Part 45 - Pentagon

55 18 0
                                    

"Sir, harus berapa kali kukatakan padamu, kalau prajurit yang hilang ini adalah prajurit kesayangan Winter?"seru salah satu tentara melalui telepon seluler yang tersambung dengan pimpinannya. "Kami tidak bisa membiarkannya. Walaupun jasad Winter sudah menyatu dengan tanah saat ini, kami harus bertanggung jawab dengan anak buah kesayangannya, Andrew dan Ricky."

Instruksi belum juga dimulai karena tentara yang memberi komando masih belum menampakkan batang hidungnya. Seharusnya sejak 15 menit yang lalu mereka sudah mendengarkan instruksi untuk persiapan hari ini. Namun karena salah satu tentara dinyatakan hilang, maka terjadi perubahan rencana dan pembentukkan tim pencarian.

Maggie memegangi dadanya, sesak. Entah kenapa setiap kali seseorang menyebut nama Archie, pikirannya langsung terlintas sosok pria itu. Kematian Archie ternyata berdampak cukup besar untuk Maggie. Gadis itu memijit pelan keningnya, memberikan kenyamanan. Archie sudah tiada dan ia tidak bisa terus-terusan membayangkannya.

Tim Savan berkumpul di tengah-tengah barisan prajurit yang berdiri tegap. Karena tidak terbiasa dengan hal semacam itu, maka Savan dan yang lainnya berusaha untuk mengikuti. Lain hal dengan Renelle, Celdric, dan Nicholas yang memang terlatih. Ketiganya berbaris di barisan depan, sementara Savan dan teman-temannya di belakang.

"Kau yakin Andrew benar-benar hilang? Bukankah kalian sudah sering begitu dan akhirnya Andrew kembali?"bisik Maggie menyampingkan tubuhnya ke Ricky. Tentara kurus itu menghela napas. "Tidak kali ini, Mag. Kami berdua sama-sama buang air. Andrew membangunkanku dan dengan mata setengah terpejam, aku juga ikut buang air dan aku langsung kembali karena sangat mengantuk."

Maggie menepuk keningnya. Ia ingin sekali mengomel tapi jika ia di posisi Ricky, pasti ia akan langsung kembali tidur dan tidak pernah mengira Andrew akan hilang.

"Apa Andrew tidur sambil berjalan?"Maggie menerka-nerka.

"Mungkin iya mungkin tidak. Entahlah Mag, tapi kau tahu pasti bagaimana tipikal kami berdua."Ricky mengedikkan bahunya.

"Sama-sama teledor, sama-sama merepotkan."sahut Maggie kembali tegap di barisan.

Tak lama kemudian, para kapten pasukan berdatangan, salah satunya Kapten Pasukan Elite. Di sebelahnya ada kapten berkumis yang mereka belum tahu namanya.

"Semuanya, mohon perhatiannya."tegas kapten berkumis. Ia tampil beda pagi ini, menggunakan baret dan kacamata hitam.

"Hilangnya salah satu prajurit kita membuat misi hari ini mengalami perubahan. Kami akan membagi beberapa tim dalam misi pencarian Andrew McTavis."

Maggie mengangguk kecil di barisan kedua, tepat di belakang Renelle. Keadaan hening saat kapten di depan mereka menerima beberapa kertas yang sudah kucel. Garis-garis karena lipatannya terlihat jelas.

"Tim Alpha adalah mereka yang akan pergi ke Pentagon siang ini untuk rapat tertutup. Daftar namanya ada di tanganku. Tim Delta akan pergi ke utara meliputi Rock Creek Park. Daftar lengkapnya akan kuberi ke Kapten Delta yang akan membacakan nama-nama anggotanya. Tim Gamma akan pergi ke timur meliputi National Arboretum. Tim Omega akan pergi ke wilayah barat. Lalu yang terakhir Tim Beta ke bagian selatan. Ada pertanyaan?"kapten berkumis mengedarkan pandangan.

"Kurasa semua sudah clear. Para kapten, silakan ambil daftar nama dan daftar tempat yang kalian kunjungi untuk mencari Andrew McTavis."

Barisan dibubarkan setelah perintah dari kapten berkumis. Maggie berlari kecil mengejar Renelle yang lebih dulu meninggalkan barisan.

"Nel, sejak kemarin kami belum tahu nama kapten berkumis itu. Tidak mungkin 'kan kami memanggilnya Kapten Kumis?"

Asterin di sebelah Maggie mengangguk cepat, begitu juga yang lainnya.

The Meliorism: Land of Survivor [END]Where stories live. Discover now