"I know, gua memang kerja di lo. Lo bos gua, dan gua nggak pernah lupa sama fakta itu. entah lo anggap gua sebagai teman juga atau nggak, tapi semenjak kita kenal. Gua udah anggap lo temen gua Vic"

"Karena gua anggap lo temen, makanya gua nggak mau lo terus kaya gini"

"Kaya gini gimana? Lo tahu apa sih tentang hidup gua" Vico menatap remeh Juangga, apa yang dia tahu tentangnya. Cuman dia yang paling tahu apa yang terjadi dalam hidupnya, bahkan Agam yang statusnya adik, bagaimana kerasnya hidup Vico.

Juangga tersenyum miring "Bertahun-tahun gua selalu di samping lo, bikin gua semakin tahu apa yang terjadi hidup lo Vic" Ujarnya "Vico, anak umur 9 tahun yang berubah menjadi orang yang berbeda dari yang gua kenal. Si pembohong besar untuk dirinya sendiri, berusaha untuk menjadi yang terbaik dari yang terbaik, meskipun beberapa kali lo merasa lelah. Tapi lo berusaha untuk tidak gagal"

"Vico, lo cuman merasa takut. Takut kalau lo gagal, maka lo akan tidak diperlukan lagi sama bokap lo. Lo takut kalau posisi lo sebagai pewaris diganti oleh Agam, lo takut kalau lo nggak pinter, nggak bernilai, nggak berguna dan nggak sesuai sama apa yang bokap lo inginkan, maka lo akan tidak dipedulikan, dibuang, diacuhkan oleh bokap lo seperti nyokap lo rasain"

Vico takut sebuah ketidaksempurnaan, Vico takut kegagalan, Vico harus mendapatkan kesempurnaan dalam hidupnya agar tetap diperlukan dan diandalkan oleh sang ayah. Karena dia melihat bagaimana ibunya dicampakkan karena tidak bisa memenuhi keinginan sang ayah untuk mendapatkan anak kembali.

Ibunya didiagnosis menderita tumor yang tumbuh di sekitaran rahim atau Fibroid. Hal ini yang mengharuskan ibunya melakukan pengangkatan rahim atau Histerektomi, oleh karena itu ibunya tidak lagi dapat memiliki anak.

Vico melihat bagaimana ayahnya memarahi dan membentak sang ibu di kamar mereka. Ibunya menangis dan meminta maaf, namun sang ayah tetap memarahi hingga berani mengangkat tangan kepada ibu. Vico yang saat itu berusia 5 tahun, dimana dia tidak mengerti apapun sudah melihat sebuah kekerasan di depan matanya.

2 tahun berlalu, ayah datang kerumah bersama seorang wanita yang perutnya membulat besar. Umurnya sudah memasuki 7 tahun, dia sudah mulai mengerti apa yang terjadi. Ibunya menangis ketika sang ayah berkata jika wanita yang hamil di sebelahnya merupakan istri barunya. Ayah menikah lagi tanpa persetujuan ibu, ayah marah ketika ibu menentang dan membentak wanita hamil itu.

Vico tidak tahu jika wanita hamil itu merupakan sekertaris sang ayah, ayah berkata padanya bahwa dia akan memiliki adik. Tetapi Vico tidak senang akan hal itu, Vico menyadari jika wanita itu telah membuat ibunya menangis. Karena adanya wanita itu, ibunya dicampakkan oleh sang ayah.

Vico tidak pernah lagi melihat ibu tidur di kamar bersama sang ayah, dia tidak lagi melihat keduanya keluar dari kamar yang sama. ibu selalu keluar dari kamar yang ada di sebelah kamar ayah dan ayah selalu keluar kamar bersama wanita sedang hamil.

Dia menyadari bahwa ibunya lebih banyak diam dari biasanya, ibu tidak lagi duduk di sebelah ayah. Tempat duduk yang biasanya diduduki ibu, kini diduduki oleh wanita hamil itu. Hari berganti hari, Vico mulai mengerti bahwa wanita itu telah mengambil ayahnya dari ibu, wanita yang selalu tersenyum manis itu adalah wanita jahat yang sudah membuat ibu menangis dan membuat dia kehilangan sosok ayah yang perhatian.

Hampir setiap malam Vico mengintip kamar ibunya. Vico melihat bagaimana kamar yang gelap dengan suara tangis yang begitu pedih, setiap malam ibunya menangis. Tapi jika lagi datang Ibu akan tersenyum padanya, seolah dia terlihat baik-baik saja. Meskipun Vico tidak buta, dia bisa melihat bagaimana kantung mata ibunya semakin menghitam, tubuh ibunya yang semakin kurus.

Kelahiran Agam, dan bagaimana ayah terlihat begitu bahagia dengan adanya Agam, membuat Vico bergetar ketakutan. Dia takut jika dia juga akan dicampakkan seperti ibu, dia takut jika kasih sayang sang ayah tidak lagi diberikan padanya. Vico mulai gelisah dan terus berpikir secara berlebihan, dan dia memastikan semua hal yang ada dipikirannya pastikan mungkin terjadi.

ATLAS (End)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt