Part 20 - Hybrid

85 21 1
                                    

Mobil Lucien terparkir tidak terlalu jauh dari kamp, namun tetap membuat mereka berjalan memutari kamp, menghindari kerumunan di dalam kamp. Maggie dan Asterin membantu Lucien yang sama sekali tidak bisa berjalan normal karena saat ini ia benar-benar tidak sanggup bahkan untuk menggerakan satu jari saja. Kepalanya tertunduk lemas dengan beberapa sisi wajahnya yang membiru. Archie berjalan di belakang mereka dengan dada yang sesak. Sesekali pria itu menoleh ke belakang, memastikan tidak ada zombi yang mengejar mereka. Entah sampai kapan ini terjadi, namun Archie sudah mulai banyak kehilangan teman-temannya.

Rasa syok dan sedih ada di dalam hati Archie, seakan titel prajurit terkuat itu tidak berarti lagi padanya saat ini. Ia kehilangan tunangannya, rekan-rekan militer, serta pembimbingnya yang sudah ia anggap seperti ayah sendiri. Tanpa mereka, Archie tidak mungkin bisa bertahan hingga bisa menjadi seperti ini, semua berkat dukungan dan motivasi mereka.

Sesampainya di parkiran kamp, Maggie dan Asterin langsung membaringkan Lucien di kursi belakang, lalu semuanya saling berpandangan beberapa detik.

"Siapa yang akan menyetir?"celetuk Maggie.

Mendengar pertanyaan yang dilontarkan Maggie, Asterin dan Archie pun langsung menatap Maggie tanpa memberi jawaban.

"Kau saja, aku akan menjaga Lucien di belakang."jawab Asterin. "Kita harus pergi dari Tucson, mereka tidak akan menerima kita warga Albuquerque."

Maggie menghela napasnya lalu beralih ke Archie. "Kau mau kita ke mana? Lebih baik kita ambil barang-barang di tenda dulu."mau tidak mau, kali ini giliran Maggie yang mengendarai mobil entah ke mana tergantung jawaban Archie.

"Aku dan Maggie akan mengambil baran-barang kita, kalian tunggu di sini. Jangan membukakan pintu untuk orang yang meminta pertolongan, mereka bisa saja jahat."pesan Archie lalu menyiapkan senjatanya. Ia meraih belati yang dijatuhkan oleh Maggie dari holster di pinggangnya. "Maggie, kau siap?"pria itu tiba-tiba saja melempar belatinya ke arah Maggie. Gadis itu refleks menangkapnya tepat di gagangnya. Jantungnya berdegup kencang saat Archie tiba-tiba melempar belati tersebut.

Asterin dan Archie tercengang melihat refleks Maggie yang bagus. Archie pun lantas menyunggingkan senyum di sudut bibirnya, ia melihat Maggie memiliki potensi besar untuk menguasai senjata tajam seperti dirinya.

"Ayo."kata Maggie, ia dan Archie kemudian berlari menuju kamp untuk mengambil perlengkapan yang tertinggal, sementara Lucien dan Asterin menunggu di mobil.

Saat tiba di kawasan kamp, Archie dan Maggie tidak melihat tanda-tanda adanya zombi, hanya beberapa prajurit yang masih berlalu-lalang dan tampak tergesa-gesa serta beberapa warga pengungsian yang masih berada di kamp dan bersiap untuk mengungsi ke Tucson. Ternyata pemerintah Tucson mengizinkan mereka untuk mengungsi untuk beberapa waktu.

"Kapten!"seru seorang prajurit muda yang tubuhnya tidak terlalu gemuk. Ia berlari menghampiri Archie yang kini menyusun barangnya dan barang Lucien. "Syukurlah kau selamat."ucapnya dengan napas yang terengah-engah.

"Ada apa?"Archie spontan berbalik karena penasaran.

"Be-begini, Marcus saat ini berada di luar kendali, mungkin kau bisa membantu di sana."ucap prajurit itu dengan gugup, terlihat dari kedua tangannya yang gemetar.

"Tapi dia masih di dalam sel, benar?"

"Itu benar, ta-tapi dia seakan bukan manusia dan juga bukan zombi. Ia sudah dalam wujud zombi, tapi dia bisa berbicara seperti manusia."

Hal itu membuat atensi Archie terpusat dengan apa yang dialami Marcus. Ia lalu memanggil Maggie yang berada di tendanya, sedang merapikan seluruh barangnya.

"Setelah kau selesai mengepak semua barangmu dan Asterin, kau kembali ke mobil lebih dulu, aku ada urusan sedikit, aku akan kembali secepatnya."pesan Archie kemudian langsung ditanggapi dengan anggukan oleh Maggie. Gadis itu kemudian kembali lebih dulu ke mobil dengan membawa dua tas di kedua pundaknya. Archie dan prajurit muda kemudian berlari menuju tenda di mana Marcus berada.

The Meliorism: Land of Survivor [END]Where stories live. Discover now