Bagian 38

4.7K 292 1
                                    

Author PoV
...

Velo melangkahkan kakinya dengan ringan memasuki Wiratama Group. Dua hari yang dilaluinya bersama Dera di Bandung kemarin masih terus melekat dalam ingatannya.

"Apa saja yang telah terjadi selama dua hari kemarin sehingga membuat mu berseri seri seperti ini hah...??"

Velo terkejut mendapati Erlangga telah berada di dalam lift yang sama dengannya.

"Sejak kapan kau berada di sini...??" Velo memincingkan kedua matanya, menatap Erlangga yang berdiri di sebelahnya.

"Wow, kau melamun rupanya..." ucap Erlangga sambil menekan tombol di panel lift.

"Tungguuu..." sebuah tangan terlihat mencoba menahan pintu lift yang mulai tertutup.

"Dera..." ucap Velo saat melihat siapa yang kemudian masuk dengan cepat.

"Thanks God, terimakasih pak Erlangga..." Dera sambil sedikit terbungkuk mengatur nafasnya.

"You're welcome Dera..." Erlangga tersenyum dan kembali menekan tombol panel lift.

"Mengapa kau berlari lari seperti itu...??"

Tubuh Dera terhuyung ke belakang mendengar suara khas milik Velo.

"Astaga, Velo... eh, pak Velo..." ralat Dera saat ia menyadari tak hanya ada dirinya dan Velo di dalam lift itu.

Erlangga tersenyum simpul mendengar ucapan Dera, ia menutup mulutnya dan bersandar di dinding lift. Dan Velo yang melihat reaksi sahabatnya itu hanya mendengus pelan, ia bisa menebak yang ada di pikiran Erlangga saat ini.

"Untuk apa kau berlari, jam masuk kantor masih dua puluh lima menit lagi..." ujar Velo tanpa memperdulikan Erlangga yang sepertinya sudah menyimpan banyak kata kata dalam mulutnya.

"Maaf pak... hm, saya... saya..." Dera tergagap sambil memegang erat sebuah paper bag hitam dengan kedua tangannya.

"Kau tau kan berbahaya berlarian menggunakan sepatu seperti itu...??" Velo menunjuk heels berwarna nude di kaki ramping Dera. Matanya menelisik tubuh Dera dari atas hingga bawah.

"Yaa, hm... saya tau..."

Dera benar benar merasa panas berada di dalam lift ini. Bagaimana tidak, ia tengah berada bersama dua orang petinggi perusahaan ini, yang satu adalah ceo dan yang satunya lagi salah satu direksi utama. Belum lagi kalimat demi kalimat yang meluncur dari mulut Velo seperti seorang guru yang sedang memarahi muridnya.

Yang bisa Dera lakukan sekarang adalah menundukkan kepalanya dalam dalam untuk menyembunyikan wajahnya yang mulai memerah.

Ting

Lift berhenti di lantai 25.

"Hei, ruangan mu ada di bawah..." ucap Velo sinis saat melihat Erlangga masih berada di dalam lift.

"Aku ada meeting dengan divisi pemasaran pagi ini..."

"Owh... ayo Dera..." tanpa berbasa basi Velo langsung menarik tangan Dera keluar dari lift.

Erlangga yang melihat pemandangan di depannya itu sempat terkesima untuk beberapa detik lamanya namun setelahnya ia terkikik menyadari apa yang dilakukan Velo pada sekretarisnya barusan.

♠♠♠♠♠

Ceklek

Velo menutup pintu ruangannya, mendorong pelan tubuh Dera ke belakang pintu dan mengunci tubuh gadis itu dengan kedua tangannya.

Paper bag dan tas yang berada di tangan Dera terjatuh begitu saja ke lantai saat wajah Velo berada tepat di depan wajahnya. Bahkan ia dapat merasakan ujung hidungnya dan hidung Velo bersentuhan.

Kupu Kupu Liarku (COMPLETED)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin