Bab 29. Pertemuan Tidak Di Sengaja

142K 15.1K 404
                                    


MALAM semakin lama mulai terasa dingin, semilir angin yang sering kali menerjang terasa hingga ke dalam tulang-tulang. Eka memeluk tubuhnya sendiri, cewek itu sedang duduk di depan minimarket yang kebetulan menyediakan tempat duduk.

Setelah insiden yang terjadi, Eka ikut dengan Ardi. Hingga akhirnya ia harus terdampar di tempat ini, Eka menunggu di luar sementara Ardi ada di dalam entah sedang membeli apa.

Drrt!

Eka merogoh ponselnya di dalam tas, mendapatkan sebuah pesan masuk dari Amora.

Dimana? Gue lagi di jalan sama Kenan, minimarket mana?

Eka mendengkus, kenapa tidak langsung menelpon saja. Dengan gerakan lambat Eka membalas pesan temannya.

Minimarket deket bengkel OS.

Cewek itu mendesah, mengingat kembali kejadian yang seumur hidupnya baru ia alami. Tuhan, sejak kapan seorang Eka kalah sampai di seret seperti tadi. Karena kejadian itu juga Eka enggan pulang ke rumahnya, ia yakin Budhe nya akan memarahinya karena pergi dari pesta lebih awal juga tanpa pamit.

Eka memutuskan untuk menginap di rumah Amora, hanya cewek itu yang mengerti akan posisinya kali ini. Bukan karena Dinda dan Caca tidak bisa membantu, Eka yakin mereka pasti dengan terbuka akan menampungnya.

Masalahnya Dinda tidur dengan adik perempuannya, Dinda anak pertama yang memiliki tiga adik. Sementara dengan Caca punya pengalaman buruk. Cewek terkenal suka dandan itu tidurnya hampir seperti ular, balik sana balik sini sampai Eka pernah jatuh dari atas tempat tidur karena di tendang Caca.

"Nih."

Ardi menyodorkan secangkir susu ke arah Eka. Dahi Eka berkerut, memamdang Ardi dan secangkir susu hangat di tangan cowok itu.

"Ngapain lihat gue? Ambil nih,"

"Gue gak minta."

Ardi mendengkus "Gue yang beliin."

"Gue bisa beli sendiri." ketus Eka.

Ardi hanya mengangkat bahu mendengar jawaban Eka. Cowok itu menarik kursi, menyimpan satu cangkir susu dan secangkir kopi di atas meja. Tidak lama Ardi mengambil sebatang rokok dan mulai menyalakannya.

"Mau?" tawar Ardi.

Eka berdecih "Lo pikir gue cewek apa?"

"Siapa tahu aja lo doyan rokok." balasnya, cuek.

Eka mendengkus, menggeram kesal. Kenapa ia harus terdampar dengan makhluk seperti ini. Dan lagi Amora, mereka masih dimana? Kenapa sampai sekarang belum sampai.

"Lo disini, Ar." tegur seseorang.

Eka mendongkak, begitu juga dengan Ardi yang asik menyesap rokoknya. Adam, cowok itu berdiri disana dengan celana pendek dan kaos lengan panjang.

"Lho? Lo..."

"Kenapa? Mau hina gue lo?" ketus Eka, menatap Adam yang tengah menunjuk ke arahnya.

"Kok lo bisa sama dia, Ar?" tanya Adam, tidak percaya.

"Ketemu di jalan." jawabnya.

"Hah?"

"Nanti gue cerita, ngapain lo kesini? Gue udah beli pesanan lo nih." ujar Ardi, menunjuk sekantong penuh cemilan dan minuman.

"Lo lama,"

"Eka," pekik seseorang.

Tiga orang yang ada disana menoleh, mendapati Amora yang tengah berjalan beriringan bersama Kenan.

Bukan Cinderella (Sudah Ada Di Toko Buku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang