Part 49 - Archie's Decision

59 18 0
                                    

Ketegangan menyelimuti suasana malam hari di hanggar Markas Angkatan Udara Andrews di Maryland. Tidak ada yang berbicara pun bergerak. Kedipan mata dari mereka layaknya menjadi pengganti respon terkejut sekaligus tak percaya.

Di depan jip usang itu, Justin dan Archie bersampingan menghadap Andrew yang posisinya terapit. Andrew menoleh ke kanan di mana ekspresi Lucien dan Maggie melongo kaget. Maggie sendiri merosot ke bawah dan mengatup mulutnya. Kedua matanya membulat lebar. Kapten Chase dan Renelle berdecak, setengah tidak percaya jika Archie kembali hidup.

"Huh, apa ini? Seakan dirangkai sangat rapi."ledek Andrew lalu menoleh kembali ke arah Justin dan Archie. Dengan seringai tipis di bibirnya, Andrew melambai ke arah Justin.

"Hai, Kak. Kenapa kau bersama dengan orang yang sudah mati?"

Untuk kedua kalinya Lucien dan Maggie melongo lebar karena Andrew memanggil pria jangkung dengan rambut tipis itu dengan sebutan 'Kak'. Asterin dan Savan tidak dapat melihat situasi di belakang mereka karena masih terikat kencang di baling-baling, hanya mendengus pelan.

"Sudah cukup, Andrew. Ternyata kau adalah mata-mata Carson. Apa aku benar?"Archie maju beberapa langkah dengan suaranya yang semakin berat dan serak. Asterin tersentak saat Archie menyebut Andrew adalah kaki tangan ayahnya.

"Aku bekerja untuk siapa yang aku mau. Kau tahu, aku pekerja lepas."Andrew merentangkan tangannya, tampak tidak ada ketakutan di matanya.

Archie sendiri berdecak sebal. Di depannya bukan lagi sosok prajurit bodoh yang selalu berperilaku konyol dan menyusahkan kelompoknya. Andrew McTavis membelot setelah di tengah tim yang menampungnya selama hampir enam bulan.

"Ternyata semua perilakumu hanya akting. Tidak disangka, Drew. Kau layak mendapatkan penghargaan dari Presiden."lanjut Archie lagi. Andrew merespon dengan gelak tawa.

"Penghargaan? Cih, aku bisa membelinya satu truk dan menuliskan namaku semua sebagai orang tercerdik nomor satu."

"Cukup, Andrew. Apa maksud semua ini?"giliran Justin yang berteriak dengan nada sedang. Ia geram melihat tingkah adiknya yang semakin menjadi-jadi.

"Kau menegurku sedangkan kau sendiri seorang bandit bawahan dari Mike Maven. Hei kalian tahu, kakakku ini pernah satu kelompok dengan Mike Maven. Lucien, Maggie, aku yakin kalian ingat saat itu."sifat dan gaya bicara Andrew berubah 180 derajat dari yang biasanya bersifat sopan dan penuh kekonyolan.

"Paling tidak aku sudah berhenti menjadi penjahat dan ternyata adik kesayanganku malah meneruskannya."Justin melipat kedua tangannya.

"Tutup mulutmu Justin!"bentak Andrew, tiba-tiba ekspresinya berubah.

"Ayolah Andrew, bukankah ini reuni yang menyenangkan? Kau bertemu dengan kakakmu dan juga kapten kesayanganmu yang hidup kembali. Seharusnya kau bersyukur."Archie membunyikan buku-buku jarinya, melemaskan semua persendian.

"Kau sombong sekali, Archibald Winter. Jangan karena kau sekarang menjadi makhluk mutasi maka kau bertingkah semakin arogan."

Kapten Chase dan Renelle menoleh bersamaan. Keduanya tidak tahu jika Archie adalah makhluk mutasi yang berhasil bertahan. Lucien mengangguk saat Renelle bertanya perihal itu.

"Aku bahkan sudah arogan sejak dulu, Andrew, seharusnya kau ingat."Archie tiba-tiba mengarahkan pistolnya ke arah Andrew dan menekan pelatuknya. Sebuah timah panas pun dimuntahkan dari moncong pistol namun Andrew berhasil menghindarinya.

Lucien dan yang lain spontan menunduk karena peluru tersebut mengarah ke mereka. Akhirnya mereka berpindah posisi dan menyiapkan ancang-ancang.

"Seperti dugaanku, kau selama ini berpura-pura bodoh di akademi agar aku kasihan padamu dan kau bergabung dengan kelompokku. Nice try pengecut, karena malam ini kau akan meregang nyawa."ancam Archie semakin geram. Seulas senyum terlukis di bibirnya, lalu ekspresi senang seakan targetnya ini adalah sasaran empuk.

The Meliorism: Land of Survivor [END]Where stories live. Discover now