#32 [Distraction]

917 135 0
                                    

"A- apa!?" Tanya Louis dengan terkejut.

"Randall?"

Bassan dan Louis benar-benar bingung karena Randall tiba-tiba meminta Louis untuk bertarung dengannya. Sedangkan Randall berpikir keras dari tadi.

"Jika aku menang aku tidak perlu menyewa seorang pengawal." Kata Randall sambil mencari sebuah senjata.

"Apa bagaimana bisa begitu-"

"Jika kamu menang kamu boleh menyegel semua ruanganku."

Mendengar itu Louis pun mulai tertarik dengan tawaran Randall.

"Tunggu tunggu, Randall apakah kamu sudah gila? Bukankah kamu sudah melihat kekuatan milik Louis tadi?" Tanya Bassan sambil mengikuti Randall.

"Ya."

"Bagaimana kamu bisa menang kalau begitu!?"

Randall tidak menjawab pertanyaan milik Bassan dan hanya lanjut mencari sebuah senjata yang pas dengannya. Saat sedang mencari senjatanya Eral terbang ke arah Randall dan mematuk kepalanya dengan keras.

°Dasar bodoh... Lagian bagaimana kamu bisa membagi kekuatanmu itu aku tidak tahu kamu bisa membaginya seperti itu. Heal tadi memakan mana yang cukup banyak kan?° Tanya Eral dengan khawatir.

'Aku bisa memenangkannya lihat saja nanti, selama aku tidak boleh keluar aku mencoba banyak hal dan ternyata aku bisa membagi kekuatanku.' Jawab Randall dalam hatinya.

°Tunggu... Kenapa aku tidak pernah melihatmu menggunakan kekuatanmu?°

"Kan kamu tidur terus bagaimana sih."

Randall secara tidak sengaja mengatakan hal itu dengan lantang, Bassan yang mendengar itu pun terkejut.

"Randall?"

"Ah, tidak apa-apa."

°Pftt°

'Diam sialan.'

Saat sedang mencari senjatanya Randall mencoba menggunakan semua pedang yang ada di situ, tetapi semua pedangnya terlalu berat untuk Randall angkat.

"Hmm..."

"Bagaimana dengan ini?" Tanya Bassan sambil mengambil sebuah Rapier. (sebuah pedang tipis dan tajam)

Randall langsung mencoba pedangnya dan ternyata pedangnya tidak terlalu berat untuknya.

"Ini bisa kupakai kurasa.."

Setelah itu Randall langsung kembali ke tempat pelatihannya lagi, tetapi sebelum dia pergi Bassan mau berbicara dengan Randall.

"Randall.. Kenapa kamu mengajak Louis untuk bertarung?"

"Bukankah tadi aku sudah bilang? Jika aku menang aku tidak perlu menyewa seorang pengawal."

"Emang apa salahnya dengan seorang pengawal? Bukankah itu adalah sebuah hal yang bagus?"

"Huft... Bagaimana perasaanmu jika kamu diikuti oleh orang yang tidak dikenal dan orang itu melapor kepada  orang yang menyuruhnya."

Mendengar itu Bassan akhirnya paham dengan apa yang dimaksud Randall. Setelah memikirkannya akhirnya Bassan setuju dengan Randall dan menyemangati Randall agar menang.

"Aku memiliki sebuah ide yang bagus." Kata Louis

"Hm?"

"Bagaimana jika Bassan juga ikut bertarung?"

'Apakah kamu gila!? Dia barusan saja bertarung.' Kata Randall dalam hati.

"Baiklah." Jawab Bassan sambil berjalan menuju ke sebelah Randall.

"Apa!?"

Mendengar jawaban Bassan Randall terkejut.

"Baiklah kalau begitu kita akan mulai."

Randall benar-benar tidak siap karena Bassan tiba-tiba ikut untuk bertarung.

"Hey apakah kamu gila?' Bisik Randall.

"Mungkin?"

"HUFT."

"Baiklah kalau begitu aku mulai." Kata Louis sambil mengeluarkan anginnya.

Saat Louis mau menyerang, sebuah ketukan terdengar di pintu tempat pelatihan itu. Mendengar itu Louis pun menghentikan anginnya. Saat pintunya terbuka seorang pria yang menggunakan baju seperti layaknya seorang butler pun muncul.

"Ah Gideon, ada apa?"

"Maaf mengganggu waktu latihan anda tuan, jadi..."

Gideon membisikkan sesuatu kepada Louis karena tidak ingin Randall dan Bassan mengetahuinya.

"Ah.. Baiklah kalau begitu aku akan ke sana."

Setelah mendengar itu Gideon langsung membungkukkan badannya ke Randall dan pergi menunjukkan jalannya kepada Louis.

"Randall, kita lanjutkan pertarungannya kapan-kapan saja. Saat ini sedang ada masalah, jika nanti masalahnya sudah selesai kita akan melanjutkan pertarungannya." Kata Louis sambil menepuk pundak Randall.

Bassan menjadi sedih karena dia sudah bersiap untuk bertarung lagi dengan Louis sedangkan Randall hanya ingin tahu apa yang dibisikkan oleh Gideon tadi sampai Louis langsung segera pergi ke sana.

'Hey Eral.'

°hah?°

'Bagaimana jika kamu pergi mengikuti Louis.' Kata Randall dalam hati.

°... Mendengarkan percakapan orang lain itu tidak sopan Randall.°

'Tentu saja aku tahu itu tetapi aku ingin tahu apa yang dibicarakan oleh mereka.'

°huft... Baiklah kalau begitu.°

Setelah itu Eral pun langsung pergi terbang mengikuti Louis dan Gideon.

To Be Continued







Living In Another World As The Useless PrinceWhere stories live. Discover now