Let Me Love You (Dareen- Lala)

3.9K 341 20
                                    

Lala menghampiri seluruh staff produksi dengan senyum yang merekah. Membawa sebuah benda berwarna putih dengan aksen keemasan, terlihat simple namun tetap mewah. Selain membawa kabar yang mengejutkan karena itu adalah hari terakhirnya magang di kantor tersebut, Lala juga mengejutkan banyak orang dengan undangan pertunangan di tangannya.

"Dateng, ya," ucap Lala pada Bara yang mengernyit keheranan dengan benda di tangannya.

"Kamu tunangan, La?" tanya Bara masih keheranan.

Lala mengangguk kemudian berlalu. Netranya bertemu dengan mata coklat milik Dareen. Gadis itu menarik napas dalam-dalam sebelum menghampiri lelaki itu. Dadanya berdegup berisi rasa nyeri. Namun, wajahnya tersenyum layaknya wanita paling bahagia di dunia karena sedang mengumumkan hari pertunangannya.

"Kak Dareen, datang ya!" ucap Lala dengan senyum yang merekah, menyerahkan undangan pada Dareen.

Nyaris sama dengan Bara, Dareen memasang ekspresi kagetnya. Hari itu, Lala benar-benar mengejutkan. Selain mengumumkan kalau itu adalah hari terakhir ia magang, gadis itu juga mengejutkannya dengan kabar pertunangannya.

Dareen mematung. Lala meraih tangan lelaki itu untuk menerima undangan darinya. Kemudian berlalu. Gadis itu sekuat tenaga menahan tangisnya. Sekuat tenaga menutupi nyeri di hatinya dengan senyuman.

"Nab, kita bisa bicara?" tanya Dareen saat Lala sudah berjalan beberapa langkah meninggalkannya.

"Bicara aja, Kak," sahut Lala.

"Nanti pulang kantor, kamu ada waktu?"

"Kenapa gak bicara sekarang aja?"

"Lagi jam kerja, Nab."

"Oke, deh. Nanti Lala samperin."

Lala berlalu, meninggalkan Dareen yang masih terkejut dengan kejutan dari gadis manja itu.

Semua orang di satu devisi juga dibuat kaget oleh Lala. Pasalnya, orang-orang tahu kalau gadis itu menaruh hati pada Dareen. Perhatian Lala, cara dirinya menatap Dareen, bagaimana Lala begitu setia menjaga lelaki itu ketika Dareen koma, semua orang tahu, secinta apa gadis itu pada lelaki berparas bule tersebut. Namun, kabar pertunangannya membuat semua orang juga keheranan. Apakah Dareen tidak lagi di hati gadis itu?

Sore hari, ketika ruangan produksi telah sepi. Hanya tersisa Elang di ruangannya. Pria itu memang terbiasa pulang lebih lambat daripada staff yang lain. Dareen dan Lala juga masih ada di ruang produksi. Sesuai janji mereka selepas makan siang tadi, keduanya memutuskan untuk berbicara di studio.

Lala berjalan terlebih dahulu memasuki studio berpintu kaca tersebut. Dareen mengekornya. Keduanya diam. Dareen kian keheranan. Biasanya gadis itu punya banyak sekali stok kata ketika mereka bersama. Selalu memiliki pertanyaan random yang membuat terkadang Dareen enggan menjawabnya.

"Mau ngobrolin apa?" tanya Lala membuyarkan lamunan Dareen.

"Congrats ya buat pertunangan kamu."

Lala mendongakkan kepala sembari mengerjapkan matanya. Menahan air matanya agar tidak tumpah. Ia menghela napas kemudian tersenyum dan berkata, "Makasi Kak Dareen."

"Kenapa tiba-tiba tunangan, Nab?" tanya Dareen pada gadis yang berdiri berhadapan dengannya itu.

"Gak tiba-tiba. Udah direncanain lama, kok," sahut Lala.

"Oh, gitu. Sekali lagi, selamat, ya, Nab. Makasi banyak atas kebaikan kamu selama ini. Bahagia selalu ya, Nab."

Lala mengangguk. Masih sekuat tenaga menahan tangisannya.

"Can I hug you?" tanya Dareen. Lala sedikit terkejut. Namun, gadis itu tetap mengangguk. Sebuah pelukan perpisahan, pikirnya.

Lala tidak bisa lagi menahan isakannya ketika tubuh besar Dareen mendekap tubuh mungilnya. Tangisannya pecah. Segala luka dalam dadanya terasa muncul ke permukaan.

Selamanya [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now