Adras Valtores-putra tunggal dari dua keluarga berbeda profesi. Dingin, berbahaya, dan nyaris tak memiliki belas kasihan. Tapi hidupnya berubah ketika sebuah insiden kecil di sekolah mempertemukannya dengan Aluna-gadis biasa yang tanpa sadar menarik...
"Tuan Jarot menunjukkan tanda-tanda kesadaran, saat ini kami tengah melakukan pemeriksaan."
"Ada beberapa bagian vital yang mengenai otaknya hingga bisa kami pastikan Tuan Jarot mengalami amnesia sementara."
"Kami telah memindahkan Tuan Jarot ke rumah sakit khusus yang sudah kamu siapkan. Kami pastikan keamanannya terjamin."
Adras kembali mengingat pembicaraannya beberapa saat lalu dengan dokter Jarot. Kini pada malam hari ini, Adras membawa Aluna ke pantai untuk sekadar kencan.
Namun sayangnya harus berakhir sebelum enam puluh menit mereka menginjakkan kaki di pantai. Aluna terus merengek padanya untuk bertemu Jarot.
Sialnya, Adras tak bisa untuk sekadar menolak, laki-laki itu mengiyakan dan berakhir mereka duduk di dalam mobil, menuju rumah sakit tempat Jarot dipindahkan.
Aluna mengelus bulu tebal Bibo yang tertidur di pangkuannya. Hanya anjing itu yang mampu meredam kegelisahan Aluna sejak di mobil.
Aluna menoleh menatap Adras yang fokus menyetir dengan satu tangan, tangannya yang lain diletakkan di jendela mobil.
Biasanya Adras akan mengusap pahanya atau sekadar pembuka pembicaraan acak, namun malam ini laki-laki itu terlihat murung.
"Mungkin karena date kita batal," pikir Aluna sebelum kembali menundukkan kepalanya menatap Bibo.
Setelah beberapa saat menempuh perjalanan Adras menghentikan mobilnya di sebuah rumah sakit besar. Pengawal di setiap sudut kontan menunduk hormat saat Adras keluar dari mobil.
Laki-laki itu memutari mobil lalu membukakan pintu untuk Aluna. Adras mengulurkan tangannya lalu disambut baik oleh Aluna, tak lupa gadis itu membawa Bibo dalam gendongannya.
Seorang dokter kepercayaan keluarga Valtores melangkah mendekati Adras lalu berbicara menggunakan bahasa Italia.
Tentu saja agar Aluna tak mengerti.
"Jarot si è svegliato e, alla fine del 2003, ha avuto una temporanea perdita di memoria. Jarot ha dichiarato di essere ancora con sua moglie e di non avere figli." Jarot sudah siuman, dan mengalami hilang ingatan sementara di akhir tahun 2003. Jarot mengaku ia masih bersama istrinya dengan tak ada memiliki anak.
Adras mengumpat pelan saat mendengar penjelasan dokter, bisa dipastikan Aluna akan sangat sedih mendengar sang ayah tak mengingatnya.
Dan Adras baru mengingat ibu Aluna, kemana wanita itu? Saat asisten pribadinya mencarikan identitas Aluna. Ibunya tak ada dalam penjelasan.
"Concentratevi sulla stabilizzazione del paziente e lasciate che prenda io le decisioni." Fokuskan untuk menstabilkan pasien, dan biarkan saya mengambil alih keputusannya.
Aluna yang berjalan di samping Adras menoleh saat mendengar suara berat Adras yang berbicara menggunakan bahasa Italia dengan begitu fasih.
Dokter yang berjalan di belakang Adras mengangguk patuh lalu berjalan lebih dulu untuk menyiapkan semuanya.
"Gimana sama ayah, Dras?" tanya Aluna mendongak menatap laki-laki itu.
"Nanti aku jelasin," Adras menunduk lalu mengecup pipi Aluna. Tangan kekarnya melingkari pinggang gadis itu.
****
Udara di rooftop rumah sakit ini terasa sangat dingin, tubuh Aluna yang hanya terbalut dress tanpa lengan itu tak ayal membuat Aluna kedinginan.
Adras melangkahkan kakinya mendekati Aluna dengan tangan yang menenteng selimut tipis, laki-laki itu baru selesai berbicara dengan dokter.
Adras meletakkan selimut itu di pundak Aluna lalu memeluk gadisnya dari belakang. "Selesai masalah ini kita pindah ke UK," bisik Adras tepat di samping telinga Aluna.
Adras meletakkan dagunya di pundak Aluna, sesekali mengecup ceruk lehernya. "Tapi kapan semua masalahnya bakal selesai, Dras?" tanya Aluna lirih.
"Kamu cukup patuh sama aku, sisanya biar aku yang urus." Adras menatap wajah Aluna dari samping. Tangan kekarnya mengusap perut rata Aluna naik-turun.
"Ayah aku enggak inget sama anaknya sendiri," kekeh Aluna dengan perasaan sesak di dadanya.
"Cuma sementara sayang..."
"..."
"Mau ketemu Bibo hm?"
Sial, Adras tak kuasa menatap wajah sendu Aluna, hatinya seakan ikut teriris melihat wajah sedih gadisnya.
Tak ada jawaban dari Aluna, membuat Adras menegakkan punggung tegapnya lalu membawa Aluna dalam pelukannya.
"Aku janji, selesai ini kita pindah ke UK. Hidup damai di sana sayang," bisik Adras menenangkan.
"Aku tahu profesi keluarga kamu, Dras. Mustahil bisa hidup damai."
Deg
"Rasa cinta aku sebesar itu sampai aku menerima semua risikonya dekat sama kamu, Adras." Air sebening kristal jatuh membasahi baju putih yang Adras kenakan.
Adras pun tak luput dari rasa kagetnya, sejak Aluna diculik gadis itu benar-benar tak mempertanyakan identitasnya.
"Tapi...ini udah bikin ayah aku terseret Dras, tolong yakinin aku untuk terus sama kamu."
****
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
ADRAS VALTORES
Pagi brader, mungkin untuk beberapa hari kedepan gua ga up ya brader. kesepuluh jari gua pada sakit ga bisa ngetik/nulis
Doakan cepat sembuh agar kembali jumpa dengan Adras ya brader.