Bagian 3

8.1K 365 1
                                    

Dera POV
...

Aku membaringkan tubuh ku di atas ranjang, sambil menatap langit langit kamar ku aku kembali mengingat pertemuan ku dengan laki laki yang tadi menjadi tamuku.

Velo...

Jadi dia yang selama ini banyak diperbincangkan kaum hawa... laki laki tampan yang sukses di usia mudanya... laki laki dengan limpahan harta yang kabarnya tidak akan habis hingga tujuh turunan.

Katakanlah aku ini ketinggalan berita... tapi sungguh, aku memang tidak tau tentang sosok seorang Marvelo Wiraditama. Aku hanya mendengarnya dari kasak kusuk teman teman ku yang tinggal di sini. Tidak sedikit dari mereka yang berharap bisa menghabiskan satu malam bersama Velo di atas ranjang.

Gila...

Pikiranku kembali melayang...

Dari sekian banyak laki laki yang menjadi tamuku, Velo terlihat paling berbeda.

Hampir tiga jam pertemuan kami di Sunshine Hotel tadi hanya dihabiskan dengan kebisuan. Baik aku maupun Velo sama sama saling diam, dia hanya menanyakan nama ku, dan yang lebih mencengangkan ia sama sekali tidak menyentuh ku.

Velo berbeda...

Dadaku terasa sesak saat tadi Velo mencoba memberikan ku sejumlah uang sebagai tips. Aku langsung tersinggung dengan apa yang ia lakukan.

"Bukankah kamu terbiasa menerima tips seperti ini??"

Kalimat itu terngiang di kepalaku...

Aku merasa tertampar dengan perkataannya, aku merasa seperti... terhina?? Tapi kenapa aku jadi sensitif seperti ini??

Dia benar...

Ya... tidak salah memang jika Velo memandang ku rendah seperti itu.

Sadarlah Dera...

Sadarlah siapa kamu sebenarnya...

Tapi sungguh hati kecilku tidak menginginkan jika Velo memandangku rendah atau murahan. Aku tidak ingin terlihat nista di depannya.

♠♠♠♠♠

Author POV
...

"Jangan... aku mohon... lepaskan aku..." gadis kecil itu menangis sambil memeluk erat tasnya, tubuhnya telah tersudut di tengah papan jungkat jungkit.

Ari mata membanjiri wajahnya, ia sangat ketakutan melihat seringai laki laki di depannya.

"Tidak..." gadis itu memejamkan matanya, tubuhnya bergidik merasakan tangan yang membelai wajahnya.

"Ssstt, jangan menangis sayang... aku hanya ingin bermain main sebentar denganmu..."

Kini tangan besar itu mulai menjelajahi tubuhnya, memainkan payudaranya... menjelajahi perut halusnya.

"Jangan..." gadis itu merapatkan tas yang berada di dekapannya ke tubuhnya, berusaha menghalau tangan itu agar tidak menyentuhnya semakin jauh.

Sambil menangis ia terus saja berdoa semoga ada yang bisa menolongnya saat ini.

Papa, aku takut... papa tolong...

Ia terus menjerit di dalam hatinya.

Tiba tiba gadis itu merasakan sesuatu mengusap inti dirinya dari luar celana dalamnya. Ia terus saja menangis dan memejamkan matanya erat.

Tak lama kemudian dapat dirasakan olehnya tangan laki laki itu kini telah masuk ke balik celana dalamnya.

"Akh..." ia menjerit kecil merasakan jari itu mengelus clitorisnya.

Kupu Kupu Liarku (COMPLETED)Where stories live. Discover now