Part 22 - Eyes Everywhere

85 24 0
                                    

Puluhan zombie kini mulai berjalan ke arah dimana Archie dan teman-temannya terkepung di dalam kerumunan mayat hidup. Terlihat beberapa Runner berlari melompati para Walker yang menghalangi jalan mereka. Kini situasi telah berubah 180 derajat, yang awalnya suasana sekitar terasa tenang tanpa keberadaan makhluk mutasi, kini telah berubah menjadi sangat menegangkan.

Archie dan yang lain segera membentuk formasi saling memunggungi satu sama lain.

"Seriously? Aku baru saja menemukan parfum favoritku yang limited edition, tapi kenapa harus melawan mereka dulu, sih?!"rengek Asterin sembari memegang troli belanja mereka.

"Ayolah, siapa yang peduli tentang hal itu."celetuk Maggie sambil menyenggol pundak Asterin. Gadis itu sudah mempersiapkan belatinya serta ia juga memegang troli belanja yang penuh dengan barang yang mereka ambil, sementara troli satunya ia serahkan kepada Lucien untuk dibawa.

"Not now guys, we're in the middle of a trouble right now!"timpal Lucien kesal.

"Oke, aku ada rencana. Dalam hitungan ketiga, kalian semua ikuti aku. Aku dan Savan akan membuka jalan untuk kalian. Bersiaplah."ucap Archie mengeratkan senjata di tangannya. Semuanya mengangguk paham.

"Satu... tiga!!"Archie tiba-tiba berlari ke depan mengarah ke kerumunan zombi itu, tepat saat salah satu zombi berteriak kencang layaknya memerintah untuk menyerang. Asterin mengoceh sembari ikut berlari ke depan dengan membawa troli. "Apakah ini waktu yang tepat untuk bercanda?!"

Archie dan Savan membuka jalan yang tertutup oleh kerumunan zombi dengan menendang dan menembaki beberapa dari mereka. Upaya itu pun berhasil, namun mereka masih belum sepenuhnya terlepas dari kepungan zombi. Terlihat beberapa Runner mengejar mereka layaknya binatang buas mengejar mangsanya.

"Ayo! Masuk ke mobil!"Savan berteriak. Ia menghalau serbuan zombi sementara Lucien, Maggie, dan Asterin memasukkan semua barang yang mereka bawa ke dalam mobil. Mereka bergegas masuk ke mobil dengan napas tersengal-sengal setelah itu. Lucien, Maggie, dan Asterin berada di mobil yang sama, sementara Savan dan Archie berada di mobil yang terparkir di depan mereka, sebuah mobil Ford Raptor berwarna hitam dengan sentuhan abu-abu di beberapa bagiannya.

Sesaat setelah Lucien mencoba menyalakan mesin mobilnya, ia dikejutkan dengan satu Runner yang menabrakan dirinya ke pintu di mana Lucien duduk. Ia pun panik lantaran ketakutan jika Runner memecahkan kaca mobilnya sebelum ia menyalakan mesin mobil.

"Cepat nyalakan mesinnya!"Asterin berteriak dalam kepanikan.

Tiba-tiba sebuah tongkat bisbol melayang tepat mengenai kepala Runner itu. Lucien menoleh dan ternyata Savan yang melempar tongkat tersebut. Zombi berjenis Runner pun jatuh tersungkur di tanah.

"Ayo cepat pergi!"Savan berteriak. Beruntung, mesin mobil dapat menyala dan Lucien pun langung menginjakkan kakinya ke pedal gas. Mereka bergegas menjauhi tempat itu dan menuju titik berikutnya yang berjarak tiga kilometer dari supermarket, yaitu sebuah toko perlengkapan senjata.

Pada saat mereka di jalan, Lucien menyamakan kecepatan mobilnya dengan mobil Savan sehingga sekarang posisi mobil mereka berdua berdampingan. Asterin seketika membuka kaca jendela mobil dan berteriak penuh kekesalan.

"I HATE YOU ARCHIE!!!"Asterin berteriak sangat keras.

"You're welcome!"sahut Archie dengan nada merasa tidak bersalah.

Perjalanan kembali tenang tanpa serangan zombi dan sejenisnya. Setibanya mereka di toko perlengkapan senjata, mereka mendapati bahwa tempat itu sudah dijarah lebih dulu.

"Tempat ini kosong, haruskah kita menuju titik berikutnya?"Archie bertanya. Mereka sudah memasuki toko tersebut dan terlihat jelas bahwa toko tersebut baru saja dijarah. Savan mendengus sambil menahan tawa.

The Meliorism: Land of Survivor [END]Where stories live. Discover now