ADRAS V.A 26

2.1K 76 12
                                        

Hi brader, kita ketemu lagi..

Seperti biasa jika suka dengan bab ini jangan lupa tinggalkan jejak ya!

Happy reading.

*****

Aluna menatap ke luar balkon yang memperlihatkan halaman mansion. Mata yang mengarah pada matahari terbenam itu tak selaras dengan pikirannya yang melayang jauh.

Tentang serangan pada ayahnya.

Tentang penculikannya di Australia.

Tentang Harver dan Elisa.

Masalahnya kenapa banyak banget ya?” Aluna tersenyum sendu, bertanya pada dirinya sendiri. Ia pun tak tahu jawabannya.

Suara langkah kaki membuatnya menoleh. Adras keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk yang melilit pinggangnya. Rambutnya yang basah menetes di sepanjang dada bidangnya.

“Nginep di sini, ya?” pinta Adras sambil menunduk, mengecup sudut bibir Aluna.

“Iya," jawab Aluna pelan. Gadis itu mengangkat tangannya, mengusap rahang tegas Adras.

“Aku mau tau semuanya tentang kamu,” ucap Aluna ragu. Tangan yang hendak ia tarik ditahan oleh Adras.

“Mau tau tentang apa, sayang?” Adras mengecup telapak tangannya sebelum berdiri tegap.

“……”

Tak ada jawaban. Aluna mendongak menatap Adras yang kini bersandar di pembatas balkon.

Hatinya terasa nyeri. Ia merasa tidak benar-benar mengenal pacarnya sendiri. Bagaimana bisa anak pembantu justru lebih banyak tahu soal Adras?

Dan… kenapa Adras bilang hubungan mereka hanya kesalahpahaman kecil?

“Aluna,” panggil Adras dengan suara rendah, menatapnya seolah mengerti isi kepalanya.

“Mami bilang apa?”

“Ga bilang apa-apa.”

“Terus kenapa?”

“Aku cuma mau tau tentang kamu. Salah ya?”

“Mau tau tentang apa?”

“Apa aja.”

“Jawab yang bener.”

“Yaudah, ga jadi.”

Aluna berdiri, hendak berjalan pergi. Namun belum sempat, tangan Adras bergerak cepat dan tubuh kecil Aluna langsung masuk dalam rengkuhannya.

“Kenapa tiba-tiba gini?” alis Adras terangkat, satu tangannya mengusap punggung Aluna naik turun.

Aluna terdiam, mempertimbangkan sesuatu. “Aku udah kepikiran ini dari tadi.” Ia mendongak, menatap laki-laki itu.

“Kamu sadar ga? Semenjak kita pacaran, masalah bertubi-tubi datang.” Suaranya bergetar, matanya memerah.

Usapan Adras terhenti.

“Aku pikir, ada baiknya kita putus, Dras.” Aluna menunduk, ciut menghadapi aura yang langsung berubah dingin.

Adras tidak langsung membalas. Jemarinya mengangkat dagu Aluna, memaksa menatap netra tajamnya.

“Bilang sekali lagi.” Suaranya rendah namun menekan.

Jantung Aluna berdegup kencang. Ketakutan merayap. Ia tidak terbiasa menghadapi Adras yang seperti ini.

Gadis itu mencoba mundur, tapi tangan kekar Adras di pinggangnya menahan kuat.

“Aluna.” Suaranya terdengar rendah namun penuh intimidasi. “Semuanya udah beres. Apa lagi yang harus dipikirin?”

“Tapi…” Aluna menunduk, air mata menggenang.

“Liat gue, Aluna. Lo ga bicara sama lantai.”

Nada tegas Adras yang tidak biasa membuat hati Aluna mencelos dan terasa sakit.

Adras yang biasanya selalu bersikap begitu lembut dengan menggunakan nada rendahnya, sekarang menatap nya dengan tajam.

"Harusnya mikir sebelum ngomong, Al." Adras menunduk mencium ceruk leher Aluna sebelum melepaskan gadis itu. "Jangan bikin aku marah."

Cara bicara Adras telah berubah pertanda laki-laki itu berhasil mengontrol emosi nya.

Adras melangkahkan kakinya menuju walk-in closet untuk berpakaian, meninggalkan Aluna sendirian.

Aluna mengusap air matanya yang tiba-tiba menetes. Tenggorokannya terasa tercekat saat tak bisa memberikan perlawanan apapun.

****

Suara tawa sesekali terdengar di ruang tengah, Elisa dan Harver berbincang dengan begitu akrab. Evelyn yang juga ada disana sesekali terkekeh kecil saat mendengar cerita masa kecil Elisa.

Aluna yang berjalan disamping Adras menatap Harver. Gadis itu menyeringit saat mengenali hoodie yang Harver kenakan.

"Dras, itu bukan nya hoodie kamu?" Aluna menoleh menatap Adras.

"Biarin aja."

Deg

Biarin aja?

****

See u next part brader!

Siapa yang greget sama adras? komen di sni ya brader

by the way bagaimana dengan pagi kalian brader?

ADRAS V.A [ DAILY UPDATE ] Where stories live. Discover now