#12 [Unconscious Mind]

2.2K 304 2
                                    

"Apa-apaan..." Kata Bassan sambil takjub.

Tubuh Randall tiba-tiba jatuh ke tanah.

"Hey Randall!!"

Randall tidak menjawab panggilan Bassan.

"Kurasa dia sedang pingsan, mungkin penggunaan mana skill itu terlalu banyak." Kata Oshun sambil memotong tentakel yang keluar.

"Baiklah kalau begitu saat monsternya telah keluar dari es tolong bawa Randall menjauh dari sini, aku akan membunuhnya dengan kekuatanku."

"Baiklah."

Oshun menghalangi semua tentakel yang berusaha menyerang Bassan yang sedang mengumpulkan kekuatannya.

"Jurus utama."

Mata Bassan yang ungu menyala. Pedang yang dipegang oleh Bassan diselimuti oleh asap-asap putih. Setelah semua asap itu hilang, sebuah pedang dari es muncul di tangannya.

"Kita akhiri di sini sekarang juga makhluk menjijikan." Kata Bassan sambil menatap monster tersebut dengan mata dingin dan kejam.

Setelah itu Oshun langsung membawa Randall keluar dari area pertarungan.

"Aku baru mencoba jurus ini sekali jadi aku masih belum terbiasa, tapi ini jurus mematikan jadi bersiaplah."

Es yang menutupi monster tersebut pecah.

Pyar...

"Mari kita lihat seberapa lama kamu bisa bertahan."

Sebuah ratusan pedang es muncul diudara.

"Swords dance."

Semua pedang es yang ada di langit mengarah ke arah monster tersebut, monster tersebut menjadi takut dan mencoba untuk lari.

"Silahkan lari."

Pedang-pedang tersebut menancap monster tersebut hingga benar-benar mati.

"Akhirnyaa!"

Mereka berdua langsung beristirahat karena mereka menggunakan semua energi mereka.

"Hey Oshun."

"Hm?"

"Kerja bagus." Kata Bassan sambil tersenyum puas.

"Kamu juga."

Setelah itu badan mereka mulai menghilang perlahan dan kembali ke akademi Asyndellim.

* * *

"Ughhh rasanya aku capek sekali." Keluh Randall.

Randall bingung karena dia berada di tengah sebuah dataran penuh dengan bunga dan ada 1 pohon yang menjulang tinggi.

"Dimana aku?"

*Kamu berada di alam bawah sadarmu.*

Randall kaget karena ada suara yang menjawabnya.

*Halo Rahel.*

Saat Rahel menoleh dia melihat Randall yang asli sedang berdiri di belakangnya.

"Randall?!"

*Halo sudah lama tidak bertemu.*

"Apa yang terjadi bagaimana aku bisa berada di sini?!"

"Tenang saja sebentar lagi paling kamu juga sudah bangun."

Rahel sedang mengingat-ingat apa yang sedang terjadi dan dia ingat dia memakai kekuatan yang menguras mananya hingga habis.

"Ahh aku lupa aku menggunakan kekuatan itu..."

*Pfffttt kamu benar-benar pelupa.*

Sebuah angin berhembus dengan tenang dan menyegarkan.

"Hey aku tidak pernah kamu beritahu bahwa ada dungeon seperti ini di masa depan!" Kata Rahel sambil membentak ke Randall yang asli.

"Sudah kubilang kan masa depanmu tidak bisa kubaca aku hanya bisa membaca masa depan saat kamu tidak ada, itupun bukan masa depan yang akan kamu alami."

Rahel menatap Randall dengan tatapan benci.

*Hey jangan menatapku seperti itu.*

"Setidaknya bantu aku lah saat aku berada dalam bahaya kamu tidak pernah keluar sekali pun."

*Aku hanyalah orb saat aku diluar jadi aku tidak bisa membantumu.*

"Lalu bagaimana aku bisa membawamu keluar dari sini?" Tanya Rahel.

*Aku hanya bisa melihatmu saat kamu sedang bertarung di dungeon, saat di dungeon aku bahkan tidak bisa menggunakan mode orb ku.*

"Apakah itu artinya tidak ada cara?"

*Aku bisa menjadi sebuah hantu jika kamu memasukkanku ke dalam sebuah buku.*

"Buku?"

*Benar buku itu kesembunyikan di bawah pohon yang dulu sering kujadikan tempat untuk membaca buku.*

"Jadi apa yang harus aku lakukan saat menemukannya?"

*Kamu hanya perlu membawaku ke buku itu. Jika kamu membawa buku itu ke akademi aku akan bisa menolongmu jika kamu sedang berada dalam masalah walaupun dalam waktu yang singkat.*

Randall tersenyum kepada Rahel dengan senyum sedih.

*Aku hanya berada di sini sampai tugasku selesai yaitu, aku harus membantumu meraih kedamaian dunia ini.* Kata Randall yang 'asli' dengan tangan mengepal.

"Baiklah kalau begitu." Kata Rahel sambil berdiri.

Woooshhh...

Angin berhembus dengan tenang.

"Mari kita raih kedamaian dunia ini bersama." Kata Rahel sambil mengulurkan tangannya.

*Tentu.*

Mereka berdua berjabat tangan dengan senyum di wajah mereka.

To be continued.

Living In Another World As The Useless PrinceWo Geschichten leben. Entdecke jetzt