang terlihat excited.

Kalimat Caca behasil membuat cewek itu tersenyum kaku, menggaruk pipinya yang tidak gatal ketika semua temannya yang lain melemparkan tatapan membunuh kearahnya.

"Bukannya tadi lo keluar sama Juna ya Mor, kenapa lo malah kepergok ciuman sama si Adam? Jangan bilang lo beneran ada sesuatu sama dia." ujar Eka, penuh selidik.

Kenan manatap Eka tajam "Gue tanya lo tadi lo gak tahu Amora keluar." serunya tidak terima.

Dahi Eka berkerut "Gue emang gak tahu,"

"Tadi lo bilang Amora keluar sama Juna!"

"Gue juga baru tahu."

"Bohong lo sama gue!"

"Siapa yang bohong letoy, gue emang baru inget!"

"Inget sama tahu itu beda Eka, bisa-bisanya lo diem aja temen lo di bawa keluar dedemit." seru Kenan, masih terus protes kepada Eka.

Eka mendengkus "Berisik! Lo kok heboh banget sih, udah kayak ibu-ibu aja. Lagian Amora gak apa-apa noh."

"Gak apa gimana, lo gak lihat anak kita barusan di cium dedemit hah?"

Eka membelalak, satu geplakan mendarat di wajah cowol absurd itu. Benar-benar, Eka tidak habis pikir dengan tingkah gila Kenan. Bagaimana bisa tuhan menciptakan manusia purba di jaman modern ini.

"Sakit anjir!" keluh Kenan, mengusap wajahnya yang berdenyut nyeri.

"Lebih sakit telinga gue denge keluhan absurd lo Kenan," pekik Eka tidak terima.

Brak!

Amora menggebrak meja cukup keras, menghentikan perdebatan sengit antara bule bongsor dan cowok absurd di depannya. Semua temannya otomatis menoleh kearah Amora.

"Berisik! Gue gak ciuman sama cowok sinting itu. Itu bukan ciuman, tapi insiden yang mendadak terjadi tanpa gue tahu." seru Amora, tidak terima ketika teman-temannya menuduh yang tidak-tidak.

Bukan Cinderella (Sudah Ada Di Toko Buku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang