Part 18 - The Runner

100 24 0
                                    

Sekitar 30 menit yang lalu...

Warga yang berada di kamp pengungsian hanya bisa toleh-menoleh untuk menjawab rasa penasaran mereka dengan keributan yang terjadi di markas darurat militer. Beberapa prajurit mulai mengamankan pembatas kamp militer dengan kamp warga, melarang warga sipil untuk masuk.

Maggie dan Asterin pun keluar dari tenda untuk ikut melihat apa yang terjadi. Saat mereka baru saja keluar tenda, mereka dikejutkan dengan warga pengungsian yang berdiri di depan pagar kawat dengan pandangan terarah ke tenda di mana Marcus dikurung. Di saat itu juga, mereka kembali mendapati sorot mata yang sama dari pengungsi lainnya seperti saat pagi tadi mereka tiba. Aneh, pikir Maggie saat melihat beberapa wanita berbisik dengan temannya sembari melihat ke arahnya.

Bagaimana pun juga, mereka sama-sama menyelamatkan diri. Mereka bahkan bertaruh nyawa saat mencoba untuk melarikan diri saat zombi mulai menyerang Albuquerque, tidak seperti pengungsi lainnya yang sudah diselamatkan lebih dulu sebelum keadaan menjadi chaos.

"Hei, hei, sedang apa kalian? Kalian lebih baik kembali ke tenda, keadaan sedang tidak bagus."Lucien berlari menghampiri mereka berdua dengan napas tersengal-sengal. "Kacau, pria jangkung yang menembak Archie tadi pagi ternyata terinfeksi."

Maggie serta Asterin pun sama-sama terkejut. Mereka saling berpandangan dan tidak berkata apa-apa.

"Ba-bagaimana bisa? Seharusnya saat tergigit, maka saat itu juga ia bermutasi."tanya Asterin ketakutan dengan wajahnya yang panik.

Lucien menggeleng, belum mengetahui informasi mengenai hal itu. Saat Archie tiba di tendanya dan memberitahu bahwa Marcus terinfeksi, pria itu langsung pergi lagi meninggalkan Lucien yang bengong di depan tenda.

"Begini saja, kalian berdua tetap berdiam di tenda dan tunggulah informasi dariku dan Archie. Aku akan mencoba menyusul dia."Lucien lalu meninggalkan mereka berdua yang masih terdiam. Karena bingung dan ditambah lagi tidak tahu harus berbuat apa, mereka langsung masuk ke dalam tenda sebelum mereka diperintahkan untuk mendiami tenda selama beberapa saat.

Lucien segera menyusul Archie di tenda di mana Marcus dikurung, yang di mana tenda tersebut adalah tenda terbesar di kamp. Semua prajurit kini berlalu-lalang dengan membawa senjata mereka menuju tenda yang dituju. Lucien tiba-tiba merasakan ada yang menepuk bahunya, sehingga ia spontan menoleh.

"Maaf, warga sipil dilarang mendekati tenda tersebut. Kondisi sedang tidak bagus, silakan kembali ke tendamu."seorang prajurit dengan masker M50 terpasang di wajahnya, meminta Lucien untuk kembali ke tenda.

"Aku ingin bertemu dengan Archie sebentar saja."ucap Lucien lalu berbalik dan berhadapan dengan tentara yang lebih tinggi 10 sentimeter darinya.

"Tidak bisa. Kapten Archibald saat ini sedang sibuk menangani Marcus Flynn. Silakan kembali ke tenda, aku akan menyampaikan pesanmu."ucap prajurit itu.

Lucien menghela napasnya. Ia mau tidak mau harus menaati perkataan prajurit di depannya. Akhirnya pria berkacamata itu melangkahkan kakinya pergi dari situ, meninggalkan prajurit yang menegurnya.

Prajurit itu menoleh sedikit ke belakang, memastikan Lucien sudah pergi agak jauh, setelah itu ia mengambil radio HT yang terpasang di saku seragamnya.

"Pria itu sudah pergi."

***

Situasi di dalam tenda semakin kacau. Beberapa prajurit kini sudah mulai mempersiapkan senjata mereka dan berdiri mengelilingi sel yang berukuran 3 x 3 meter. Marcus Flynn duduk diam di pojok sel dengan kedua tangannya yang ia angkat di atas kepalanya. Ia tidak mengatakan apa-apa, hanya terdengar suara erangan kecil yang begitu berat.

The Meliorism: Land of Survivor [END]Where stories live. Discover now