"Eugh.."
"Akhh Adras..."
"Enak hm?"
Aluna mendongak dengan mata terpejam, tangan nya menjambak rambut Adras yang bermain di lehernya, memberikan kecup kecupan mesra.
Di sisi lain satu tangannya bermain dibawah sana, bergerak cepat yang semakin membuat Aluna menggelinjang hebat.
Dada nya yang hanya terbalut bra hitam membusung, tubuhnya bergetar, mulut Aluna sedikit terbuka dengan rambut tebal Adras yang semakin ia jambak kuat.
"Ahh Adras..."
Aluna lemas setelah mengalami puncak kenikmatan yang Adras berikan, nafasnya terengah-engah, pelipis dan lehernya mengkilat oleh keringat.
Adras mengusap keringat di pelipis Aluna, lalu membuka kaki gadis yang berada dalam kungkungan nya itu lebih lebar. Adras menekan area pinggulnya di area kewanitaan Aluna.
"Kita gesek ya?" Adras menatap Aluna penuh permohonan.
"Jangan dimasukin..." Air mata Aluna menetes merasakan kenikmatan yang menggantung.
"Iya sayang..."
"Shh Aluna." Adras mendesis pelan saat merasakan hangatnya milik Aluna.
Drttt
Adras membuka matanya lalu mengumpat pelan saat menyadari itu hanya mimpi. Adras menyambar ponselnya yang bergetar, lalu mengangkat panggilannya.
Di sisi lain, Aluna tengah berada di dapur apartemen Adras. Mereka memutuskan untuk bolos ke apartemen laki-laki itu. Aluna yang meminta Adras menunggu di dalam kamar berujung Adras tertidur dan memimpikan mereka sedang berhubungan badan.
Aluna tersentak pelan saat Adras memeluknya dari belakang. "Masak apa?" Tanya laki-laki itu, meletakkan dagunya di pundak Aluna.
"Nasi goreng, suka enggak?" Tanya Aluna, masih fokus pada nasi goreng yang hampir jadi itu.
"Suka sayang..."
Tangan kekarnya mengusap perut rata Aluna dibalik celemek itu. Sesekali memberikan kecupan singkat di leher gadisnya.
Aluna menggeliat pelan, berusaha mendorong Adras menjauh.
"Adras, stop it." Aluna mematikan kompornya lalu membalikkan badannya hingga mereka saling berhadapan.
"Apa sayang..." Adras menarik pinggang Aluna, mengikis jarak diantara mereka.
"Mau sex ngga?" Tanya Adras tiba-tiba.
Aluna membelalakkan matanya lalu memukul dada bidang Adras dengan kesal.
"Enggak jelas banget tiba-tiba mau sex."
Adras terkekeh kecil lalu mengecup pipi Aluna sebelum melepaskan gadis itu.
Adras mendudukkan dirinya di atas kursi, netra tajamnya mengamati Aluna yang tengah memindahkan nasi goreng ke dalam piring.
"Hati-hati sayang," Adras berdiri lalu mengambil alih, membawa kedua piring lalu meletakkannya di atas meja makan.
Lalu mereka duduk berdua, siap menyantap nasi goreng buatan Aluna. Saat Adras mencicipi nya Aluna menatap Adras dengan lekat. "Gimana enak ga?" Tanya Aluna penasaran.
Adras kembali mengambil satu suapan, lalu mengangguk. "Enak," jawabnya tulus.
Aluna tersenyum lega lalu ikut menyantap nasi gorengnya. "Nanti aku masakin menu lain," ucap Aluna.
"Kamu bukan pembantu sayang..."
"Mulai deh, ngga semua orang yang masak atau masuk dapur itu pembantu, Dras."
"Nanti luka."
"Aku masak bukan mau perang!"
Adras tersenyum tipis tak menjawab ujaran Aluna. Satu tangannya menggenggam tangan Aluna lalu dikecup nya dengan mesra. "Nanti pas lulus kita langsung nikah ya?" Tanya Adras mengalihkan pembicaraan.
"Aku mau kuliah, Dras..."
"Nikah sambil kuliah bisa."
Aluna menundukkan kepalanya, tak bisa menjawab pernyataan Adras.
"Siap ga siap, kita nikah."
Final Adras melanjutkan makannya.
****
Jam empat sore hari ini Adras memarkirkan mobilnya di depan mansion Elisa. Aluna menatap mansion megah di depannya tanpa ekspresi berlebihan. Ia tak begitu terkejut, karena baginya, mansion Elisa belum seberapa dibanding mansion super mewah di tengah hutan milik Adras yang pernah ia lihat.
"Aku gugup, Dras," Aluna menundukkan kepalanya, jari kecilnya saling memilin.
Adras tersenyum menenangkan. Tanpa ragu, ia melepas sabuk pengamannya. "Aku temenin," ujarnya seraya membuka pintu mobilnya dan melangkah keluar. Ia kemudian berputar, membukakan pintu mobil untuk Aluna.
Adras menarik pinggang Aluna, mengecup pipi gadis itu sebelum membawa Aluna memasuki mansion Elisa.
Diruang tengah Elisa tersenyum hangat saat mendapati Adras membawa seorang gadis cantik. Wanita berpendidikan itu berdiri lalu menyambut Aluna dengan begitu baik.
"Kamu cantik sekali, Aluna ya?" tanya Elisa membawa Aluna duduk di sofa panjang.
"Iya, Tante," jawab Aluna ragu-ragu.
Adras mendudukkan dirinya di single sofa, mengamati dua wanita yang dia cintai sedang mengobrol.
Seiring berjalannya waktu, kecanggungan Aluna mulai sirna. Elisa adalah wanita yang begitu ramah, membuat Aluna merasa nyaman mengobrol dengannya. Suasana pun berubah santai.
Di tengah obrolan mereka yang asyik, tiba-tiba Elisa menawarkan untuk membuat brownies bersama di dapur. Tentu saja Aluna tak menolak, dan Adras pun mengizinkan gadisnya pergi ke dapur bersama Elisa.
Adras melangkahkan kakinya menuju kamar setelah Aluna dan Elisa hilang dari pandangan. Ia menyeringit saat mendapati Harver duduk di kasur miliknya, memegang secarik kertas di tangannya.
Harver menoleh lalu tersenyum tipis. Gadis itu berdiri, berhadapan dengan Adras. Tinggi Harver hanya mencapai dagu Adras, nyaris sejajar. Ia mengangkat kertas di tangannya.
"Lo belum buka surat dari Billy, ya?" tanya Harver.
Aluna yang berdiri tak jauh dari tangga menyaksikan itu semua.
Adras tinggal seatap sama cewek?
Siapa ya dia?
Aluna menatap salad yang ia siapkan untuk Adras di dapur dengan tatapan sendu. "Buat gue aja deh, dia lagi sibuk sama cewek," gumam Aluna berbalik menuju dapur.
****
Kalau ga pegangan bisa karam nih kapal.
Jangan lupa vote & komen ya brader sekalian.
See u next part!
YOU ARE READING
ADRAS V.A [ DAILY UPDATE ]
Mystery / ThrillerAdras Valtores-putra tunggal dari dua keluarga berbeda profesi. Dingin, berbahaya, dan nyaris tak memiliki belas kasihan. Tapi hidupnya berubah ketika sebuah insiden kecil di sekolah mempertemukannya dengan Aluna-gadis biasa yang tanpa sadar menarik...
![ADRAS V.A [ DAILY UPDATE ]](https://img.wattpad.com/cover/403641579-64-k393895.jpg)