First Day

5.5K 493 70
                                    

Salmira mengerjapkan matanya. Itu adalah hari pertama dirinya terbangun bersama seseorang di sebelahnya. Ia menatap lelaki di sebelahnya yang masih terlelap. Ronan terlihat tampan meski sedang tidur. Setetes air mata tumpah dari pelupuk mata Salmira.

"Maafin aku Ron. Bantu aku untuk belajar mencintai kamu lagi, ya," gumamnya sambil membalik tubuhnya menghadap Ronan.

Cukup lama memandangi wajah suaminya sambil menangis dalam diam, Salmira memilih untuk bangkit. Sudah terlalu siang dan ia merasa perutnya keroncongan. Namun, sebelum Salmira berhasil meninggalkan tempat tidurnya, Ronan menarik Salmira kemudian mendekapnya dari belakang.

"I love you, Sal," ucap Ronan sembari menguatkan pelukannya.

"Bangun, yuk aku laper," ucap Salmira kemudian sambil membalik tubuhnya agar berbaring menghadap Ronan.

"Kamu gak bahagia ya nikah sama aku?" lirih Ronan.

Salmira menggeleng mantap. "Kamu jangan mikir gitu," sahutnya.

"Terus kenapa nangis?"

Salmira menghamburkan dirinya ke dalam pelukan Ronan. Tidak menjawab pertanyaan lelaki itu. Ia lebih memilih diam dan menikmati aroma tubuh suaminya.

Ronan menempelkan dagunya di atas kepala Salmira, menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong. Melihat mata Salmira yang seperti habis menangis membuat hatinya pedih. Apakah lagi-lagi Ronan egois mengorbankan kebahagiaan perempuannya demi dirinya sendiri?

"Ron," panggil Salmira menyadarkan Ronan dari lamunannya.

"Iya, Sal?"

"Maafin aku, ya."

"Kenapa minta maaf?"

Salmira kembali terdiam.

"Sal, aku egois ya?"

Salmira mendongakkan kepalanya, menatap wajah Ronan yang masih memeluknya. Salmira dapat melihat luka di sana. Apa jangan-jangan Ronan mendengar percakapannya dengan Dareen semalam?

"Nggak. Jangan sedih-sedih, yuk. Ini hari pertama kita jadi suami istri, harusnya happy, kan?"

Ronan mengecup puncak kapala Salmira, kemudian melepaskan pelukannya.

"Kamu mau janji satu hal sama aku?" Ronan menatap ke dalam manik mata Salmira.

"Apa?"

"Jangan bohongin perasaan kamu. Kasi tahu aku apa yanh kamu rasain. Sejujur-jujurnya. Kalau kamu sedih, jangan bilang ke aku kalau kamu bahagia. Kamu bebas menyakiti aku dengan kejujuranmu. Tapi tolong jangan bikin aku seneng sementara itu ngelukain kamu."

Salmira terharu. Sungguh. Ia ingin menangis. Merasa bersalah juga pada suaminya.

"Aku janji Ron. Tapi kamu akan di sini terus kan? Gak ninggalin aku?"

"Selama kamu gak minta aku pergi. Aku akan ada di sini terus."

Salmira tersenyum menatap lelaki itu. Ia tahu Ronan begitu mencintainya. Salmira sendiri dapat merasakannya. Harusnya ia tidak perlu khawatir kalau lelaki itu akan mempermainkannya lagi.

🌻

Dua pasang anak manunia itu berjalan beriringan sembari bergandengan tangan. Memasuki areal restoran hotel yang tidak lagi terlihat ramai. Pasalnya, waktu sarapan sebentar lagi berakhir dan mereka baru tiba di tempat itu.

"Katanya laper, kok malah bengong?" tanya Ronan lembut pada Salmira yang sibuk mematung menatap makanan prasmanan yang disediakan.

"Gak ada yang menarik," sahut Salmira.

Selamanya [Sudah Terbit]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora