Adras melangkahkan kakinya menuju meja makan. Di sana Elisa sudah menunggu sejak 30 menit lalu.
Seminggu telah berlalu sejak kepulangan mereka dari Australia, juga sejak bunuh diri Alexander.
Kini, mansion Elisa tidak hanya diisi oleh Evelyn, sang pembantu, tetapi juga anaknya—Harver. Elisa memaksa Harver untuk tinggal bersamanya.
Harver adalah anak dari Evelyn. Setelah mengetahui Adras membayar lunas biaya pengobatan anaknya, Evelyn meminta Elisa menghubungi Adras. Ia berniat mengucapkan terima kasih secara langsung.
Pagi di hari Senin ini, Harver duduk bersama mereka di samping Elisa.
Adras dan Harver sudah siap dengan seragam sekolah masing-masing. Keduanya kini satu sekolah di lokasi baru, tempat para murid eks-SMA Yudistira melanjutkan pendidikan mereka. Harver sendiri sudah menjadi siswi di sekolah itu sejak lama berkat beasiswa yang ia dapatkan.
Adras mengambil sandwich miliknya, lalu memakannya dengan satu tangan. Punggung tegapnya bersandar di kursi.
"Mami baru tahu kamu beli apartemen," Elisa memulai obrolan sembari mengambilkan lauk pauk untuk Harver.
"Iya," jawab Adras singkat.
Di sisi lain, Harver sebisa mungkin menghindari tatapan Adras. Penampilan Adras selesai mandi sungguh menguji iman; rambutnya yang setengah basah dengan dua kancing teratas yang terbuka, memperlihatkan leher kokohnya.
Adras sama sekali tak berpakaian selayaknya siswa normal, tak memakai dasi dan baju seragam yang dikeluarkan.
"Tinggal di mansion aja, mami kesepian kalau kamu sering pergi," Elisa menatap Adras dengan tatapan khas seorang ibu.
Adras bergumam sebagai jawaban, sandwich-nya telah habis dimakan. Laki-laki itu kemudian mengambil apel di tempat khusus buah-buahan.
"Kenapa enggak jeruk?" Tanya Elisa menatap buah yang Adras ambil.
"Lagi pengen apel."
"Biasanya kamu suka jeruk."
"Sekarang lagi suka apel."
"Mami pikir suka Harver."
Sontak Harver yang ingin minum tersedak saat mendengar candaan spontan Elisa.
Elisa tertawa pelan lalu menepuk punggung Harver untuk menenangkan gadis itu.
"Jangan bicara omong kosong mi." Adras mengambil langkah menjauh dari sana.
"Mami yang paling tau kamu, Adras," gumam Elisa sebelum tersenyum tipis.
****
Saat ini di dalam mobil, Aluna menoleh ke luar jendela, mengabaikan paras tampan di sebelahnya.
Adras fokus menyetir, sesekali tangan beruratnya meremas paha Aluna.
"Apa sih, Dras?" Aluna menjauhkan tangan Adras yang perlahan menyelusup masuk.
Adras terkekeh kecil, lalu menoleh menatap wajah cantik Aluna.
"Mau dibeliin apa?" Tanya Adras setelah hening beberapa saat.
"Tiba-tiba?"
"Bilang, sayang, mau dibeliin apa?"
"Kamu mau bolos?"
"Iya."
"Tuh kan, giliran aku yang minta bolos kamu enggak mau!"
"Aku bolehin kalau dicium."
"Aku enggak mau, Adras!"
"Yauda kalau begitu."
Hening.
Aluna kembali membuang muka, tak ingin menatap Adras.
Adras terkekeh kecil sebelum menghentikan mobilnya di parkiran sekolah.
Adras mencondongkan tubuhnya mendekati Aluna, lalu menekan tombol untuk merebahkan kursi yang Aluna duduki menjadi setengah baring. Sebelah tangannya yang lain mengusap paha Aluna.
"Adras..." Aluna menatap khawatir, kedua tangannya menahan dada bidang Adras.
"Apa, sunshine..."
Adras menatap Aluna lekat sebelum memiringkan kepalanya, menyatukan bibir mereka.
Tangan Adras bergerak liar di bawah sana, rok Aluna tersingkap hingga memperlihatkan paha putih mulusnya.
"Eugh, Adras..." Aluna melenguh pelan saat Adras meremas paha dalamnya.
"Apa, sayang..." Bisik Adras dengan suara serak.
Aluna sedikit membuka mulutnya saat tangan Adras menekan area pribadinya.
"Jangan gila, Dras!" Aluna menahan lengan kekar Adras, napasnya memburu.
"Ini di sekolah," lanjut Aluna, berusaha bangkit dari kungkungan laki-laki itu.
"Bentar, Al." Adras menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Aluna. "I miss you."
"Kamu sudah bilang ini ratusan kali."
Ya, sejak pulang dari Australia, sifat Adras berubah drastis, menjadi sangat manja dan selalu menempel pada Aluna.
"Ayo bolos, kita habiskan waktu berdua. Sampai puas, sampai bosan."
"Sampai kita tua," Adras mengecup pipi Aluna setelah mengatakan hal yang membuat detak jantung Aluna berdegup lebih kencang.
YOU ARE READING
ADRAS V.A [ DAILY UPDATE ]
Mystery / ThrillerAdras Valtores-putra tunggal dari dua keluarga berbeda profesi. Dingin, berbahaya, dan nyaris tak memiliki belas kasihan. Tapi hidupnya berubah ketika sebuah insiden kecil di sekolah mempertemukannya dengan Aluna-gadis biasa yang tanpa sadar menarik...
![ADRAS V.A [ DAILY UPDATE ]](https://img.wattpad.com/cover/403641579-64-k393895.jpg)