#2 [ Transmigration #2 ]

5.5K 611 6
                                    

Situasi sudah mulai tenang, dan mereka semua sedang berada di tempat makan kastil kartis. Di tempat itu semuanya sedang menjaga sikap mereka agar sifat asli mereka tidak diketahui satu dengan yang lainnya.

'Bukankah tempat ini sangat mewah?' Bisik Randall sambil mengusap bahunya. 'Tentu saja, kerajaan kartis kan salah satu kerajaan yang paling makmur di kontinen ini.' Bisik Brian.

Randall tidak menyangka bahwa Brian dapat mendengar bisikannya jadi dia hanya tersenyum saja kepadanya.

Sang raja dan ratu Kartis memasuki ruangan itu, dan semua anggota keluarga langsung berdiri menyambut kehadiran mereka,

Randall yang masih kebingungan hanya dapat mengikuti mereka untuk berdiri dan Louis mengikutinya dengan kata-kata "Hormat kepada sang matahari." Lalu Membungkukkan tubuhnya sembilan puluh derajat.

Sang raja tampak sangat bangga melihat anaknya yang tertua tumbuh menjadi seorang pria yang bijak, disaat sang raja mau duduk dia melihat Randall yang terlihat agak berbeda hari ini.

"Silahkan duduk, Randall."

Disaat semuanya sudah duduk, hanya Randall saja yang masih berdiri menunggu perintah dari sang raja.

Randall pun duduk di kursi yang terbuat dari kayu mahoni itu dengan wajah yang bingung. Sang raja yang melihat itu pun langsung menanyakan bagaimana keadaan kesehatan Randall.

Randall hanya menjawabnya dengan "Saya baik-baik saja, raja". Dan semua yang ada di ruangan itu langsung membelelekan matanya menatap Randall.

"Raja..?" Ucap sang raja kartis yang sedang terkejut, tidak biasanya Randall menjawab pertanyaan darinya, tetapi sekarang dia memanggilnya dengan sebutan raja?

Sang raja yang mendengar itu hanya dapat tertawa mendengar respon dari Randall. "Apakah kamu benar-benar membenciku sehingga memanggilku dengan sebutan raja dibandingkan ayah?" Kata raja itu dengan tatapan tajamnya kepada Randall.

"Ah, bukan seperti itu aku hanya ingin menghormatimu sebagai seorang raja." Jawab Randall dengan tenang. 'Hey, apakah kamu sedang bercanda? Biasanya kamu diam saja jika diberikan pertanyaan dari ayah, tetapi kenapa kamu menjawabnya begitu?' Bisik Brian.

Brian menatap Randall seperti mengkasihaninya, tetapi sang ratu akhirnya melelehkan suasana yang dingin itu dengan mengajak semuanya untuk berdoa kepada sang dewa cahaya, Foebus.

* * *

Setelah makan, mereka berlima pergi keluar dari ruang makan itu dan masuk ke dalam kereta kuda mereka.

Karena Randall masih baru di akademi itu, dia dan Brian pergi bersama menuju akademi Asyndellim.

Sambil melihat pemandangan di samping istana Kartis yang penuh dengan patung-patung, air mancur, dan bunga-bunga, Randall berkata dalam hati 'sangat indah.'

Disaat Randall masih melihat semua pemandangan itu, Brian memegang kedua pundak Randall dan mengatakan,

"Randall! Apakah kamu sudah gila???"

"Huh..?"

Randall yang sedang bengong pun terkejut melihat wajah Brian yang terlihat sangat panik.

"Kamu barusan memanggil ayah dengan sebutan raja!"

"Emang kenapa dengan panggilan raja?"

Wajah Brian yang mendengar ini langsung berubah menjadi pucat.

"K-kamu.."

Huft..

Setelah menenangkan dirinya, Brian mengingat bahwa Randall adalah anak yang sangat tertutup, ya jadi dia memakluminya saja karena dia juga masih berumur 11 tahun.

Living In Another World As The Useless PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang