Luluh?

4.3K 375 60
                                    

"Kamu dari mana? Kenapa semaleman gak pulang?" Tanya Cahaya ketika Salmira melangkah memasuki rumah.

"Semalem aku sama Ronan," sahut Salmira singkat yang membuat Cahaya naik pitam.

"Kamu gak bisa izin dulu? Ngapain semaleman sama Ronan?"

"Bukannya mama suka aku sama Ronan?" Salmira berlalu memasuki kamarnya karena merasa sudah akan terlambat untuk berangkat kerja.

"Ronan kemana sekarang?"

"Udah Salmira suruh pulang. Dia harus siap-siap kerja juga."

"Sal! Ngapain kamu semaleman sama Ronan?" Cahaya mengetuk pintu kamar yang sudah Salmira tutup.

Salmira tidak menghiraukan ketukan dan teriakan mamanya itu. Ia sibuk bergegas untuk bekerja. Lagi pula, untuk apa Cahaya marah? Bukannya dia sendiri yang menyuruh Salmira dekat dengan Ronan

Di luar kamar, Cahaya berusaha menghubungi Ronan namun tidak berhasil. Wanita itu dibuat semakin geram karena pikirannya yang terlanjur kemana-mana. Ditambah Ronan adalah orang yang telah merebut kesucian anaknya.

"Na, Ronan udah pulang?" Tanya Cahaya ketika Una menjawab teleponnya.

"Baru aja. Kenapa, Ya?"

"Aku bisa bicara sebentar sama dia?"

"Bentar Ya, aku panggil dulu orangnya."

Suara langkah kaki terdengar di seberang sana. Cayaha menunggu.

"Ya, Ronan kayanya lagi mandi. Kenapa Ya? Nanti aku sampaiin deh ke dia," ucap Una setelah wanita itu tidak bisa menemukan Ronan di kamarnya dan terdengar gemercik air di kamar mandi.

"Bilang sama dia jangan asal bawa anakku tanpa izin. Apalagi sampe nginep!"

"Mana mungkin, Ya."

"Salmira sendiri yang bilang. Dia gak pulang semaleman. Katanya dia sama Ronan. Anakmu juga baru pulang kan?"

"Maaf ya, Ya. Si Ronan bikin masalah terus. Nanti aku suruh dia hubungin kamu ya."

Cahaya masih belum bisa tenang. Ia kembali menggedor pintu kamar Salmira.

"Aku sama Ronan gak ngapa-ngapain. Kita cuma ketiduran di mobil." Setelah beberapa lama di dalam kamar, Salmira keluar dengan seragam kerjanya. Siap untuk berangkat kerja.

Sayangnya Cahaya sulit percaya mengingat keduanya pernah melakukan hal di luar batas.

"Yan, kamu gak kuliah kan? Anterin aku ke kantor ya! Udah telat ini," ucap Salmira saat melihat adiknya di teras rumah sedang memanaskan motornya.

Iyan mengangguk. Lelaki itu masuk mengambil dua helm dan jaketnya.

"Kak, lo kemana semaleman? Mama cemas banget. Mana handphone lo gak aktif. Sengaja ya?" Tanya Iyan saat motor mereka telah meninggalkan rumah.

"Lowbatt. Gue semalem sama Ronan."

"Kak? Lo ngapain sama Bang Ronan semaleman?"

"Jangan mikir aneh-aneh. Gue getok lo ya. Kita cuma muter-muter naik mobil terus ketiduran di mobil."

Iyan mengerutkan keningnya. Bukankah selama ini Salmira tidak pernah suka berada di dekat Ronan?

"Lo sehat kan Kak? Kok bisa semaleman sama Bang Ronan? Biasanya semenit aja ogah."

Salmira diam. Benar apa yang Iyan katakan. Salmira yang biasanya enggan bertemu Ronan entah mengapa bisa berada di dekat lelaki itu. Bersama Ronan melihat matahari terbenam, hingga matahari terbit keesokan harinya.

Selamanya [Sudah Terbit]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon