[3]

6.1K 229 47
                                    

"Van, lo kenapa gak makan tadi di kantin? Dan kenapa lo cuma tidur-tiduran gak jelas gitu di kelas? Lo sakit? Atau lagi ada masalah?" tanya seorang gadis kepada laki-laki di sampingnya yang tengah berkutat dengan buku tebal berjudul 'Biologi'. Mungkin ini pemandangan baru bagi gadis ini, dikarenakan dirinya belum genap 5 jam bersekolah di SMA Pelita Kasih ini.

Semua siswa maupun siswi selain Maureen pasti tau kalau Arvano selalu saja menyendiri. Selalu diam. Selalu menghabiskan waktunya dengan kesendirian. Bukan karena tidak ada yang mau menemani Arvano, melainkan dirinya lah yang menjauh dari kehidupan nyatanya. Dirinya lah yang terlalu masuk ke dalam dunianya yang kelam. Dirinyalah yang menutupi kenyataan bahwa masih ada kehidupan di luar sana. Entah seberapa berat masalah yang dihadapinya, orang-orang tidak akan bisa melihat masalah tersebut, tidak akan menyadari sedikitpun masalah yang di hadapi nya dalam kesehariannya, dikarenakan ia tidak pernah menunjukkan nya kepada siapapun. Ia hanya menyimpan semua masalahnya sendiri, tanpa ada yang tahu menahu kenapa Arvano menjadi siswa yang pendiam, bahkan terkesan pemarah. Semua murid disini menjulukinya 'tak punya hati'. Arvano bukan tidak punya hati, ia hanya tidak mau bertele-tele. Baginya, jika suatu masalah bisa diselesaikan dengan satu cara, mengapa harus melalui banyak cara? Walaupun menyakitkan asal tidak merepotkan, kenapa tidak? Toh yang sakit hati bukan dirinya sendiri, melainkan orang lain kan? Bagi Arvano, mereka nya lah yang terlalu 'Baperan' makanya gampang sakit hati. Kalau Arvano pribadi, ia gak masalah kalau orang lain memperlalukannya seperti itu. Malahan ia lebih suka, karena gak buang-buang waktu.

Arvano, dia memiliki tampang yang enak dipandang alias ganteng. Banyak siswi-siswi yang mendekati Arvano, baik dari teman seangkatan, adik kelas, sampai kakak kelas pun ada. Namun gak ada satu cewek pun yang berhasil ngedapetin Arvano. Arvano paling anti sama yang namanya cewek, menurut gossip nya sih Arvano gak pernah pacaran. Bahkan ada cewek yang sakit hati karena ditolak Arvano mentah-mentah sampai ngatain Arvano 'Lo homo ya? Makanya lo gak pernah pacaran' sebenarnya Arvano gak homo atau gay. Namun menurut dia, belom ada yang pas, dan juga dia gak mau membuang waktu demi hal yang gak terlalu penting. Bagi dia semua cewek sama aja, kalau bukan karena tampang dan otaknya yang luar biasa cerdasnya, gak mungkin tuh cewek-cewek mau nempel sama dia.

"Bukan urusan lo"

"Lo emang gak laper? Apa lo mau makan tapi males ke kantin? Lo mau roti? Gue tadi beli di kantin pas istirahat, ini buat lo. Gak baik ngelewatin sarapan, lo emang udah sarapan tadi di rumah? Mana bisa konsen belajar kalo perut lo aja kosong. Lagi pula emang lo gak stress apa belajar mulu? Gue liat lo dari tadi baca buku mulu" Maureen menyerahkan sebungkus roti coklat kepada Arvano, namun yang dikasih tidak mengambil, malah memberikan tatapan menjijikan seolah berkata 'Siapa lo? Ribet amat'

"Gak usah sok baik deh"

"Gue bukannya sok baik, Van. Yaudah kalau lo gak mau ngambil. Gue gak maksa lo. Gue taro di kolong meja lo ya. Nanti kalo lo laper makan aja. Jangan ditahan kalo laper, Van. Tenang aja, gak ada racun nya kok" Maureen meletakkan sebungkus roti coklat itu di dalam kolong meja Arvano, berharap Arvano akan memakan roti coklat tersebut. Entah mengapa namun Maureen dapat menangkap seberkas cahaya yang terkesan menyedihkan dari cahaya hitam pekat yang dipancarkan dari kedua bola mata Arvano.

"Kalo capek, istirahat aja. Gak usah belajar mulu, Van. Segala sesuatu yang dipaksain tuh gak baik. Kan sekarang lagi istirahat. Kalo ada apa-apa cerita aja sama gue, gue kan temen sebangku lo sekarang" Maureen menyengir yang sukses menampilkan gigi putihnya. Mata coklat pekatnya melengkung sempurna seperti bulan sabit yang menyinari malam. Begitu indah dan tenang. Melengkapi bintang-bintang yang menyinari bumi. Cahaya yang dipancarkan dari bola matanya seperti cahaya matahari. Terang, namun menghangatkan hati siapa saja yang melihatnya.

Stay [Completed]Where stories live. Discover now