#46 [Back]

471 78 10
                                    

Hari pun sudah berganti dan Randall sudah memasukkan semua barang bawaannya kedalam tasnya.

"Kurasa aku juga butuh sekop ya.. Huft.."

Randall mengingat bahwa dulu perjuangannya untuk menggali peti itu sangatlah sulit jadi dia menghela nafasnya, setelah itu Randall keluar dari ruangannya untuk memanggil Claron.

"Claron."

Saat ini Claron sedang mengurusi semua hal yang terjadi di asrama itu, karena rumor tentang Randall yang menjadi gila mulai menyebar.

Jadi dia ingin menenangkan rumor ini agar berita palsu ini tidak merusak reputasi Randall.

'Apakah para pelayan itu tetap menyebarkannya? Dasar sialan.' Kata Claron di pikirannya.

"Claron??"

"Ah.."

"Ada apa?"

Claron tidak sadar bahwa saat ini Randall sedang berada di depannya, pikirannya saat ini sedang sangat penuh sampai dia tidak melihat orang yang berada di depannya.

"Ah tidak ada apa-apa Pangeran, apakah ada yang bisa saya bantu?"

"Sebelum itu, aku ingin kamu memanggilku Randall saja.. Memanggilku pangeran terdengar sedikit.. Aneh? Jadi mulai sekarang panggil aku Randall saja."

Melihat perilaku Randall saat ini.. Claron bahkan tidak tahu apakah Randall benar-benar menjadi gila atau tidak, tetapi..

Satu hal yang dia tahu adalah Randall saat ini menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya, dan itu cukup untuk meyakinkan dirinya dari rumor-rumor buruk itu.

"Baiklah Randall..."

Mendengar kata Randall keluar dari mulut Claron, Randall pun menjadi senang karena Claron tidak perlu lagi menggunakan sebutan kerhomatan untuknya.

"Jauh lebih baik.. Kalau begitu aku ingin bertanya."

"Apa yang anda ingin tanyakan?"

"Apakah kamu tahu dimana letak sekop? Kamu tahu kan? Benda yang digunakan untuk menggali "

"....?"

Pertanyaan yang ditanyakan Randall benar-benar random, jadi dia tidak menyangkanya.

"Sekop...?"

"Iya apakah kamu tahu dimana letak benda itu?"

Claron ingin bertanya mengapa seorang pangeran seperti Randall membutuhkan sebuah sekop tetapi dia tahu bahwa itu tidak sopan jadi dia tetap menutup mulutnya.

Melihat wajah Claron yang sedikit panik Randallpun berkata, "Ah... Aku jadi teringat hal yang mirip dengan ini di masa lalu."

"Maaf?"

"Ah tidak apa-apa."

Dia ingat bahwa dulu dia pernah meminta hal yang sama kepada butlernya dulu, Gavin. Tetapi dia tidak mau mengingat itu lagi karena hal itu adalah sesuatu yang tidak ingin dia ingat.

Claron kemudian membawa Randall untuk pergi ke tempat sekopnya. Tetapi sekop tersebut ternyata hilang dari tempatnya..

"Eh? Bukankah kemarin ada di sini?"

"Ada apa?"

"Uhh tidak.. Seharusnya sekop itu ada di sini."

Melihat Claron kewalahan, akhirnya Randall pun memutuskan untuk tidak mencari sekopnya lagi.

"Kalau tidak ada tidak apa-apa aku bisa membelinya."

"Tidak-tidak! Aku akan membelikannya."

"Tidak usah aku bisa sendiri."

"Tapi.."

"Aku bisa membelinya sendiri, tenang saja."

"Baiklah.." Kata Claron dengan sedikit rasa bersalah.

Setelah itu Randall pergi keluar dari asrama itu menggunakan kerudung yang diberikan oleh Claron agar identitasnya tidak diketahui oleh orang-orang.

***

"Ho..? Aku tidak menyangka bahwa kotanya berada sangat dekat dengan asrama ini."

Randall saat ini sedang berada di kota yang digambar di petanya, yang artinya lokasinya dan pohon itu sudah dekat.

"Aku sedikit merasa bersalah.. Tapi aku bisa apa ya kan.. Hehe."

Sebenarnya.. Sekop di asrama itu tidak hilang begitu saja. Malam sebelumnya Randall memikirkan alasan apa yang harus dia pakai untuk bisa keluar dari asrama itu tanpa dicurigai oleh Claron.

Jadi dia mengambil sekop itu dan memasukannya ke dalam tasnya pada malam hari itu juga.

"Baiklah kalau begitu saat pulang nanti aku tinggal membawa sekop ini dan bilang bahwa ini adalah sekop yang baru."

Randall berjalan sebentar dan akhirnya sampai juga dia di pohon itu. Pohon yang dulunya masih berukuran sedang sekarang menjadi pohon yang besar dan indah.

Tetapi Randall tetap fokus pada tujuannya yaitu mencari buku itu jadi dia tidak membiarkan dirinya terdistraksi oleh pemandangan pohon ini.

"Jika aku tidak menemukan buku itu di sini.. Tamatlah aku."

Sruk..

Srek..

Randall mulai menggali tanahnya sedikit demi sedikit. Waktu pun mulai berlalu sampai akhirnya terdengar suara orang dari atasnya.

"Apa yang kamu lakukan?" Tanya seorang gadis yang sedang duduk di atas pohon itu

'Sialan! Aku tidak melihat sekitarku terlebih dahulu.' Kata Randall dalam hati.

"Aku hanya... Sedang menggali..?"

"Hm?"

To Be Continued

AN : HALO SEMUAAA Week kali ini bener-bener killing bgt buat punggung thor soalnya kayak krek krek dan praktek presentasi dll. Tapi akhirnya Thor berhasil melewati HELL tersebut☆(ノ◕ヮ◕)ノ* HARI INI CHAPTER BARU KE... 46 OMG GA NYANGKA DAH BANYAK BGT ( ⚈̥̥̥̥̥́⌢⚈̥̥̥̥̥̀) smoga kalian smua enjoy chapter ini dan jangan lupa cek next chapter di minggu depan THANK YOU (≚ᄌ≚)ℒℴѵℯ




Living In Another World As The Useless PrinceWhere stories live. Discover now