Bajingan

3.9K 392 52
                                    

Ponsel Salmira berdering beberapa kali hanya saja gadis itu tidak melihatnya. Sedari tadi Salmira sibuk mondar-mandir. Mengecek wardrobe dan set untuk memastikan semuanya sudah sesuai konsep. Anggun dan Bagas berada di tengah set, sedang mempraktekkan adegan game yang nanti akan dimainkan oleh para host dan bintang tamu.

Bekerja di akhir pekan itu menyabalkan. Hanya saja mau tidak mau sebagai seorang kru televisi dirinya harus siap.

"Seharusnya kalau hari Sabtu gini gak usah live gak sih?" Salmira menggerutu pada dirinya sendiri sambil memberi lable pada pakaian yang akan dikenakan para cast acara tersebut.

"Ngedumel mulu mbak," celetuk Yuda, salah satu staff wardrobe yang bertugas hari itu.

"Diem Yud, nanti gue salah ngasi lable," sahut Salmira.

Yuda terdiam sembari melanjutkan pekerjaannya. Menata pakaian sesuai dengan nama yang Salmira gantung di hangernya.

Setelah urusannya dengan wardrobe dan set selesai, Salmira kembali ke ruangannya. Ia hendak mempersiapkan skrip. Beberapa jam lagi acara live itu akan dimulai.

Salmira baru menyadari ada banyak panggilan tidak terjawab di ponselnya. Ponsel itu tadi memang sengaja ia tinggalkan agar tidak menganggu pekerjaanya. Ada beberapa panggilan tidak terjawab dari Ronan. Membuat Salmira penasaran sendiri.

Ronan Dgtr

Kenapa Ron? Gue lagi kerja

Weekend kerja Sal?

Udah biasa
Kenapa nelfon?

Mau ngasi tau kalau mama udah sadar.

Alhamdulillah

Makasi ya Sal. Mama pasti dengerin omongan kamu semalem

Sama-sama Ron.
Nitip salam ke Tante Una ya. Maaf gue belum bisa ke rumah sakit sekarang.

Salmira meletakkan kembali ponselnya setelah membalas pesan Ronan. Gadis itu merasa lega mendengar kabar kalau Una telah siuman. Kemudian ia kembali fokus pada pekerjaannya. Membaca sekali lagi skrip yang ditulisnya kemudian mencetaknya.

🌻

"Harusnya lo gak usah repot-repot gini Ron," ucap Salmira pada ponselnya yang ia tempelkan di telinga dan dijepit oleh bahunya. Kadua tangan gadis itu sedang menenteng box pizza dan minumannya.

"Gak repot kok Sal. Semangat ya kerjanya," sahut Ronan di seberang sana.

"Makasi ya Ron. Tapi lain kali gak usah begini. Gue jarang ngumpul sama temen kerja soalnya. Jadi aneh kalo tiba-tiba ngasi makanan."

"Iya Sal. Maaf ya kalo kamu gak nyaman."

Seteleh sambungan telepon terputus, Salmira segera menghampiri Anggun untuk menyuruhnya membagikan makanan yang ia bawa pada orang-orang yang bekerja bersama mereka hari itu. Salmira tidak mungkin melakukannya. Selain karena ia tidak terbiasa, Salmira juga malas berbasa-basi.

"Ini dari Ronan Ronan itu lagi?"

Salmira mengangguk mendengar pertanyaan Anggun.

"Pacar lo ya?" Tanya Anggun penuh telisik.

"Nggak!"

"Oh, berarti dia lagi usaha buat deketin lo. Gila sih lo Ma. Jutek aja masih banyak yang deketin. Gue yang baik hati, murah senyum, cantik dan ramah ini malah gak ada yang deketin."

Salmira tidak menanggapi celotehan teman kerjanya itu. Gadis itu sibuk melihat jam karena tiga puluh menit sebelum on air salah satu bintang tamu belum datang.

Selamanya [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now