#26 [Enemy]

1.1K 181 2
                                    

'Sebuah bom!?'

Randall mengira itu hanyalah sebuah alat pelacak jadi dia menyimpannya untuk sementara.

"Air yang ada di benda itu sangatlah menggangguku karena air itu mudah sekali meledak jika dibanting." Kata Deon sambil menodongkan jarinya ke depan leher Randall.

"Kamu pasti disuruh oleh ayahku untuk membunuhku kan."

"Apa maksudmu?"

Tempat mereka saat ini adalah sebuah lorong yang jarang dilewati oleh para murid jadi Randall tidak bisa meminta tolong pada siapapun, yang artinya dia harus menggunakan kekuatannya.

"Aku tidak disuruh oleh siapapun sudah kubilang aku mendapatkan ini dari seorang pria tua."

"Dan kenapa aku harus percaya dengan perkataanmu?"

'Sialan dia benar-benar keras kepala.' Kata Randall dalam hatinya.

***

"Kemana Randall pergi ya?" Kata Oshun sambil bingung.

Dia bingung karena saat belnya berdering Randall langsung pergi keluar dari kelas dengan cepat.

"Ah mungkin dia khawatir tentang Bassan-"

Saat Oshun berbicara dia merasakan sesuatu yang mematuknya dari belakang.

"Duh sakit."

Di belakangnya terdapat seekor burung berwarna putih yang sangat indah.

°Sialan aku tidak bisa berbicara kepada siapapun kecuali Randall bagaimana ini.° Kata Eral dengan panik.

Eral panik karena hanya dia yang bisa menyelamatkan Randall saat ini jadi dia mematuknya lebih keras.

"Aduh ada apa?"

Karena bingung dia mengikuti Eral pergi ke tempat Randall berada.

***

"Aku tahu kamu adalah orang tak berguna yang mudah sekali untuk dikendalikan." Kata Deon dengan wajah seperti merendahkan Randall.

'Hah anak ini benar-benar menjengkelkan.'Kata Randall dalam hati.

Deon sudah bersiap untuk membunuh Randall di sini tetapi tiba-tiba Randall bergerak.

Bruk..

Saat Deon membuka matanya dia sudah terlentang di lantai.

"Hoh aku tak menyangka kamu ternyata lemah juga."

Pada kehidupannya yang lalu Randall adalah orang yang suka melihat orang melakukan bela diri jadi dia mengikuti gerakan yang mereka lakukan.

'Aku tak menyangka ternyata dengan tubuh seperti ini aku bisa bela diri, usahaku ternyata tidak sia-sia.' Bisik Randall.

"Apa yang barusan saja kamu lakukan-" Kata Deon sambil mencoba untuk berdiri.

"Randall! Apa yang terjadi." Teriak Oshun dari jauh.

Eral duduk di pundak Randall dengan bangga karena dia bisa membawa Oshun ke tempat Randall.

"Bukankah orang ini murid baru tadi?"

Karena kaget Randall tidak menjawab pertanyaan Oshun, dia tidak menyangka bahwa Oshun akan datang ke tempatnya.

"Kamu pasti teman dari orang ini, bukankah kamu adalah seorang rakyat jelata?"

Mendengar itu Oshun langsung marah dan mengangkat senjatanya.
Tetapi Randall menghalanginya agar masalah yang lebih besar tidak muncul.

"Dia adalah seorang pangeran, jika dia terluka sebuah masalah bisa muncul."

"Aku tidak menyangka bahwa seorang pangeran yang tidak berguna ternyata bisa menggunakan otaknya."

Deon tetap memancing emosi Randall dan Oshun agar mereka menyerangnya.

"Baiklah jika kalian tidak mau menyerangku dulu maka aku akan menyerang kalian."

Sebuah air muncul dari tangan deon dan meluncur ke arah Randall.

Tang!

Air itu langsung hancur karena Oshun menghalangi air itu dengan senjatanya.

"Wah wah wah seorang pengguna kegelapan, sudah lama aku tidak menemuinya."

Mereka bertiga bingung karena tiba-tiba ada suara seorang pria tua, saat Randall menengok belakangnya dia melihat Zephyr.

"Zephyr..?" Tanya Randall.

"Apakah kamu mengenalnya Randall?" Oshun tetap waspada karena dia tidak tahu jika orang ini berbahaya atau tidak.

"Aku ingin meledakkanmu di sini tetapi kurasa aku sudah ketahuan ya?" Kata Zephyr sambil tersenyum.

Mendengar percakapan ini Deon akhirnya tahu orang yang memberi benda itu kepada Randall.

"Meledakkan!? Apa maksudnya Randall?" Tanya Oshun dengan wajah marah.

Woosh..

Sebuah peluru air meluncur lagi tetapi peluru itu tidak mengarah kepada Randall atau Oshun, peluru itu mengarah kepada Zephyr.

"Aku tidak menyangka aku bisa bertemu 2 pangeran termuda dalam satu tempat, dengan ini aku bisa langsung membunuh kalian berdua sekaligus kalau begitu." Kata Zephyr sambil menghancurkan peluru air itu.

Saat Zephyr mau mengeluarkan kekuatannya ada sebuah pedang tertancap di samping Zephyr.

"Randall apakah kamu tidak apa-apa?" Tanya Louis yang berada jauh di belakang Zephyr.

To Be Continued












Living In Another World As The Useless PrinceWhere stories live. Discover now