Selamat pagi brader
Kalau suka dengan bab ini jangan lupa tinggalkan jejak ya!
Happy reading
******
“Lo baru beberapa minggu tinggal di sini, udah berani masuk ke kamar gue?” Adras terkekeh sinis, menatap Harver dengan tatapan hina.
Harver terdiam kaku di depan Adras. Surat di genggaman Harver diambil paksa oleh laki-laki itu, lalu dibuang ke tempat sampah dekat pintu masuk.
Adras berbalik menuju dapur, mengurungkan niatnya untuk membersihkan diri.
Sial, sepertinya Harver salah paham tentang bantuannya tempo hari. Jika tahu seperti itu, Adras akan membiarkannya mati tanpa pengobatan.
“Dras!” Harver berlari kecil, menghalangi jalan Adras.
“Gue cuma disuruh ambil pakaian kotor lo buat dicuci,” ucap Harver menjelaskan.
“Lo nggak ada hak untuk duduk di kasur gue, sialan,” umpat Adras, merasa sangat muak.
“Minggir sebelum lo gue dorong ke bawah tangga,” lanjutnya saat Harver tak bergeming.
“Gu—”
“Minggir, anjing.”
“Mama lo mau jodohin gue sama lo!” ucap Harver tiba-tiba.
Adras menyunggar rambutnya dengan frustrasi. Laki-laki itu berjalan mengikis jarak di antara mereka. Harver mundur, nyaris terguling di tangga.
“Mama gue bahkan nggak berhak ngatur hidup gue,” bisik Adras menekan, membuat bulu kuduk Harver meremang. “Lo pikir lo siapa? Cuma gadis miskin yang hampir mati karena gue berbelas kasihan sama tampang lo.”
“Jangan bikin malu nyokap lo yang mohon-mohon buat tetap kerja di mansion Mama gue, padahal kerjanya nggak becus.”
Tangan Harver terkepal erat saat mendengar penghinaan Adras. Laki-laki itu mendorongnya menjauh, lalu menuruni tangga.
Di sisi lain, Elisa memasukkan brownies yang sudah jadi ke oven. Aluna tersenyum senang saat brownies-nya terbentuk dengan sangat cantik.
“Kamu tahu apa aja yang Adras suka?” tanya Elisa, menatap Aluna sesaat.
“Kayaknya nggak deh, Tante.” Aluna menundukkan kepala saat menyadari dirinya tak terlalu mengenal Adras.
“Sayang banget, padahal anak pembantu di rumah ini udah kenal banget sama Adras. Tante pun nggak nyangka loh kalian beneran pacaran.” Elisa tersenyum lalu bersandar di depan kulkas. “Padahal pas tante tanya hubungan kamu sama Adras, dia bilang hanya kesalahpahaman kecil.”
Deg.
Jantung Aluna berdegup lebih kencang saat mendengar ucapan Elisa. Jika Adras mengatakan hal seperti itu… lalu untuk apa dia mengajaknya ke mansion Elisa? Untuk...
Untuk kenalin cewek itu? Aluna bergumam dalam hatinya. Pikirannya melayang jauh hingga tiba-tiba tersentak saat seseorang mencium pipinya.
“Kenapa?” tanya Adras saat reaksi Aluna agak berlebihan.
Aluna tersenyum canggung lalu berbalik menatap Adras. “Gapapa,” jawabnya pelan.
“Eh, ada Harver. Sini, sayang,” panggil Elisa saat Harver mendekati area dapur.
Harver tersenyum lalu mendekati Elisa. Ia berdiri di samping wanita itu. “Aluna, kenalin ini Harver,” ucap Elisa ramah.
“Gue Aluna.” Aluna menjabat tangan Harver yang menggantung.
“Harver.” Balas Harver singkat, ekor matanya tak lepas dari Adras yang berdiri di samping Aluna.
“Kalian ke meja makan aja, biar Mami yang siapin sama Aluna,” pinta Elisa. Wanita itu menatap Adras dan Harver secara bergantian.
“Aluna bukan pembantu, Mi.” Adras menarik pinggang Aluna saat wanita itu ingin membantah.
Elisa menghela napas berat saat Adras menghilang bersama Aluna. “Sini, sayang, biar kita aja yang lanjutin.” Elisa tersenyum menatap Harver penuh kasih sayang.
“Iya, Mi.”
Ya, Elisa sendiri yang memaksa Harver memanggilnya dengan sebutan Mami.
Di sisi lain, Aluna terduduk pasrah di kursi dekat pembatas balkon kamar Adras. Ia menatap Adras yang sedang membuka seragam sekolahnya.
Aluna telah terbiasa menyaksikan Adras tanpa atasan, namun tetap saja… jika Adras mendekat dan mengungkungnya seperti ini, tetap mendebarkan bagi Aluna.
“Kenapa?” tanya Adras dengan suara beratnya.
Aluna menahan dada bidang Adras yang polos. Kedua tangan laki-laki itu bertumpu di kedua sisi kursi.
“Dras, gimana kalau nyokap lo nggak setuju sama hubungan kita?” Aluna bertanya pelan, matanya tak berani menatap netra tajam Adras.
“Itu nggak mengubah rencana awal gue.”
“Tapi…”
“Gausah mikir yang macem-macem, sunshine,” bisik Adras pelan.
“Cuma lo yang gue mau.” Adras mengecup kening Aluna sebelum berdiri lalu bersandar di pembatas balkon.
YOU ARE READING
ADRAS V.A [ DAILY UPDATE ]
Mystery / ThrillerAdras Valtores-putra tunggal dari dua keluarga berbeda profesi. Dingin, berbahaya, dan nyaris tak memiliki belas kasihan. Tapi hidupnya berubah ketika sebuah insiden kecil di sekolah mempertemukannya dengan Aluna-gadis biasa yang tanpa sadar menarik...
![ADRAS V.A [ DAILY UPDATE ]](https://img.wattpad.com/cover/403641579-64-k393895.jpg)