Ronan's Wife

6.2K 470 29
                                    

"Sayang, kenapa belum tidur?" tanya Ronan pada wanita di sebelahnya.

Ronan baru saja terbangun karena wanita di sebelahnya beberapa kali membuat gerakan yang mampu membangunkan dirinya. Lelaki itu meraih pundak Salmira yang tidur memunggunginya, berusaha membuat istrinya menoleh.

"Kamu lagi mikirn sesuatu?"

Salmira membalik tubuhnya menghadap Ronan, kemudian menggeleng. Tidak mungkin ia ceritakan kalau dirinya sedang memikirkan keadaan Dareen. Itu bisa melukai perasaan Ronan.

"Terus kenapa gak tidur? Aku ngorok, ya? Ganggu kamu?"

Salmira terkekeh kecil kemudian mencubit hidung suaminya. "Nggak, Ron. Aku lagi berusaha tidur tapi gak bisa aja. Gak ngantuk."

"Sini!" Ronan merentangkan tangannya, meminta Salmira masuk ke dalam dekapannya.

Gadis itu menurut. Ia menjadikan lengan kanan Ronan sebagai bantalnya, kemudian tenggelan di dekapan suaminya. Tangan Ronan yang bebas ia gunakan untuk mengelus lembut rambut Salmira.

"Tidur, ya! Jangan banyak pikiran! Dareen pasti sembuh. Aku yakin."

Dada Salmira berdebar mendengar kalimat dari suaminya. Jadi Ronan sudah tahu apa yang membuatnya sulit tidur?

"Maafin aku Ron," gumam Salmira. Suaranya kecil, saking kecilnya sampai Ronan nyaris tidak mendernya.

"Gak perlu minta maaf, sayang." Ronan masih mengelus rambut Salmira. "Tidur ya, apa perlu aku nyanyiin nina bobo juga?"

Salmira dibuat tertawa dalam dekapan Ronan. Kemudian gadis itu menjauhkan sedikit wajahnya dari leher Ronan. Tangannya terangkat untuk mengelus rahang suaminya. Salmira tersenyum.

"Thank you for loving me," ucap Salmira tulus dari dalam hatinya.

Ronan tersenyum mendengarnya. Sementara Salmira masih mengelus wajah suaminya.

"Jangan mancing-mancing! Atau kamu mau ngelakuin ... Tidur, sayang"

Salmira meninju kecil perut Ronan kemudian kembali menenggelamkan kepalanya di ceruk leher suaminya. Ronan mengecup singkat puncak kepala Salmira kemudian mengelusnya lagi. Lembut, sampai ia mendengar napas Salmira mulai beraturan.

"Aku sayang kamu, Salmira," gumam Ronan kemudian ikut memejamkan matanya.

🌻

"Kamu mau jengukin Dareen lagi, nggak?" tanya Ronan pada Salmira yang sedang sibuk membuat roti panggang untuk sarapan mereka.

Salmira nampak menimbang. Sesungguhnya ia ingin sekali pergi dan menemani Dareen di sana. Namun, ia teringat ucapan Lala. Bagaimana jika gadis itu memberitahu Ronan apa yang ia dengar?

"Aku harus ke kantor, Ron. Ada take video hari ini."

Ronan melangkah menuju dapur, mengambil air di dispenser, kemudian menyandarkan tubuhnya di meja makan. "Kamu kenapa gak berhenti kerja aja, sih, sayang?"

"Kamu gak suka aku kerja?"

Ronan menggeleng. "Bukan gitu, aku cuma gak mau kamu kecapean. Kamu udah ngurusin rumah, ngurusin aku, masa harus kerja juga?"

Salmira tersenyum pada suaminya. "Kan kamu tahu sendiri kerjaanku sekarang lebih santai. Palingan capeknya seminggu sekali doang," ucapnya.

"Meskipun seminggu sekali aku tetep gak mau kamu capek. Mending di rumah aja, jangan bikin aku ngerasa jadi suami yang gak berguna. Masa istrinya masih kerja."

Ronan mencuci gelas yang tadi dipakainya, kemudian melangkah menjauhi dapur. Ia memilih duduk di balkon sembari menikmati udara yang masih segar. Langit masih berwarna keunguan, kebisingan tidak terlalu tersengar dan Ronan suka suasana seperti itu. Pikirannya melayang pada kalimat yang ia ucapkan tadi. Ia takut perkataannya menyakiti Salmira.

Selamanya [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now