Bagian 23

4.9K 267 1
                                    

Author PoV

Velo gelisah dalam duduknya, secangkir moccacino dan sepiring croisant yang tersaji di depannya belum di sentuhnya sama sekali. Berkali kali ia menatap ke arah pintu masuk menunggu kedatangan Sarah.

Cafe ini masih sepi dari pengunjung mungkin karna hari masih pagi dan cafe baru saja buka. Velo dapat bernafas lega setidaknya tidak akan banyak orang yang memperhatikan dirinya dan Sarah berbincang nanti.

20 menit kemudian seorang gadis memakai mini dress kuning memasuki cafe dengan cepat.

Velo yang melihat kedatangan Sarah langsung berdiri dan menyambut gadis itu.

Beberapa pegawai laki laki di cafe sempat mencuri pandang ke arah Sarah. Bagaimana tidak, minidress yang di pakainya panjangnya tidak sampai setengah paha. Bagian bawah gaunnya melambai lambai seiring langkah kaki jenjangnya. Heels putih yang dipakainya menimbulkan bunyi yang terdengar nyaring karna bergesekkan dengan lantai kayu. Belum lagi lipstik merah menyala yang mewarnai bibirnya menambah keseksian pada diri Sarah.

"Maaf membuat mu menunggu..."

Sarah duduk di depan Velo, bagian bawah gaunnya tersingkap memperlihatkan pahanya yang putih menggoda.

Namun sayang, Velo tidak tertarik akan hal itu.

"Tidak apa apa Sarah... bagaimana Dera...??"

"Ia sedang membantu pegawai ku merapihkan baju yang ada di butik. Setidaknya hal itu bisa membuatnya sedikit sibuk. Setelah ini aku akan mengantarnya pulan, mami pasti sangat mengkhawatirkan Dera..."

Sebelum memulai pembicaraan Sarah memesan segelas strawberry smothies kepada pelayan cafe.

"Jadi, apa yang terjadi pada Dera...??" Sarah terdengar tidak sabar menunggu cerita ku.

"Sebenarnya, apa yang pernah terjadi pada Dera,Sarah...??"

Sarah tersentak mendengar pertanyaan Velo.

"Apa maksud mu...?? Kau bukannya menjawab pertanyaanku tapi malah mengajukan pertanyaan lain..." ujar Sarah sedikit kesal.

"Kemarin saat aku menjemput Dera di kampusnya aku berniat mengajaknya makan malam di rumah ku atas undangan adikku. Diperjalanan kami sempat sedikit berdebat..."

Sarah menahan nafas mendegar cerita Velo. Ia memekik pelan saat Velo menceritakan tentang Dera yang histeris dan ketakutan.

"Adikku adalah seorang psikolog, dia tau apa yang terjadi pada Dera hanya dengan mengamatinya. Dera depresi Sarah, ada trauma dari masa lalunya yang membuatnya seperti itu... Adikku menyarankan agar Dera segera mendapat penanganan yang tepat, dia butuh terapis untuk menyembuhkan rasa traumanya itu..."

Percakapan mereka terhenti saat pelayan membawakan minuman pesanan Sarah.

"Tolonglah Sarah, aku perlu tau apa yang terjadi pada Dera di masa lalunya..."

Sarah memainkan kuku kuku jari tangannya yang dihiasi warna merah.

"Untuk apa kau mengetahui masa lalu Dera...?? Kau bukan siapa siapanya, kau hanya atasannya..."
Velo bisa melihat kalau Sarah keberatan menceritakan tentang diri Dera padanya. Velo memaklumi hal itu, ucapan Sarah pun benar, Velo bukan siapa siapa Dera dan sebetulnya Velo pun tidak punya hak untuk tau tentang kehidupan Dera.

Tapi kali ini kasusnya berbeda...

Velo telah melihat sendiri Dera bagaimana histeris dan menangis ketakutan. Hal itu menimbulkan rasa lain di hati nya, ia ingin melindungi Dera, Velo ingin Dera bisa melupakan traumanya.

Kupu Kupu Liarku (COMPLETED)Where stories live. Discover now