Epilog

6.7K 244 0
                                    

Author PoV

Amanda duduk di sebuah sofa hitam menatap Dera yang sedari tadi sibuk mencoba gaun pengantinnya.

Sebuah gaun berwarna putih mengembang dengan pita melingkar di pinggangnya dan bagian punggung yang terbuka membuat siapa pun yang melihat Dera pasti setuju bahwa gadis itu terlihat cantik dan mengagumkan.

"Kau terlihat cantik dengan baju itu..." ucap Amanda yang dibalas Dera dengan sebuah senyuman.

"Velo pasti akan terkagum kagum melihat mu nanti..."

Wajah Dera merona membayangkan hari bahagianya dengan Velo nanti, jantungnya berdegup kencang tak beraturan, tak sabar rasanya menunggu hari itu tiba.

Setelah hampir satu jam menghabiskan waktu di butik Amanda mengajak Dera beristirahat sejenak ke sebuah coffee shop. Mereka memesan espresso dan beberapa potong brownies almond.

"Aku sangat bahagia akhirnya kau akan menikah dengan kakakku..." Amanda menyesap perlahan isi cangkirnya.

"Dia beruntung mendapatkan mu..." ujarnya lagi.

Amanda bingung melihat wajah Dera yang tiba tiba murung, "Ada apa Dera...?? Apa ada yang salah dengan perkataan ku...??"

"Tidak Amanda..." Dera menggeleng cepat. "Kau tau, aku tidak sebaik yang kau pikirkan..."

"Apa maksud mu...??"

Satu helaan nafas panjang keluar dari mulut Dera, "Dulu aku adalah wanita penghibur. Bahkan aku mengenal Velo karna dia pernah menjadi tamu ku..."

Nyaris saja Amanda tersedak mendengar pengakuan Dera itu,"Aku sudah tau semuanya..." ucapnya santai. Tangannya kembali mengambil sepotong brownies.

Dan kali ini gantian Dera yang merasa syok. Dirinya seperti terhempas dari tempat yang paling tinggi mengetahui kenyataan bahwa Amanda sudah tau tentang dirinya bahkan sebelum ia menceritakannya.

"Bagaimana bisa- ..."

Amanda sungguh tidak bisa menahan tawanya melihat ekspresi Dera sekarang. Kedua mata gadis itu membulat sempurna, wajahnya sedikit memerah bahkan ia sampai lupa menutup mulutnya yang setengah terbuka.

"Velo sudah menceritakan padaku Ra... sebelum kau menginap di rumah ku malam itu..." Amanda mengelap pelan sudut bibirnya dan terkekeh melihat ekspresi wajah Dera yang belum juga berubah.

"Dan kau menerima ku begitu saja...??" Tanya Dera terbata.

"Kenapa aku harus menolak...?? Aku mendukung siapa pun wanita yang kakak ku pilih. Aku percaya ia bisa mendapatkan wanita yang baik untuknya..."

"Tapi aku bukan wanita baik baik..." suara Dera terdengar lirih.

"Ya ampun Dera, Velo memilih mu karna kepribadian mu bukan karna siapa kamu..." Amanda menggenggam erat sebelah tangan Dera yang tergeletak di atas meja. "Kau yang terbaik... percaya itu..."

Senyum Amanda terasa menghangatkan hati Dera, ia tidak tau mengapa tapi diam diam hatinya bersepakat dengan apa yang Amanda ucapkan.

"Amanda, hm... apa kau tau apa yang telah terjadi pada diriku di masa lalu...?? Maksudku alasan ku melakukan terapi dengan Nathalie..." Ragu ragu pertanyaan itu terucap oleh Dera.

"Tidak... itu adalah bagian dari privasi pasien Nathalie. Kau tau maksudku... kami tidak bisa membocorkan apa yang terjadi pada pasien kami kepada orang lain tanpa seijin pasien itu sendiri..."

"Walaupun kami adalah sahabat baik..." Amanda meneruskan kalimatnya dengan cepat saat ia melihat Dera akan menyela perkataannya.

"Hm, apa kau mau tau cerita di masa lalu ku...??"
Tanya Dera lagi.

Kupu Kupu Liarku (COMPLETED)Where stories live. Discover now