Menantu Mama Una

4.3K 509 56
                                    

"Ma, Ronan ngelarang kita pergi berdua," adu Salmira pada Una ketika mereka datang ke rumah Una untuk menjemput wanita itu.

Una menatap tajam pada anak tunggalnya itu. "Kenapa Ron?"

"Emang gak boleh kalau Ronan mau ikut?"

"Nyebelin, kan, Ma?"

Una merangkul Salmira kemudian keduanya duduk di sofa. Meninggalkan Ronan yang masih berdiri di depan pintu.

"Jangan kekang istri kamu, Ron. Masa pergi sama Mama aja gak boleh?" ucap Una setelah Ronan menyusul mereka.

"Ronan gak ngekang, Ma. Ronan masih takut kejadian malam itu terulang lagi."

Una berdecak. Ia paham anaknya. Ronan selalu punya ketakutan akan kehilangan orang yang disayanginya. Mungkin karena sejak kecil ia dihadapkan oleh kondisi Mamanya yang mengkhawatirkan. Sejak kecil, kondisi Una membuat Ronan tiap saat merasa takut kehilangan.

"Gak akan ada yang terjadi. Percaya sama Mama."

"Ronan percaya. Tapi, Ronan tetep mau ikut."

Baiklah. Tidak ada yang bisa menentang keinginan Ronan. Kedua wanita di hadapannya hanya bisa saling pandang sambil menghela napas.

🌻

Talgo SPA tertulis di depan sebuah bangunan empat lantai yang mereka kunjungi. Sapaan hangat seorang pegawai menyambut mereka ketika datang. Aroma ylang ylang dari oil burner yang diletakkan di setiap sudut ruangan menjadi ciri khas tempat itu. Tempat itu didominasi dengan warna coklat kehitaman, dengan beberapa tanaman hijau menghiasi dindingnya.

Una telah memesan treatment yang akan mereka lakukan hari itu. 90 menit full body massage ditambah menicure dan pedicure untuk keduanya. Una ingin menambahkan body scrub untuk dirinya dan Salmira Ronan menunggu lebih lama lagi tapi Salmira menolaknya. Kasihan juga Ronan kalau harus menunggunya terlalu lama. Ditambah luka bakarnya yang belum sembuh, nampaknya akan merepotkan jika mengambil treatment tersebut.

"Kalian gak booking treatment buat aku?" protes Ronan saat keduanya sibuk memilih massage oil yang nanti akan mereka gunakan untuk pijat.

"Loh, kamu mau?" tanya Una pada anak lelakinya itu.

"Ya kali aku jadi kambing conge nungguin kalian berjam-jam."

"Ya siapa tahu, Mas. Ya, kan, Ma?"

"Iya, kita pikir kamu emang mau gantiin Pak Wawan hari ini," sahut sang Mama.

Ronan berdecak. Kedua wanita kesayangannya itu ternyata begitu kompak.

"Ya sudah, kamu mau apa?"

"Kak, saya mau rejuvenate massage yang 90 menit. Request couple room sama istri saya bisa kan Kak?" tanya Ronan pada pegawai yang melayani mereka.

"Gak bisa. Salmira udah sama Mama," sela Una.

"Iya, Mas. Kita udah booking couple room," timpal Salmira sambil menulis aroma minyak yang ia akan gunakan di formulir yang harus mereka isi.

"Kan bisa yang kalian booking, buat kita, sayang."

"Gak bisa. Kan Mama duluan yang mau sama Salmira. Kamu ini ganggu kita aja, sih, Ron."

Ronan menghela napasnya.

"Kamu gak senang aku akrab sama Mama, Mas?" pertanyaan itu membuat Ronan pada akhirnya mengalah.

"Oke. Kali ini aku ngalah. Mama bebas habisin waktu sama menantu kesayangan Mama ini. Tapi, sayang, bilang sama therapist-nya, hati-hati sama tangan kamu."

Selamanya [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now