Bagian 50

5.3K 245 5
                                    

Velo PoV

Setelah menunggu cukup lama akhirnya Aprill keluar dari kamar menghampiri ku dan Rangga yang telah menunggunya di ruang tamu.

"Bagaimana...??" Tanya ku tak sabar.

"Dia sudah tenang... dan jauh lebih baik..." kata Aprill sambil duduk disamping Rangga.

"Oh syukurlah... terima kasih Aprill..."

"Saya memang harus melakukan ini, untuk Dera... juga untuk anda pak Velo... saya sudah berbicara dengan Dera mencoba meyakinkannya dan mungkin setelah ini dia akan menceritakan banyak hal yang terkait dengan masa lalunya pada bapak... namun saya minta satu hal, apa pun yang Dera ceritakan nanti tolong pak Velo jangan sedikit pun menghakiminya..."

"Apa maksud mu...??"

"Dera sudah melalui masa masa pahit dalam hidupnya... alasan mengapa trauma itu selalu membayanginya adalah karna ia tidak pernah berbicara mengenai hal itu pada orang lain kecuali saya... itulah mengapa kejadian buruk di masa lalu Dera selalu membayangi hidupnya...

Seberat itukah beban yang di pikul Dera selama ini...??

"Baiklah... aku berjanji..."

"Kalau begitu kami pamit pulang dulu..." Aprill berdiri dan meraih tas tangannya yang ada di atas meja. "Tolong jaga Dera baik baik..."

"Pasti... dan terimakasih karna kalian berdua telah bersedia datang..."

♠♠♠♠♠

Ceklek

Aku membuka pintu kamarku dengan hati hati dan ku lihat di sana Dera sedang berdiri di depan cermin sambil menggelung rambutnya.

"Sudah merasa baikan...??" Aku menghampirinya dan berdiri satu meter di belakangnya.

"Ya..." ucap Dera.

"Apa kau lapar...??" Aku melangkah maju hingga kini aku berdiri tepat di belakang Dera.

"Belum... kau sudah lapar...??" Ia menatap ku lewat cermin.

"Sepertinya begitu... aku akan memesan makanan..."

"Tidak usah..."

Dera membalik tubuhnya dengan cepat hingga kini kami saling berhadapan.

"Aku akan memasak untuk mu..." ucapnya.

"Baiklah..."

Dan bagai terkena mantra sihir darinya tubuh ku langsung mematung saat Dera mendaratkan sebuah kecupan kecil di sudut bibir ku sebelum ia keluar meninggalkan kamar ini.

Ciuman tiba tiba itu membuat ku kehilangan akal selama beberapa detik lamanya.

Aku terdiam seperti orang bodoh.

"Oh astaga..." tangan ku menyentuh bekas kecupan Dera tadi.

Hanya ciuman kecil Velo, mengapa kau begitu memikirkannya...??

Aku memutuskan mengganti pakaian ku dengan sebuah kaos hitam dan celana boxer sebelum akhirnya aku turun menemui Dera yang saat ini pasti sudah berada di dapur.

Di dapur aku melihat Dera sedang asik berkutat dengan bahan makanan dan peralatan masaknya. Hanya dengan melihatnya dari belakang seperti ini saja jantung ku terasa berdebar debar.

Tanpa menimbulkan suara aku memutuskan mendekat dan duduk di depan meja bar.

Saat ini Dera terlihat sangat menggairahkan juga sexy.

Bagaimana tidak, baju yang dikenakannya, piyama biru donker sialan itu bahkan panjangnya tak sampai menutupi seluruh bagian belakang tubuhnya.

Kupu Kupu Liarku (COMPLETED)Where stories live. Discover now