Bagian 8

6.7K 350 0
                                    

Velo PoV

Aku menikmati makan siang ku bersama Dera di sebuah restoran Jepang yang tak jauh dari Central Medika. Kami baru saja menjenguk Aprill yang baru saja melahirkan bayi perempuan yang sangat cantik.

Di hadapanku saat ini Dera memakan makanannya dalam diam, ia tidak berkata apa apa sejak kami keluar dari rumah sakit, entah apa yang sedang dipikirkannya saat ini.

Aku menahan senyumku saat mengingat kembali rentetan kebersamaan ku dengan Dera hari ini.
Entah sudah berapa kali aku menyentak gadis itu, Dera terlihat selalu gugup saat berhadapan denganku, ia juga kerap kali menundukkan kepalanya.

Sesungguhnya aku tidak bermaksud bersikap kasar padanya, aku hanya tidak tau bagaimana harus memulai percakapan yang normal dengannya. Karna saat melihat Dera isi kepalaku tiba tiba saja menjadi kosong... blank... entah kemana isi otakku itu menguap.

Amanda benar, Dera berbeda... ia berbeda dengan wanita wanita yang pernah aku temui. Itulah sebabnya aku tidak tau harus bersikap seperti apa saat sedang bersama dengannya. Akhirnya aku malah menampakan tamengku di depannya, menampakan karakter dingin juga keras.

Ada sesuatu yang janggal yang aku rasakan saat melihat Dera dan Rangga berpelukan di rumah sakit tadi. Entah kenapa tiba tiba saja aku merasa kesal, aku tidak suka Rangga memeluk erat tubuh Dera. Aku seperti ingin... marah??

"Kamu mau nambah lagi??" Aku mencoba mencairkan suasana saat ini.

"Tidak pak, terima kasih..." ucap Dera sambil menggeleng pelan.

Benarkan apa yang ku katakan tadi... kini aku tidak tau harus berkata apa lagi padanya. Otakku tidak bisa bekerja seperti biasanya.

"Apa jadwal ku setelah ini Dera??" Tanyaku lagi setelah aku tidak bisa mendapatkan lagi bahan pembicaraan yang tepat.

Dera langsung mengambil tab dari dalam tasnya, "Tidak ada pak..."

"Baiklah, kamu temani saya kembali ke apartemen... bantu saya menyiapkan keperluan untuk perjalanan ke Lombok besok..."

Ku lihat Dera ternganga menatapku tanpa ekspresi, lihat... betapa lucunya wajah Dera saat ini.

"Kenapa kamu melihat saya seperti itu??"

"Eh tidak pak... maaf..." katanya tergagap sambil menundukan kepalanya dan memasukan kembali tab nya kedalam tas.

"Saya tau kamu baru empat hari bekerja, tapi seperti yang pernah saya sampaikan, kamu harus ikut menemani saya dalam setiap perjalan bisnis yang saya lakukan atau pun pertemuan pertemuan di luar kantor..."

Aku dapat menangkap kegelisahan pada diri Dera, beberapa kali ia membenarkan letak duduknya.

"Apa ada yang salah dengan perkataan saya Dera??"

"Tidak pak..."

"Apakah Aprill belum mengatakan hal ini padamu??"

"Hm, belum pak..."

"Tidak apa apa, tapi sekarang kamu sudah tau dan saya harap kamu tidak usah banyak pertimbangan lagi..."

"Iya pak..."

"Atau kamu ada urusan di kampus yang harus di selesaikan??"

"Tidak pak, tidak ada..."

"Bagus..."

Aku merasa kesal melihat Dera menjawab pertanyaan ku dengan singkat singkat. Apakah dia tidak bisa memberikan jawaban yang panjang?? Segugup itukah dia berhadapan dengan ku??

Akhirnya dengan kasar aku langsung berdiri dari duduk ku, meletakkan beberapa lembar uang untuk membayar makanan kami dan berjalan mendahului Dera keluar dari restoran.

Kupu Kupu Liarku (COMPLETED)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin