Good Idea

4.3K 287 12
                                    

Pagi itu akhirnya mentari bersinar lagi setelah seminggu penuh sinarnya terhalang awan kelabu. Salmira memasang earpods-nya sembari menyusuri jalanan yang masih basah akibat hujan semalam. Lagu milik Ran yang berjudul Dekat Di Hati menemani perjalanannya pagi itu. Ia lega akhirnya pagi itu tidak lagi hujan dan berharap hujan tidak turun lagi agar dirinya tidak harus berangkat kerja bersama Ronan lagi.

Saat itu ia dan Bella memutuskan untuk berolah raga di taman dekat rumahnya. Sebenarnya hanya rencana saja karena kenyataannya mereka hanya mencari tempat duduk di taman dan jajan.

"Kak, emangnya beneran ya Kak Salmira mau dijodohin sama anaknya Tante Una?" Tanya Bella sembari mengunyah telur gulung yang tadi dibelinya.

Salmira menggeleng cepat, "dikenalin doang," sahutnya.

"Tapi aku denger Tante Una minta tolong ke Mama buat bujuk Kakak biar mau sama Kak Ronan."

"Kapan?" Salmira menoleh pada Bella, penasaran juga karena mamanya tidak pernah membahas hal itu dengannya.

"Beberapa hari yang lalu. Kakak belum pulang kerja, Tente Una main ke rumah. Terus aku denger selama ini Kak Ronan selalu punya pacar yang gak bener, mamanya khawatir dia salah pilih pendamping, dan dia suka banget sama Kak Salmira, jadi pengen yang jadi pendamping anaknya itu Kakak."

"Kamu nguping, Bell?"

Bella memamerkan deretan giginya, "dikit Kak, aku kepo," sahutnya.

"Lain kali gak boleh kepo urusan orang tua."

Netra Salmira menangkap seorang lelaki tengah berlari di jogging track taman tersebut. Lelaki itu yang belakangan sering ia temui di bus saat berangkat kerja. Otaknya mendapat ide dengan cepat, bagaimana kalau ia meminta bantuan Dareen agar mamanya melupakan rencana perjodohan itu.

"Bell, tunggu disini!" ucap Salmira kemudian berlari.

Bella terkejut melihat kakaknya yang tiba-tiba berlari. Lebih terkejut lagi ketika melihat Salmira mengejar seorang lelaki tinggi yang tengah berlari dengan headphone berwarna hitam bertengger di kepalanya.

"Dareen!" Salmira mengatur nafasnya yang terengah akibat mengejar lelaki itu.

Dareen menghentikan langkahnya ketika samar-samar namanya dipanggil seseorang. Musik dari headphone-nya cukup keras jadi suara tadi terdengar begitu kecil.

"Salmira?" Dahi Dareen berkerut melihat gadis yang sedang menunduk memegang lutut dengan nafas terengah itu.

Salmira masih mengatur nafasnya, "lari lo kenceng banget," ucapnya sambil ngos-ngosan.

Dareen terkekeh melihat Salmira kemudian menarik tangan gadis itu untuk duduk di tempat duduk semen dekat mereka.

"Lagian ngapain dikejar? Tinggal panggil doang kok."

"Gue udah panggil-panggil tapi lo budek."

Dareen tertawa melihat ekspresi Salmira. Selama bertemu Salmira baru saat itu ia melihat gadis itu tidak memasang wajah datarnya.

"Gue ada rekomendasi tempat yang bisa didatengin di Jakarta. Ngomong-ngomong, besok gue free."

Dareen menoleh pada gadis itu dengan tatapan bingung. Salmira mengejarnya untuk mengatakan itu?

"Yaudah kalau gitu gue balik dulu. Ditingguin adik gue." Salmira bangkit dan berlalu. Gadis itu kembali memasang wajah dinginnya.

"Eh, Sal. Tunggu!" Dareen menyusul langkah Salmira. Kemudian memberikan ponselnya, "catet nomor lo, biar besok gampang gue hubungin," serunya.

Salmira enggan mengambil ponsel itu. "Besok ketemu di halte kemarin jam tiga," ucapnya kemudian berlalu.

Salmira kembali pada Bella yang sudah memasang wajah penasaran menuntut Salmira untuk bercerita. Namun Salmira memilih mengedikkan bahunya dan kembali duduk di sebelah adiknya.

Selamanya [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now