Part 13 - Last Dinner

136 23 1
                                    

Keadaan semakin runyam. Kehadiran makhluk mutasi bertubuh setinggi lebih dari dua meter membuat situasi mulai tidak aman. Saat ini bahkan masih belum diketahui apakah pasukan penolong akan mengevakuasi warga yang tersisa di kota atau tidak, karena sejak kemarin malam, para zombi mulai melewati pos pengamanan dan menyerang ke luar. Maggie tidak dapat meretas kamera CCTV yang berada di luar pos karena terkendala jaringan dan juga telah diambil alih oleh para teknisi untuk digunakan pasukan pengamanan dalam mengawasi camp mereka. Nahas, akhirnya mereka diserang juga. Tidak ada yang tahu bagaimana nasib mereka saat ini di luar sana.

Archie, Lucien, Maggie, dan Asterin masuk kembali ke apartemen, mengistirahatkan fisik dan mental mereka setelah menghadapi Tank dan juga Helga. Rasa lelah dan gugup membuat kaki-kaki mereka gemetar, meminta untuk segera diistirahatkan. Ini baru hari kedua namun mereka sudah dipertemukan dengan musibah.

"Apa-apaan kalian ini? Kelelahan? Ckckck, tidak bisa dibiarkan ini."omel Archie dengan kedua tangannya bertumpu pada pinggang. Serentak saat itu juga Archie ditatap balik oleh ketiga temannya dengan tatapan datar.

"Sadar diri saja dulu."sahut Maggie mengambil botol minum di dekatnya. Asterin dan Lucien menggeleng dan berdecak bersamaan. Archie kemudian mendengus karena Maggie berkata benar. Baru saja ia dan zombie dua meter itu bergulat dan meninggalkan berbagai jenis luka dan lebam, dan ia sudah mau kembali menghajar zombi lainnya.

"Oh ayolah kalian, aku tahu kita harus beristirahat, tapi kita tidak bisa berlama-lama, kita tidak sedang liburan menikmati jus alpukat di sini."lanjut Archie sedikit kesal, ia kemudian duduk di kursi terdekatnya,

lalu meraih segelas jus alpukat segar di sampingnya dan menumpu kakinya di tempat tumpuan.

Lucien berdiri menghampiri Archie dan mengusilinya. Ia melingkarkan lengannya di leher Archie dari belakang, membuat pria bermata sipit itu terkejut dan berusaha melonggarkan lengan Lucien.

"Oh ayolah kita tidak sedang bersantai menikmati liburan dengan jus alpukat di sini."ledek Lucien mengikuti gaya bicara Archie. Asterin dan Maggie tertawa puas melihat ekspresi Archie dan Lucien.

"Hei sudahlah, kau bisa membunuhnya, hahaha."sambung Asterin menarik Lucien untuk melepaskan lengannya dari leher Archie. "Kau ini, sementang Archie lagi K.O dan tidak bisa banyak gerak, langsung mau nyekek dia."ujarnya diselingi tawa. Lucien hanya nyengir menanggapinya.

Archie memegang lehernya yang masih merasa kesakitan karena ulah Lucien. Ia mengusap-usapnya secara perlahan.

"Tenagamu lumayan juga. Jarang ada orang yang bisa melakukan itu padaku meskipun ia seorang tentara."sanjung Archie dengan seringaian di ujung bibirnya.

"..sekarang aku sangat takut denganmu."Lucien merasa tubuhnya gemetar karena Archie yang barusan memujinya dengan ucapan yang membuatnya geli. Pria itu kemudian berjalan ke kamar mandi dengan wajah yang pucat dan gerakan yang kaku.

Archie mengusap-usap wajahnya, menahan tawa melihat kelakuan Lucien yang ternyata masih pengecut karena dirinya, walau hanya sebuah candaan di tengah ketegangan mereka.

Asterin kemudian melirik jam dinding lalu menoleh ke arlojinya, sudah hampir jam makan siang dan mereka sama sekali belum menyiapkan makanan.

"Sial aku hampir lupa."katanya terengah-engah. Asterin berjalan cepat menuju dapur dan memeriksa isi lemari dan juga kulkas. "Kita kehabisan bahan makanan di sini. Archie, apa kau jarang berbelanja?"

Archie mengedikkan bahunya. "Apartemen ini paling lama kutempati selama satu minggu saja setiap bulannya, dan aku juga sering makan di markas."

"Benar juga ya."Asterin masih memeriksa seluruh lemari makanan dan juga lacinya, siapa tahu ada sisa bahan makanan untuk siang ini. "Tidak ada sama sekali, hanya ada dua buah telur dan satu daging kaleng, tidak cukup untuk porsi kita berempat, apalagi porsi Maggie paling banyak."sindirnya.

The Meliorism: Land of Survivor [END]Where stories live. Discover now