ADRAS V.A 32

2.1K 69 2
                                        

Pagi ini Aluna tengah duduk di atas kasur bersama anjing barunya.

‎Gadis itu sesekali tertawa riang saat anjingnya menyahut ucapan Aluna dengan gonggongannya.

‎Tubuh langsing Aluna telah terbalut seragam sekolahnya, rambutnya dibiarkan tergerai indah. Makeup tipis membuat wajah Aluna terlihat segar.

‎"Aku udah mikirin nama kamu semalaman," Aluna mengangkat anjing putih itu lalu menciuminya dengan brutal. "Mulai sekarang nama kamu Bibo, ya!"

‎"GUK GUK!" Bibo menyahut tak kalah semangatnya dengan Aluna.

‎Anjing putih itu gampang akrab dengan Aluna, mungkin karena kualitas dan cara perawatannya.

‎Aluna pun tak berani bertanya pada Adras berapa harga anjing itu. Sudah dipastikan harganya akan membuat kepala Aluna pusing tujuh turunan.

‎Ceklek

‎Aluna menoleh menatap Adras yang melangkahkan kakinya mendekati Aluna.

‎Adras pun sudah rapi dengan seragam sekolahnya yang dikeluarkan dan juga dua kancing teratasnya yang dibuka.

‎"GUK GUK!" Bibo lari dengan penuh semangat menghampiri Adras.

‎"Dia suka kamu tuh, kamu bisa panggil dia Bibo mulai sekarang." Aluna berdiri, menatap Adras yang jauh lebih tinggi darinya.

‎Adras bergumam sebagai jawaban, tangan kekarnya menarik pinggang Aluna hingga tubuh keduanya saling menempel.

‎"GUK GUK!!"

‎Bibo mendongakkan kepalanya menatap Adras dengan lekat.

‎"Bibo mau digendong sama kamu." Aluna menepis tangan Adras yang melingkari pinggangnya.

‎Gadis itu berjongkok lalu membawa Bibo ke gendongannya sebelum kembali berdiri menatap Adras dengan penuh permohonan.

‎"Gendong sebentar, ya? Pasti Bibo sedih kalau kamu cuekin dia..."

‎"GUK GUK..."

‎"Tuh! Bibo mau digendong Papa, ya?"

‎"GUK GUK!!"

‎Bibo menggonggong dengan penuh semangat di gendongan Aluna.

‎Di sisi lain, Adras menatap Aluna dengan tatapan tak mengerti. Adras mengulurkan tangannya.

‎Bukan, bukan untuk menggendong anjing itu melainkan kembali menarik pinggang Aluna.

‎"Lepasin anjingnya, udah mau telat ke sekolah, sayang." Adras berbisik pelan disamping telinga Aluna.

‎Cup

‎Adras mengecup ceruk leher Aluna sebelum melepaskan gadis itu.

‎"Gendong dulu Bibonya, Adras..." rengek Aluna dengan tatapan penuh permohonannya itu.

‎Sial, Adras menghela napas panjang sebelum mengangkat anjing putih itu ke gendongannya dengan satu tangan.

‎Lagi dan lagi Adras tak bisa menolak permintaan gadisnya itu.

‎"Puas, hm?"

‎"Puas, jangan lupa beliin susu kotak, ya."

‎Aluna tersenyum lebar hingga menampakkan deretan gigi putihnya yang rapi.

‎"Cium dulu, sayang..."

‎"Kalau aku cium, kamu mau beliin, kan?"

‎Adras bergumam sebagai jawaban, laki-laki itu membungkukkan punggung tegapnya, satu tangannya yang menganggur menarik tengkuk Aluna lalu diciumnya bibir gadis itu lembut namun penuh tuntutan.

‎Aluna mengalungkan kedua tangannya di leher kokoh Adras. Matanya terpejam, menikmati permainan laki-laki itu.

‎Sementara Bibo menggonggong pelan, matanya sedikit tertutup, mungkin mengantuk di gendongan hangat seorang Adras Valtores.

‎****

"Kepala sekolah kita diganti karena kasus yang lagi rame di base."

‎"Tapi beneran ga? Gue takut kalau itu cuma hoax."

‎"Beneran, gue ada videonya circle Prabu bagiin tuh video di base."

‎"Apa ada hubungannya sama Adras ya?"

‎"Duh, gue aja ga berani nyebut nama dia, salah dikit abis woy!"

‎"Menurut gue si iya, soalnya beberapa hari setelah Adras mukulin Mahen kasus ini di angkat."

‎"Serem, dia ga tanggung-tanggung."

‎Aluna meminum kotak susu ditangannya sembari berjalan. Bisik-bisik di koridor memenuhi SMA Rodriguez atau yang biasa disingkat sebagai SMARD.

‎Gadis itu tak memperdulikan semua topik panas yang sedang beredar di SMARD. Baginya perbuatan Mahen fatal hingga membuat simpati Aluna yang awalnya kasihan karena Adras memukulinya kini sirna ditelan oleh rasa jijik.

‎Aluna pikir Mahen adalah laki-laki baik yang tak berniat apapun padanya. Namun  saat Adras menjelaskan kejadian kemarin malam semua opini itu lenyap.

‎"YUHUUU BESTIEE!!" Hanna melambaikan tangannya, gadis itu berlari penuh semangat lalu memeluk Aluna dengan akrab.

‎"Lo harus liat topik panas di base SMARD!!" Hanna melepaskan pelukannya dari Aluna lalu buru-buru mengeluarkan ponselnya.

"Gue udah tau." Aluna berjalan lebih dulu lalu disusul oleh Hanna.

"Gue beneran nggak nyangka Mahen bakal bertindak sejauh itu..."

"TERUS KEPALA SEKOLAH KITA GAY?"

"Oh my God!!"

Hanna terus mengoceh disamping Aluna, sesekali Aluna menanggapi Hanna dengan sama excited nya.

Sesaat Aluna merasakan hatinya berdenyut sakit, ada perasaan tak nyaman menyelimuti dirinya.

"Semoga nggak ada masalah apapun lagi setelah ini, Tuhan."

****

Pagi brader.

Jujurly pagi ini memuakkan bgt brader, bayangin nih gua baru login wa tapi nomer gua keesokan harinya di banned (:

Kalau brader brader sekalian ada saran untuk gua biar ga gampang ke banned komen di sni ya brader

ADRAS V.A [ DAILY UPDATE ] Where stories live. Discover now