Part 29 - The Truth Revealed

100 19 0
                                    

Semua mata langsung tertuju kepada Asterin. Entah apa maksudnya, namun ucapan gadis dengan surai hitam kecokelatan itu menarik perhatian yang lainnya, termasuk Archie.

"Apa maksudmu ini baru permulaan?"Archie menukikkan alisnya sembari memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Asterin menyahuti dengan mengedikkan bahunya. "Lihat bagaimana situasi barusan di tengah kota? Seolah-olah ada yang menyuruh mereka untuk berkumpul di situ dan menyerang kita. Jika dilihat dari waktunya, itu tepat saat kita pergi dari rumah Hope."

Archie tampak mengeratkan kepalan tangannya di balik saku celananya. Dugaan Asterin kurang lebih sama dengan isi dokumen rahasia dari Letnan Kolonel Wales. Otaknya berpikir keras, kira-kira siapa dalang dibalik semua ini. Satu sisi, ia ingin memberitahu bahwa isi berkas tersebut merupakan salah satu jawaban dari teka-teki kali ini, namun di sisi lain dokumen itu bersifat rahasia dan tidak ada yang boleh membacanya kecuali yang bersangkutan.

"Aku akan kembali."Archie tiba-tiba bergegas meninggalkan yang lainnya dan langsung menaiki lantai dua di mana kamarnya berada. Yang lainnya hanya saling melempar pandang dan tidak berniat untuk menanyakannya sampai Archie sendiri yang memberitahu.

Saat berada di kamarnya, Archie langsung membongkar ransel yang di dalamnya berisi beberapa berkas dan dokumen militer, dan salah satunya adalah dokumen rahasia yang ia terima dari prajurit yang melakukan perjalanan ke Tucson. Ia membuka halaman kedua berkas itu dan membaca bagian nama-nama dugaan terkait kasus invasi virus zombi saat ini. Deretan nama-nama tersebut memberinya kesan bahwa satu nama yang ia kenal itu adalah dalang di balik semua ini. Archie lantas keluar kamar dan berdiri di anak tangga paling atas.

"Maggie Morgan! Kemarilah!"seru Archie, membuat semuanya saling bertoleh mencari keberadaan Maggie.

"Apalagi sih, Archie?"omel Maggie dari dapur, baru saja selesai memasak untuk sarapan bersama Asterin dan Hope.

"Kemari, ada yang harus kau lakukan."ucap Archie, disahut dengan dengusan Maggie sembari menaiki anak tangga.

Setibanya di kamar Archie, Maggie mengernyitkan keningnya saat melihat ada banyak sekali berkas berceceran di lantai dan kasurnya.

"Kau bisa meretas, benar bukan?"tanya Archie memastikan.

"Em, lumayan, kau lihat sendiri bukan kemaren-kemaren?"tanya Maggie melipat kedua tangannya.

"Bagus."Archie lalu menyuruhnya mendekat dan memberi isyarat agar mereka berbicara dengan pelan.

"Aku minta kau untuk mencari informasi nama-nama ini di internet. Kau tahu harus melakukan apa, bukan?"Archie memperlihatkan deretan nama-nama dugaan invasi zombi kepada Maggie. Kedua mata gadis itu pun membulat lebar saat melihat deretan nama-nama yang diketik dengan tinta merah.

"Kau ingin aku mencari informasi 9 orang ini?"Maggie memastikan. "Archie, bahkan untuk satu nama saja memerlukan waktu kurang lebih dua jam untuk mencari seluruh informasi akuratnya."

"Coba kau baca nama-nama itu, apakah ada yang kau kenal atau tidak?"tanya Archie menunjuk ke deretan nama-nama itu dengan telunjuknya. "Aku mengenal satu nama, namun aku dan dia hanya sebatas saling mengenal dan tidak begitu akrab."

"Yang mana?"

"Fergus Hasley, kau mengenalnya?"

Maggie menggeleng pelan, nama itu terdengar asing di telinganya. "Memangnya dia siapa? Bagaimana kau bisa mengenalnya?"Maggie mengambil alih berkas tersebut dari tangan Archie.

"Archie..."suara Maggie tiba-tiba terdengar kecil dan ada terkandung rasa cemas di dalamnya. Saat baru saja meraih berkas itu dan membacanya dengan saksama, ia tertuju dengan satu nama yang sangat familiar di ingatannya. Gadis itu terlihat ragu untuk melanjutkan bicaranya, namun tatapan Archie begitu tajam menunggu Maggie untuk lanjut bicara.

The Meliorism: Land of Survivor [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang