Ada Apa dengan Ronan?

4.1K 388 39
                                    

"Kak, kamu udah denger kabar Ronan?" Salmira menghentikan aktifitas menyetrikanya kemudian menoleh pada mamanya yang sedang sibuk mondar-mandir menata kotak makan yang akan dikirim pegawainya.

"Ronan kenapa Ma?"

"Lah, mama kira kamu udah tau. Dia ditangkep polisi."

Salmira menoleh sekali lagi pada mamanya.

"Ma, jangan ngomong sembarangan. Dia kenapa?"

"Katanya karena habis mukulin orang di jalanan. Sekarang orang yang dia pukul masih di rumah sakit. Orang tuanya yang nuntut Ronan."

Salmira segera mencabut setrikaannya. Masuk ke dalam kamar untuk mengambil jaket dan tasnya, kemudian melesat hendak meninggalkan rumah.

"Mau ke mana?" Tanya Cahaya melihat tingkah aneh anaknya.

"Mama tahu nggak Ronan di kantor polisi mana?"

"Gak tahu kak. Kamu mau kemana? Gak usah terlibat deh urusan gituan."

"Ma, ini semua karena aku. Ronan ditangkap polisi karena lindungin aku."

Cahaya tertegun. Apa lagi ini? Kenapa dirinya tidak tahu apa-apa perihal anaknya.

"Duduk dulu, kak. Tenang. Cerita sama mama apa yang terjadi. Nanti kita tengokin Ronan bareng-bareng." Terdengar aneh memang Cahaya mengeluarkan suara lembutnya, tapi itu cukup membuat Salmira menurut.

Gadis itu mendudukkan diri di sofa. Berusaha menenangkan pikirannya sejenak.

"Cerita ke mama, kak!" Cahaya berseru sembari menatap lekat mata anaknya.

"Ma, aku hampir dilecehin sama temen kantorku. Untung saat itu Ronan bergerak cepat. Kalau nggak, aku gak tahu gimana ceritanya." Bulir air mata Salmira tumpah. Ia ingat bagaimana Bagas melecehkannya.

"Rasanya gak adil kalau Ronan yang di penjara. Harusnya si brengsek itu ma yang di penjara."

"Pelan-pelan ceritanya."

"Ma, ada temen kantorku yang nyatain perasaannya, saat aku tolak dia malah bertindak kurang ajar. Dia ngerendahin aku dan hampir ngelecehin aku. Untung Ronan datang dan nyelamatin dia. Ronan marah akhirnya mukulin dia ma. Tapi orang itu memang pantas dihajar."

Cahaya mengelua pundak anaknya, "kenapa gak cerita ke Mama?"

"Tante Una gimana Ma? Dia tahu masalah ini?"

"Kayanya sih udah Kak. Mama juga dengernya dari Om Edy."

"Mama tanya ke Om Edy ya dimana Ronan sekarang. Aku mau ke sana. Mau minta maaf."

🌻

Dareen menghentikan langkahnya ketika melihat siapa yang duduk termenung di lantai sembari memegang lampu. Gadis itu menekuk lututnya dan metelakkan dagunya di atas lutut. Wajah gadis itu terlihat sedih.

"Bikin ulah apa lagi si bocil ini?" Dareen berucap dalam hati. Karena biasanya gadis itu akan termenung seperti itu setelah salah satu rekan kerjanya memarahinya.

"Dia kenapa?" Tanya Dareen pada Bara, salah satu rekan sesama fotografer yang sedang berjalan bersamanya.

"Gak tau, dari pagi udah begitu. Habis kali batrenya. Tapi jadi bagus karena gak rusuh," sahut Bara. Lelaki itu juga sering dibuat kesal dengan tingkah Lala yang merepotkan.

Hampir seminggu ini tim produksi dibuat repot oleh kehadiran seorang Lala. Gadis itu memang penuh semangat untuk membantu, tapi bukannya membantu dirinya malah merepotkan. Setiap hari ada saja tingkahnya yang membuat Elang, sang atasan harus turun tangan. Kemarin Lala baru saja nyaris menghilangkan hasil editan foto milik Bara yang harusnya ia kirim ke tim kreatif. Bayangkan saja kalau file itu sampai sepenuhnya terhapus, masalah besar akan menghampiri Bara karena tidak mungkin take ulang dengan model eksternal yang budget-nya besar itu.

Selamanya [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now