#17 [Who?]

1.7K 256 2
                                    

"Pedang apa ini?" Tanya Randall sambil memegang pedang tersebut.

*Ah itu adalah pedang kakekku.*

Randall mengeluarkan pedang itu dari peti tersebut.

"Huft... Berat sekali."

Setelah pedang diletakkan di tanah dia menariknya dari sarung pedangnya.

"Hm?"

Pedang yang ada di dalam sarung itu adalah pedang berkarat yang tampak sangat usang.

"Apakah pedang ini bahkan bisa dipakai?"

*Aku tidak tahu aku hanya disuruh untuk menyimpannya.*

Randall melihat gagang pedang itu dan melihat sebuah nama.

"Ximenes?"

Dia menjadi ingin tahu dan bertanya kepada Eral.

"Hey Eral apakah nama kakekmu Ximenes?"

Eral mengerutkan keningnya.

*Bukan, nama kakekku Barad Kartis.*

Randall dan Eral menjadi bingung siapa nama yang ada di gagang pedang ini.

"Lalu siapa ini?" Tanya Randall sambil menunjuk nama yang ada di gagang itu.

*Aku tidak tahu, aku tidak pernah mendengar nama itu dimanapun.*

'Aneh... Kenapa sebuah nama tak dikenal bisa ada di pedang seorang bangsawan kerajaan.'

"Apakah mungkin pedang ini milik orang lain?"

*Tidak mungkin, aku melihat kakekku menggunakan pedang ini waktu dulu.*

Randall memandangi pedang itu lagi, tetapi dia juga tidak pernah mendengar nama itu karena dia baru beberapa hari di sini.

"Kurasa aku harus pergi ke perpustakaan akademi ya.."

*Aku belum membaca buku di perpustakaan akademi itu sih tetapi aku yakin disitu pasti ada.*

Setelah itu Randall mulai mengemas semua barang-barang nya dan memasukkan peti itu ke dalam tasnya.

"Tas ini muat?!" Kata Randall dengan kaget.

*Tentu saja tas sihir bisa membawa apapun.*

'Ah aku lupa ini dunia yang aneh.' Kata Randall dalam hati.

Randall naik ke kudanya dan bersiap untuk pergi ke kastil. Dia melihat matahari yang masih belum terbenam yang artinya dia masih ada waktu sebelum makan malam.

"Apa lagi ya yang harus kulakukan." Randall berpikir karena dia tidak dapat menggunakan alasan pergi membaca buku terus menerus.

"Ah apakah ada sebuah toko buku di sekitar sini?"

*Hm jika tidak salah, kurasa ada satu.*

Randall langsung bersiap untuk pergi.

"Tunjukkan arahnya."

* * *

*ke kiri dari sini dan kamu akan melihat sebuah toko buku.*

Randall bersiap untuk turun dari kudanya tetapi dia ingat bahwa dia adalah seorang pangeran yang artinya hampir semua orang tahu wajahnya. Randall mengambil sarung untuk piknik dan menggunakannya sebagai jubah yang menutupi kepala dan tubuhnya.

"Kurasa ini cukup baik."

Dia bergegas menuju toko buku itu.

Kring..

Saat dia membuka pintu sebuah bell berbunyi.

"Halo anak muda apakah ada buku yang mau anda beli?"

"Aku mencari buku sejarah kerajaan Kartis."

Penjaga toko tersebut senang karena masih ada anak muda yang ingin tahu tentang sejarah.

"Baiklah aku akan pilihkan yang terbaik."

Lalu penjaga toko itu pergi ke belakang toko dan membawa buku yang tampak sangat tua.

"Ini adalah buku sejarah yang jarang ditemukan berterima kasihlah anak muda."

Randall melihat buku itu dan berkata. "Terimakasih." Sambil membungkuk.

Randall ingin membeli buku itu tetapi dia lupa bahwa dia memberikan koin yang dia miliki kepada 2 orang yang dia temui di gua tadi.

"Umm tuan bisakah aku membayarnya besok? Aku lupa membawa uangku..." Kata Randall sambil malu-malu.

"Tentu saja kamu tidak perlu membayar juga tidak apa-apa karena tidak ada yang mau membeli buku ini." Kata penjaga toko itu dengan tertawa.

Penjaga toko itu memberikan buku itu kepada Randall. Saat Randall menerima buku itu Randall berkata. "Aku pasti akan membayarnya."

"Ya ya baiklah."

Saat keluar dia melihat buku itu.

"Kenapa tidak ada yang mau membeli buku ini?"

Randall tampak bingung tetapi dia tidak memikirkannya lagi. Dia ingin cepat-cepat pergi ke sekolahnya untuk mencari informasi tentang orang bernama Ximenes.

"Ah sudah mau malam aku harus cepat pulang."

Saat melihat sekeliling dia tidak melihat Eral dimanapun.

"Eral?"

Ketika dia memanggilnya buku yang ada di dalam tasnya menyala.

*Ya Randall?*

"Ah jadi cara memanggilmu hanya dengan seperti itu?"

Eral kesal karena istirahatnya diganggu hanya untuk mengecek cara memanggilnya.

*Jika tidak ada urusan aku akan kembali.*

Buku tersebut berhenti bersinar saat Eral berkata itu.

"Pffttt orang konyol." Kata Randall sambil bersiap untuk pulang ke rumah.

To be continued

Living In Another World As The Useless PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang