[34]

1.3K 44 304
                                    

Alvin melempar tasnya ke sembarang tempat di kamarnya. Dirinya menghempaskan tubuhnya diatas kasur. Dengan kedua tangannya yang dijadikan bantalan, dirinya memejamkan matanya. Kepalanya terasa sangat berat. Helaan napas lelah terdengar jelas di sepanjang ruangan.

Dirinya memikirkan kejadian itu lagi. Kejadian dimana sehabis dirinya mengantar Maureen pulang ke rumahnya. Kejadian dimana motor Alvin diberhentikan oleh Juan di depan komplek perumahan Maureen.

Kejadian dimana semua kesalahpahaman terungkap dan terselesaikan.

Juanda menghentikan motornya di tengah jalan raya membuat Alvin mau tak mau menghentikan motornya juga. Jalanan tidak terlalu ramai oleh kendaraan, sehingga Juan dapat menghentikan motor Alvin yang sedang melaju di tengah jalan.

Dari balik helm, Alvin mengerutkan keningnya bingung. Sedangkan Juan? Dirinya melepaskan helm-nya dari kepalanya lalu berkata dengan nada serius “Lo ada waktu? Ada yang mau gue omongin ke lo.

“Kalau lo gak ada waktu, tetap aja lo harus ikut gue. Soalnya ini penting. Dan kalau lo sampai nolak, gue yang akan narik lo secara paksa buat ngomong sama gue”

Dalam hati Alvin sedikit lega, karena orang yang mencegah jalannya adalah Juan. Baru aja Alvin mau mikir kalau Juan itu preman pasar yang tukangnya malak duit dari anak sekolahan.

Namun ia juga sedikit bingung dikarenakan Juan ingin mengajaknya untuk bicara. Secara Alvin dan Juan sudah tidak pernah berbicara lagi semenjak kedekatan Juan dan Maureen. Tepatnya setelah Juan masuk ke kehidupan mereka. Tepatnya setelah Juan selalu mengganggu kebahagiaan Alvin.

Selain perasaan lega dan bingung ada juga perasaan takut yang Alvin rasakan. Entah ini benar-benar perasaan takut atau sekedar perasaan cemas, Alvin tidak terlalu mengerti. Yang terpenting ia takut karena mungkin saja Juan berbuat hal yang macam-macam pada Alvin karena dirinya pernah berpacaran dengan Maureen, gadis yang bisa saja juga disukai oleh Juan.

Namun dengan cepat Alvin menepis pikiran buruk itu kemudian dengan cepat mengangguk yang membuat Juan kembali memakai helm-nya dan mulai melajukan motornya. Saat ini Alvin hanya bisa mengikuti Juan dari belakang tanpa tau kemana Juan akan membawanya. Dalam hati ia membatin ‘Si Juan mau apaan sih sama gue? Gak jelas amat tiba-tiba mau ngajak gue ngomong. Tumben banget’

Motor Juan akhirnya berhenti di depan sebuah Cafe dengan papan nama Bariya’s Cafe. Baik Juan dan Alvin kini sama-sama melepaskan helm-nya dan kemudian memarkirkan motornya dengan baik. Juan berjalan mendahului Alvin sedangkan Alvin tetap mengekori Juan dari belakang.

‘Ini Juan mau ngajak gue makan berdua sama dia apa gimana?

Mereka kemudian duduk di meja nomor 4 yang berada di sudut ruangan dan berada di dekat kaca. Dari sini kita bisa melihat pemandangan jalanan yang padat ataupun sepi dengan kendaraan yang berlalu lalang maupun segala aktivitas sosial yang terjadi di kehidupan masyarakat.

‘Angka kesukaan Maureen.

‘Bahkan setelah jadi mantan, gue tetap gak bisa pungkiri bahwa segala tentang kesukaannya, bahwa segala tentangnya gue masih hafal di luar kepala. Bahwa gue udah tau semua hal yang dia sukai dan dia benci’

Setelah memesan pesanan mereka, Juan berterus terang tentang apa yang dipikirkannya, tentang apa yang mengganggu pikirannya “Gue gak mau pake basa-basi, gue mau langsung ngomong ke lo aja. Kita sama-sama cowok seharusnya lo gak mau nyakitin perasaan cewek yang lo sayang kan?

“Lo sayang Maureen kan? Kenapa lo nyakitin dia?

“Bukannya kalau sayang seharusnya lo ngelindungin dia? Kenapa yang lo lakukan malah nyakitin dia?

Stay [Completed]Where stories live. Discover now