#44 [Gosip]

512 81 8
                                    

Claron pergi untuk melihat bagaimana keadaan Randall saat ini, dia berpikir bahwa Randall mungkin sedang sedih jadi dia membawakannya sebuah teh. Saat dia membuka pintu ruangan Randall, dia melihat Kameron sedang memegang wajah Randall dengan tangannya.

"KAMERON, apa yang kamu lakukan di sini! bagaimana kamu bisa masuk?"

Claron terkejut karena di ruangan Randall saat ini ada Kameron, padahal penjagaan asrama akademi ini sangatlah ketat.

"Ah aku sudah ketahuan ya. Ya sudah lah."

"Berani-beraninya kam- Ah Pangeran Randall nampaknya Anda sudah bangun."

Claron menaruh teh yang dia bawa ke meja di ruangan itu, lalu dia menyuruh Kameron untuk segera keluar dari ruangan itu.

"Keluarlah sebelum aku tendang dengan paksa."

"Tunggu Claron ada sesuatu yang ingin aku pastikan."

"Hm?"

Tangan Kameron masuk ke dalam sakunya untuk mengambil sebuah kertas, kertas ini dapat mengetahui apakah orang itu berbohong atau tidak, jadi Kameron ingin mengetahui apakah Randall benar-benar kehilangan ingatannya.

"Kertas itu.. Apa yang ingin kamu lakukan?"

Setelah dia menggunakan kertas itu, semua ingatan dari randall saat ini tidak terdeteksi oleh kertas itu.

{Not Detected , Truth}

'Tunggu.. ingatannya tidak hilang. Tetapi ingatannya memang tidak pernah ada. Apa maksudnya ini?' kata Kameron di pikirannya.

"Kertas itu.. Bukankah itu adalah kertas yang sangat langka? Bagaimana kamu bisa mendapatkannya?"Tanya Claron sambil mengamati kertas yang sedang dipegang Kameron.

Kameron tidak menjawab pertanyaan Claron, dan hanya pergi melewati jendelanya tanpa mengatakan apapun

"Dasar sialan tidak sopan." Teriak Claron ke luar jendela itu.

Setelah kejadian itu terjadi, Claron dan Randall hanya menatap satu sama lain dengan sedikit rasa canggung.

"Emm.. Ah ini teh herbal, aku dengar bisa mengurangi sedikit nyeri di dahi."

"Teh?"

Randall melihat teh itu cukup lama, karena dia memiliki beberapa masalah kepercayaan tentang teh.

"Baiklah Kalau begitu saya akan keluar dulu agar tidak mengganggu istirahat anda."

"Baiklah, terimakasih Claron."

Disaat Randall sedang meminum tehnya, Claron melihat Randall dengan mata terkejut.

"Hm? ada apa?"

"Ah.. Oh maafkan saya baiklah kalau begitu saya keluar dulu Pangeran Randall."

Pintu ruangan Randall pun tertutup dan Claron merasa senang seiring perjalanannya menuju ke dapur, karena itu adalah pertama kali setelah 7 tahun ini Randall memanggilnya dengan nama Claron.

***

"Huft... baru saja tiba di sini sudah disambut dengan hal-hal seperti itu. Aku bisa gila jika seperti ini terus."

Randall kemudian langsung mengambil tasnya di samping kasurnya, dia ingin mengambil buku cerita yang menceritakan dunia ini yang waktu itu pernah diberikan oleh orang yang berada di alam bawah sadarnya.

Setelah mencarinya berkali-kali dia tetap tidak bisa menemukannya.

"Dimana sih?"

Buku itu adalah sebuah bagian penting di dunia ini karena tanpa buku itu dia tidak akan bisa tahu masalah-masalah yang akan terjadi. Jadi jika dia kehilangan buku itu, tamat sudah.

Living In Another World As The Useless PrinceWhere stories live. Discover now