#29 [Careless]

1.1K 162 1
                                    

Randall menjadi waspada karena tiba-tiba sebuah ketukan terdengar dari balkonnya. Setelah itu dia langsung mengambil tongkat yang ada di samping mejanya.

"Siapa disana?" Tanya Randall

"Ah pangeran cebol."

Mendengar kata-kata itu Randall langsung tahu siapa orang yang naik ke balkonnya itu.

"Kenapa kamu kesini, dan juga bagaimana kamu bisa berada di atas sini?" Tanya Randall dengan wajah kesal.

"Aku dengar bahwa kamu diserang oleh seorang penyusup jadi aku hanya ingin melihat bagaimana keadaanmu."

"Oho kamu khawatir?" Tanya Randall dengan wajah mengejek

"Ngapain aku khawatir ke kamu, lagian aku ke sini cuma pengen lihat kamu mati apa gk." Kata Bassan sambil membuat muka jijik.

'Bukankah kalau aku mati beritanya akan tersebar?' Kata Randall dalam hati.

Saat Randall berjalan menuju Bassan dia melihat sebuah es yang tinggi mencapai balkon milik Randall.

"Apa-apaan! Kenapa kamu gak pakai pintu saja?"

"Penjaga kastilmu menjengkelkan aku tidak diperbolehkan masuk ya sudah aku masuk lewat balkonmu saja." Kata Bassan sambil menepuk es nya.

Randall langsung menghela nafasnya sambil memegang keningnya.

'Huft... Jika ada orang yang tahu Bassan menyelinap ke ruanganku suasananya akan menjadi rusuh.' Pikir Randall.

Tok tok..

Sebuah ketukan terdengar di pintu kamar Randall.

"Sialan!" Bisik Randall.

Dengan cepat Randall memasukkan Bassan ke dalam lemari miliknya.

"Apakah kamu baik-baik saja Randall? Sebuah suara yang keras barusan terdengar dari ruanganmu." Tanya Louis.

Kreak.

Pintunya pun terbuka, saat Louis masuk ke dalam ruangannya dia melihat Randall sedang tidur di tempat tidurnya.

"Ah ternyata sudah tidur."

Louis sudah ingin pergi keluar dari ruangannya tetapi melihat pintu balkon Randall terbuka jadi dia berjalan menuju ke balkon itu untuk menutupnya.

"Kak Louis?"

Randall pun berakting seperti barusan bangun tidur karena jika Louis melihat es yang menempel pada balkonnya, Bassan akan ketahuan.

"Apakah aku membangunkanmu? Hehe maaf ya." Kata Louis sambil menggaruk kepalanya.

Karena merasa bersalah telah membangunkannya Louis langsung keluar dari ruangan Randall. Saat Louis keluar Randall langsung membuka lemarinya.

"HUFT HUFT aku hampir saja mati karena kehabisan nafas." Kata Bassan sambil terlentang di lantai.

"Jika kamu ketahuan menyelinap ke dalam sebuah kastil kamu juga akan mati bodoh."

Eral dari tadi hanya diam di dekat pintu balkon karena dia tidak ingin terlibat dalam masalah ini. Bassan berdiri dan duduk di salah satu sofa di kamar Randall.

"Jadi siapa orang yang menyerangmu itu?" Tanya Bassan dengan wajah serius.

"Zephyr."

Wajah Bassan langsung bingung karena nama yang disebut Randall itu tidak asing.

"Zephyr yang tua itu?"

"Iya." Jawab Randall sambil menaruh tongkatnya kembali ke tempatnya.

"Tunggu tunggu, bukankah dia orang yang baik?"

"Aku juga tidak tahu tetapi hal yang aku tahu saat ini adalah dia ingin membunuhku."

Setelah menceritakan semua yang terjadi pada saat itu, Bassan hanya bingung.

"Tunggu-tunggu dia membuat sebuah penghalang untuk membatasi orang asing agar tidak masuk tetapi dia tidak membunuhmu?" Tanya Bassan.

Randall hanya mengangguk pada pertanyaan yang ditanyakan oleh Bassan.

"Tapi kenapa dia tidak membunuhmu? Bukankah tidak ada orang yang bisa membantumu jika ada sebuah penghalang untuk menutupi orang yang berada di luar."

"Aku juga tidak tahu dia malah bilang dia hanya datang untuk mengetahui mengapa benda berharganya hancur." Jawab Randall

"Lagian bagaimana kamu bisa mendapatkan benda seperti itu aku tidak melihat Zephyr memberikannya kepadamu." Tanya Bassan dengan curiga.

"Saat kamu pergi, Zephyr muncul di depanku dan memberiku benda ini. Dia bilang benda ini bisa menyelamatkan aku dari orang yang sedang mengejarku."

Mendengar itu Bassan merinding karena Zephyr bisa keluar dari mana saja.

"Aku akan memberitahumu semuanya besok saja sekarang sudah terlalu malam, jangan sentuh it-"

"Apa ini?" Tanya Bassan sambil memegang sebuah buku di meja Randall.

Pyar..

Saat Bassan mau membuka buku itu, sebuah gelas di sampingnya tersenggol sehingga gelas itu jatuh ke lantai dan membuat sebuah suara yang cukup keras.

"Ah sial."

'Firasatku buruk...' Kata Randall dalam hati.

Suara tersebut langsung membuat Louis mendobrak pintu kamar Randall.

"Siapa kamu!?" Tanya Louis sambil mengacungkan pedangnya ke leher Bassan.

"Uhhh."

Bassan panik jadi dia tidak bisa menjawab pertanyaan Louis.

'Tamat kau Bassan.'

To Be Continued













Living In Another World As The Useless PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang