Bagian 37

4.7K 257 3
                                    

Velo PoV

Saat membuka pintu kamar mandi aku terperangah melihat Dera yang sedang duduk di depan meja rias sambil menyisir rambutnya. Dera terlihat fresh setelah mandi. Wajahnya dipoles make up tipis dengan lipstik berwarna merah muda menghiasi bibirnya. Dera sangat cantik mengenakan mini dress berwarna soft tosca yang aku pilihkan untuknya semalam. Baju itu terlihat sangat pas melekat di tubuh ramping Dera.

Setelah mengatur nafas aku melangkahkan kaki menuju ranjang bermaksud mengambil pakaian ku yang masih berada di dalam paper bag. Ekor mata ku menangkap Dera tengah memandangi ku lewat cermin, aku tidak tau apa yang ada dipikiran gadis itu namun aku melihat perlahan wajah Dera memerah.

Prak

"Are you okay...??"

Aku mengernyitkan dahiku melihat Dera meletakan sisir ungu di tangannya dengan sedikit kasar, ia nampak gelisah namun matanya tak lepas memandang ku lewat cermin.

"Dera..."

"Ya... ya... everything is okay..."

♠♠♠♠♠

Sudah hampir lima belas menit Dera berdiri menatap keluar jendela. Wajahnya begitu sendu, walaupun begitu tidak bisa menutupi kecantikan yang dimilikinya.

"Maaf, sepertinya acara jalan jalan kita terpaksa tertunda..." ucapku sambil ikut berdiri di sampingnya.

"Tidak apa apa pak Velo... kita tidak bisa memprediksi cuaca bukan...??" Aku bisa melihat Dera memaksakan senyum di wajahnya itu.

"Hm, pak Velo... saya... maafkan saya telah merepotkan bapak..."

Aku menghela nafasku pelan dan menarik tangan Dera mengajaknya duduk di atas sofa.

"Dengar, aku tidak tau apa yang terjadi pada mu semalam... yang ku lihat, kau bermimpi buruk dan kau begitu ketakutan..."

"Kau tidak perlu memaksakan dirimu untuk menceritakan semuanya padaku... tapi jika suatu saat kau butuh teman bicara, datanglah padaku..."

Dera membalas genggaman tangan ku dan itu sungguh membuat hatiku menghangat. Aku sangat bersyukur Dera tidak menghindariku.

"Terimakasih pak Velo..." ucapnya sambil tersenyum.

"Terimakasih kembali..."

Aku dan Dera menikmati keheningan di antara kami, Dera pun tidak melepaskan tangannya dari genggaman ku.

"Dera, bolehkan aku meminta sesuatu padamu...??"

"Ya...??"

"Jangan panggil aku dengan sebutan bapak... kau tau, itu membuatku tidak nyaman..."

Dera langsung memiringkan tubuhnya sedikit menghadap ku.

"Tapi, memang harus seperti itu saya memanggil pak Velo... bapak adalah atasan saya..."

"Ya, aku mengerti, tapi... kau tau, aku tidak ingin ada jarak diantara kita... panggil aku Velo, anggap saja aku adalah teman mu..."

Entah apa yang lucu dari perkataan ku tapi Dera terkekeh pelan dan memalingkan wajahnya.

"Ada apa...??" Tanya ku heran.

"Pak Velo, sungguh tidak pantas jika saya memanggil bapak hanya dengan nama saja..."

"Siapa yang bilang...??"

"Yaa, orang orang di luar sana... karyawan yang lainnya... juga keluarga bapak... pasti mereka akan berfikir seperti itu..."

Kupu Kupu Liarku (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang