RENCANA

332 24 0
                                    

             ~~ Selamat membaca ~~

Bel pulang sekolah berbunyi beberapa menit lalu.
Kini Farah dan Rere tengah berada di parkiran, Rere menunggu sang supir Yang sedang dalam perjalanan.

Sedangkan Farah gadis itu mendekati mobilnya lalu masuk dan hendak mengemudi namun sebelum itu ia berpamitan pada Rere.

    " Re! Gue duluan ya...bye" sembari melambaikan tangan ke arah Rere yang berdiri tak jauh dari mobilnya.

Gadis itu tersenyum membalas lambaian tangan sahabatnya, walaupun kerap bertengkar tapi mereka adalah sahabat baik dan sangat tulus satu sama lain.

   " Ok, far! Bye"

Mobil Farah pun perlahan melaju meninggalkan Rere.

Tak berselang lama kemudian mobil jemputan gadis berambut panjang itu pun datang juga, dan dia segera naik lalu mobil kembali melaju menuju mansion kediaman Rere.

Rere duduk di jok belakang sembari memainkan ponselnya.
Tiba-tiba masuk panggilan video dari seseorang.

Gadis itu tampak berbinar.

Dia menjawab panggilan itu lalu muncullah wajah seorang pemuda yang tampan di layar ponselnya.

   " Abang?! Tumbenan amat Lo vc? Kesambet apaan Lo?" Sarkas Rere.
Entahlah gadis itu sepertinya sedikit kesal lantaran sosok yang menelponnya itu sudah sekian lama baru kembali menghubungi dirinya.

Sementara pemuda di seberang sana hanya cengengesan canggung.

   " Hehe, sorry! Lagi sibuk gue!"

   " Sok sibuk amat Lo bang? Udah 2 tahun Lo gak ke Indonesia! Ngapain aja disana? Perasaan betah banget Lo disana?gak kangen lo sama orang disini?" Tanya Rere dengan cemberut.

   " Ututu...adek gue kok gemesin banget kalo lagi cembetut gitu,..Jan ngambek dong!! Kan makin imut jadi nya..." Goda pemuda itu.

   " Emang kenapa kalo gue imut? Masalah buat Abang?!"

   " Masalah lah! Kan gue jadi kepengen nyubit tuh pipi!! Tapi gak bisa!!" Jawab pemuda itu dengan bibir manyun.

Rere tertawa melihat tingkah Abang nya.

   " Ih gak pantes lo bang! Gak ada imut imutnya tau gak? Bikin eneg! Hih" Rere bergidik ngeri.

Sontak pemuda yang merupakan Abang Rere itu pun hanya bisa pasrah di bully oleh sang adik.

   " Lo gak kangen Ama gue apa?" Tanya Abang nya dengan nada memelas.

Rere mendengus.
   " Kangen lah! Tapi Abang yang gak balik balik!! Emang sepenting itu ya kerjaan Lo disana?" Ujar Rere dengan sedih. Jujur gadis itu sangat merindukan kakak laki-lakinya.

   " Lo bener kangen gue?"

   " Banget!!"

Pemuda itu tiba tiba menghilang. Sepertinya dia tengah mengambil sesuatu dan Rere menunggu dengan sabar.

    " Tadaa..."menunjukkan sesuatu ke arah ponsel.

    " Apaan tuh bang?" Rere mengamati.

    " Perhatiin baik²!" Pinta abangnya.

Rere menautkan alisnya dan saat tahu apa itu, dia seketika tersenyum lebar.

     " Tiket pesawat? Abang mau pulang? Kapan?" Rere sangat senang. Pertanyaan beruntun pun keluar dari mulutnya.

     " Besok Abang berangkat! Tunggu abang ya...."

Twins (Lengkap) Belum Revisi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang