Gak Perlu Temuin Gue Lagi

4.5K 317 24
                                    

Dareen melihat sekelilingnya, mencari keberadaan gadis yang ingin ia temui pagi itu. Namun sampai bus yang ia nantikan melaju, Salmira tidak kunjung datang. Dareen berpikir mungkin karena pagi itu sedang hujan, jadi Salmira memutuskan untuk naik kendaraan lain. Atau mungkin gadis itu terlambat? Entah mengapa Dareen merasa penasaran pada gadis berwajah datar yang dua hari belakangan ia temui itu.

Di dalam perjalanan menuju kantornya, Dareen bersenandung kecil mengikuti alunan musik dari earbuds yang menempel di telinganya sembari menatap lurus keluar jendela. Rintik hujan masih turun dengan deras. Jalanan basah, bahkan ada beberapa bagian jalan yang mulai tergenang.

Hari itu Dareen sangat berharap untuk bertemu Salmira lagi. Setidaknya kalau mereka bertemu lagi, Dareen benar-benar bisa memiliki teman di ibukota. Jadi ia tidak lagi merasa sendirian.

Sementara di tempat lain, Salmira sedang termenung di dalam mobil mewah milik Ronan tanpa sepatah kata pun yang keluar. Tadi saat Salmira hendak berangkat kerja, tiba-tiba Ronan datang ke rumahnya. Meminta izin pada mama Salmira untuk mengantar gadis itu ke kantor dengan alasan hujan. Mama Salmira jelas langsung menyetujuinya dan Salmira tidak punya pilihan selain menurut.

"Selama musim hujan, aku anter kamu ke kantor ya?" Ronan membuka suara saat Salmira masih terdiam menatap keluar jendela.

"Gak usah repot-repot."

"Aku gak repot kok, Sal. Kan kantor kita searah juga."

Salmira mendengus tanpa menanggapi lagi. Gadis itu tidak tahu dimana tepatnya kantor Ronan jadi ia tidak punya sanggahan untuk kata searah yang tadi Ronan ucapkan.

"Nanti pulang kantor chat aku ya. Biar aku jemput," ucap Ronan sembari menatap Salmira saat lampu lalu lintar berubah merah.

"Gue bisa naik bus," sahut Salmira ketus.

"Nanti kalau hujan gimana Sal? Kan haltenya lumaian jauh juga dari kantor kamu."

"Gue bawa payung."

Ronan menghembuskan nafas berat. Semarah itukah Salmira pada dirinya?

"Sal, aku bener-bener minta maaf soal kelakuanku di masa lalu. Apa kita gak bisa perbaiki semuanya? Kita bisa berteman kan?"

Salmira bergeming. Sama sekali tidak menjawab pertanyaan Ronan. Gadis itu masih menatap jalanan basah di luar jendela dengan wajah datar tanpa ekspresi seperti biasa.

Ronan menepikan mobilnya membuat Salmira menoleh pada lelaki di sebelahnya itu kebingungan.

"Kalau orang ngomong ditanggepin bisa nggak, sih?" Ronan membuka suara karena geram ucapan sebelumnya tidak mendapat tanggapan dari Salmira.

"Gue bisa telat." Salmira membuka seat belt-nya kemudian hendak turun dari mobil namun Ronan lebih cepat menekan tombol lock sehingga Salmira tidak bisa membuka pintu mobilnya.

Entah mengapa emosi Ronan meningkat. Lelaki itu tidak bisa menahan kesabarannya lagi. Ia injak gas dan mobilnya melaju dengan kecepatan tinggi membuat Salmira kaget dan memejamkan mata karena ketakutan. Gadis itu mencengkram erat ujung hoodie yang dikenakannya. Dadanya bergemuruh. Ia berharap ada jalanan padat di depan sana sehingga Ronan bisa memelankan laju kendaraannya. Namun, sampai di depan gedung kantornya pun, ternyata jalanan lumaian lengang tidak seperti biasanya sehingga sepanjang perjalanan yang tersisa, Salmira ketakutan.

"Lain kali lo gak perlu temuin gue lagi," ucap Salmira sebelum turun dari mobil Ronan.

Ronan bergeming, tidak menanggapi ucapan gadis itu. Ia hanya menatap lurus ke depan sembari mencengkram erat stir mobilnya.

🌻

"Cancle semua meeting hari ini," titah Ronan pada sekretarisnya.

Belum sempat dijawab, Ronan telah berlalu menuju ruangannya. Entah mengapa moodnya benar-benar dibuat berantakan oleh Salmira. Dan Ronan pun tidak mengerti mengapa ia merasa harus mendapat maaf dari gadis itu. Tidak biasanya Ronan begitu.

Selamanya [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now