#14 [Picnic?]

2.1K 280 10
                                    

Wanita itu melihat Randall sebentar dan tertawa.

"Benar bagaimana kamu tahu?"

"Uhh anda memiliki peralatan dokter?"

Wanita itu melihat peralatannya yang ada di meja dan berkata.

"Baiklah-baiklah, untuk sekarang tidurlah dulu sebentar biarlah aku mengecekmu."

Saat Randall mulai tiduran, wanita itu mengecek detak jantungnya sambil berbicara.

"Namaku Chayenne Kombus, kudengar kamu menyelamatkan Bassan dan Oshun di dalam dungeon terimakasih."

"Ah namaku Randall Kartis, terimakasih juga karena sudah merawatku, tetapi bagaimana anda tahu aku menyelamatkan Bassan dan Oshun?"

"Hmm? Oh itu aku hanya melihat sebuah bekas luka besar di lengan Bassan yang tidak pernah aku lihat sebelumnya, dan luka itu juga sudah sembuh karena kamu memiliki elemen daun jadi mungkin kamu lah yang menyembuhkan mereka."

Setelah itu mereka berbincang-bincang tentang apa yang telah terjadi di dungeon.

"Itu sungguh mengerikan kenapa mereka tidak mengecek dungeon itu sekali lagi." Kata Chayenne sambil mengambil sebuah jahitan.

"Haha benar..."

"Baik jangan bergerak dulu aku akan menjahit bagian sini."

"Baiklah."

Randall melihat luka-luka yang ada di tubuhnya dan ternyata dia memiliki banyak sekali luka.

'Kenapa badanku memiliki banyak sekali luka, astaga..."

"Aduh aduh."

"Tahan sedikit." Kata Chayenne sambil menjahit tubuh Randall yang penuh luka itu.

"Omong-omong kenapa anda mirip sekali dengan Bassan?"

"Apakah benar aku mirip dengan Bassan?" Tanya Chayenne dengan wajah senang

Chayenne tetap fokus dengan menjahit luka-luka yang ada di bagian punggung tubuh Randall, luka-luka itu tidak terlalu parah karena hanya tampak seperti tergores oleh batu.

"Iya benar... Jangan-jangan anda adalah ibunya Bassan."

"Kamu benar-benar pintar seperti yang anakku bicarakan, ya benar aku adalah ibunya Bassan."

Randall sudah menduganya dari awal karena dia melihat rambut dokter itu memiliki warna yang sama dengan rambutnya Bassan.

"Baiklah jahitannya sudah selesai kamu boleh pergi sekarang, tetapi tetaplah istirahat dan jangan banyak bergerak."

"Huh ah, oh oke terimakasih uh ibunya Bassan?"

"Hahaha panggil aku Chayenne saja."

"Baiklah terimakasih Miss Chayenne."

"Sama-sama nak hati-hati di perjalanan pulangmu!"

Setelah itu Randall berjalan keluar dari ruang perawatan itu.

***

"Randall!" Teriak seorang pria.

Saat Randall menengok dia melihat kakak tertuanya,Louis.

"Apakah kamu tidak apa-apa?"

"Aku baik-baik saja, hanya sedikit lelah."

Mendengar jawaban Randall membuat Louis menjadi sedih.

"Apakah aku harus mengeksekusi kepala sekolahnya ya..." Bisik Louis.

"Maaf?"

"Ah tidak apa-apa."

Randall tidak begitu mendengar kata-kata Louis tetapi dia mendengar kata kepala sekolah.

"Apakah kamu mau istirahat?" Tanya Louis dengan wajah khawatir.

"Hari ini aku akan pergi ke tempat dimana aku biasa membaca buku."

"Ah... Pohon itu?" Tanya Louis dengan wajah sedih.

"Benar."

Randall tidak tahu dimana lokasi pohon tersebut tetapi dia bisa memanggil orb untuk memberitahunya jalan untuk pergi ke pohon tersebut.

"Baiklah, jangan lupa untuk kembali sebelum makan malam ya!"

"Baik kak."

"Ah, tadi Oshun dan Bassan mau masuk ke dalam ruang perawatan tetapi aku halangi karena kukira kamu sedang istirahat. Jadi jangan lupa bilang terimakasih kepada mereka!" Kata Louis sambil berjalan pergi dari Randall.

"Kurasa aku harus berterimakasih kepada Oshun dan kutubuku itu ya, huft..."

***

Setelah dia berterimakasih ke Bassan dan Oshun di akademi dia langsung pulang ke kastil kerajaan kartis.

"Selamat siang Yang Mulia apakah ada yang bisa saya bantu?" Tanya pelayan yang sedang berada di depan pintu.

"Ah bisakah kamu bawakan aku sebuah sekop?"

Pelayan tersebut tampak bingung tetapi dia tidak tanya mengapa seorang pangeran membutuhkan sebuah sekop.

"Baiklah Yang Mulia."

Setelah itu pelayan tersebut mengambil sekop yang ada di taman dan membawanya kepada Randall.

"Ini Yang Mulia."

"Terimakasih Gavin."

Gavin,

Seorang pelayan termuda di kerajaan Kartis, dia sudah bekerja sebagai pelayan di sini sejak umur 11 tahun sekarang dia sudah 18 tahun. Dia melayani pangeran termuda yaitu Randall Kartis.

"Saya hanya melakukan tugasku tuan muda, kalau begitu saya harap bahwa anda memiliki waktu siang yang nyaman."

"Baiklah selamat tinggal Gavin."

Gavin membungkuk lalu keluar dari ruangan Randall.

"Baiklah saatnya bekerja." Kata Randall sambil memegang sekopnya.

Dia memanggil orb tersebut untuk memberitahu arah ke pohon tersebut.

*Halo Rahel bagaimana kabarmu?*

"Biasa saja."

°Baiklah jadi apa yang mau kamu lakukan hari ini?°

"Aku akan mengunjungi pohon yang kamu bilang."

Orb tersebut senyum dan berkata.

*Tentu akan kutunjukkan arahnya.*

Setelah itu Randall mengeluarkan sebuah peta, peta itu adalah peta kerajaan Kartis.

°di sinilah tempat kita berada dan ini adalah pohon yang sering aku kunjungi.°

Tempat yang ditunjuk oleh orb tersebut adalah dataran Lhyzen.

"Kenapa jauh sekali?!" Tanya Randall sambil terkejut.

*Tentu saja itu jauh aku lebih suka membaca dengan situasi tenang.*

'Apakah aku harus mencoba menaiki kuda? Tetapi aku tidak bisa menaiki kuda.' Kata Rahel dalam hati.

"Apakah aku juga harus belajar naik kuda?" Tanya Randall dengan wajah kesal.

*Kudaku sedikit spesial nanti coba naiklah.*

Randall jadi ingin tahu apa yang spesial tentang kudanya.

"Baiklah aku akan mencobanya."

Setelah itu Randall mengganti bajunya ke baju yang lebih kasual dan membawa sebuah tas, bekal, sekop, koin yang cukup dan sebuah buku. Dia tampak seperti akan pergi untuk piknik.

"Kurasa aku sudah siap."

*Kudaku yang berwarna hitam.*Kata orb tersebut sambil menghilang ke udara.

"Saatnya mencari buku itu."

To be continued



Living In Another World As The Useless PrinceWhere stories live. Discover now