Part 47 - Conference

60 19 0
                                    

Tepat pukul 12 siang, suasana ruang rapat yang dihadiri Tim Alpha seketika mencekam. Keheningan melanda seisi ruangan, tidak ada yang bersuara. Lucien menahan diri untuk tidak terbatuk. Tenggorokanku gatal sekali, batinnya sambil terpejam.

Apa yang membuat Kapten Chase lama sekali memulai rapat ini? Maggie mulai gelisah, sudah lebih 20 menit mereka duduk tanpa ada arahan untuk melakukan sesuatu.

Pada akhirnya Kapten Chase berdeham keras untuk meminta perhatian seluruh peserta rapat. Ia memegang kertas dan sebuah mikrofon.

"Alangkah baiknya sebelum memulai rapat ini, kita menyanyikan lagu kebangsaan negara kita."Kapten Charles memberi kode tangan pada operator untuk memutar lagu kebangsaan Amerika Serikat, The Star-Spangled Banner.

Seluruh peserta mulai bernyanyi mengikuti irama musik. Maggie bernyanyi dengan sedikit gugup. Rasanya melantunkan lagu kebangsaan negara sendiri di saat seperti ini, seakan tidak lama lagi akan terjadi perang besar yang akan memecah seluruh negara bagian.

Gema menyelubungi seluruh ruang rapat. Tidak ada yang tidak bernyanyi. Maggie memperhatikan gerak-gerik seluruh peserta rapat. Ia asing dengan wajah-wajah mereka.

Lucien bernyanyi dengan mata terpejam. Pria itu bernyanyi penuh perasaan. Kedua tangannya mengepal sampai lantunan lagu berakhir dan ruang rapat kembali senyap.

"Izinkan saya sebagai moderator rapat siang ini, sekaligus kapten dari Tim Alpha, memperkenalkan tiga anggota inti."

Lucien, Maggie, dan Renelle refleks berdiri sesuai arahan Kapten Chase.

"Pertama adalah Lucien Marco Jayden, mahasiswa kedokteran dari Universitas New Mexico. Mayat hidup yang disebut sebagai zombi pertama kali dilaporkan oleh Lucien, saat akan menjalani minggu kedua magang di laboratorium virologi WHO. Lucien Jayden satu-satunya mahasiswa magang dan di bawah naungan Profesor Edgar Manhattan."

Para pejabat mulai saling berbisik, menata pertanyaan serta menyimpan informasi. Maggie dapat melihat bahasa tubuh mereka. Ada yang gelisah, ada yang tidak suka, bahkan ada yang seperti meremehkan, entah apa alasannya.

"Kedua adalah Dokter Renelle Ellis. Bulan Juli kemarin, Dokter Renelle menjadi salah satu dari anggota US Army Special Force yang bertugas di kamp pengungsian 003 Tucson. Dokter Renelle juga ikut membantu Lucien dalam perjalanan mereka menuju Washington."

Renelle membungkuk ke arah Presiden lalu peserta rapat yang lain. Tidak ada basa-basi setelah itu karena seluruh peserta rapat termasuk Presiden mengetahui sosok Renelle.

"Terakhir, Maggie Jane Morgan. Sosok baru ini adalah kapten tim pengganti Archibald Winter setelah kematiannya. Nona Morgan tidak memiliki latar belakang mengenai kemiliteran namun Winter pernah mengaku Nona Morgan memiliki kemampuan insting akurat seperti dirinya. Tidak hanya itu, Nona Morgan juga memiliki kemampuan pesat dalam menggunakan senjata melee yaitu double dagger. Menurut Winter sendiri, Nona Morgan memiliki bakat memimpin pasukan yang sama seperti dirinya. Pesan ini saya dapatkan melalui Letnan Kolonel Wales."

Letnan Kolonel Wales berdiri dari kursinya. Jika dilihat dari kejauhan, ia memiliki wajah yang sama seperti Kolonel Jeremy. Apa mungkin mereka bersaudara?

"Terima kasih untuk informasinya, Kapten Charles."ucap Presiden. Suaranya serak mengingat umurnya sudah tidak lagi muda.

"Saya hampir lupa satu hal. Sepertinya Tim Alpha kita kemarin penasaran dengan sosok informan yang memberikan informasi mengenai titik kejahatan Carson Cassidy."Presiden melayangkan pandangan ke Tim Alpha.

Maggie dan Lucien menoleh bersamaan. Itu pertanyaan dari Hope kemarin. Sepertinya Letnan Kolonel Wales meminta izin pada seluruh petinggi agar sosok informan mereka diperlihatkan. Awalnya mereka ragu karena bisa jadi Maggie dan Lucien adalah mata-mata musuh. Namun dengan bukti bahwa Archie memercayai Maggie, maka akhirnya mereka mengiyakan.

The Meliorism: Land of Survivor [END]Where stories live. Discover now