A - 090

131 2 0
                                    

Agatha Style.

Seluruh staf dan karyawan Agatha Style tampak rapat. Agatha yang memimpin rapat seperti biasa.

"Dalam waktu dekat, kita akan menghadapi ekspor kedua. Semua piyama dari 11 warna ini sudah harus selesai dalam waktu dekat," jelas Agatha.

"Baik, Nyonya Xavier."

Agatha menganggukkan kepalanya. Sejujurnya ia masih belum terbiasa dengan panggilan barunya. "Baiklah, rapat hari ini selesai. Kalian bisa kembali ke ruangan dan meja masing-masing."

Setelah itu, Agatha berlalu ke ruangannya. Wanita itu menghempaskan bokongnya ke kursi. Ia membuka majalah fashion seperti biasa.

Tiba-tiba ponselnya berdering. Ia melihat nama Rowena di layar. Agatha mengangkatnya. "Halo? Apa kabar, Rowena?"

"Kabarku baik, bagaimana denganmu, Agatha?" Rowena balik bertanya.

"Aku juga baik."

"Malam ini aku dan Julian ingin makan malam bersama di sebuah restoran. Kami ingin kalian juga bergabung," kata Rowena.

"Apakah ini undangan makan malam sebagai acara pelepasan masa lajang?" Goda Agatha.

"Agatha," gerutu Rowena yang tersipu.

Agatha tertawa kecil. "Aku bercanda. Tentu kami akan hadir. Jam berapa?"

"Jam 8. Kau dan suamimu tidak sibuk, kan?"

"Jam 5 aku pasti sudah pulang. Nanti aku akan menghubungi Mas Erga," kata Agatha.

"Baiklah, aku kirim lokasi restorannya sekarang, ya," ucap Rowena.

Setelah itu, panggilan berakhir. Rowena mengirimkan lokasi lewat pesan chat. Agatha memeriksa lokasi tersebut.

"Wah, ini restoran mahal." Agatha terkagum-kagum. Ia pun segera menghubungi suaminya.

"Halo, Sayang?"

"Mas Erga, Rowena dan Julian mengundang kita makan malam di restoran jam 8. Apa Mas tidak sibuk di kantor?" Tanya Agatha.

"Tidak, jam 5 aku sudah pulang," jawab Erga.

"Jemput aku, ya."

"Iya."

Jam menunjukkan pukul 7.30 malam. Agatha keluar dari gedung Agatha Style. Ia melihat mobil Erga yang terparkir di pelataran gedung. Agatha pun memasuki mobil tersebut dan duduk di samping Erga.

Erga melajukan mobilnya. "Wah, Julian punya banyak uang, ya? Kita diundang untuk makan malam bersama di restoran mewah."

Agatha tertawa kecil. "Mungkin dia ingin merayakan pelepasan masa lajang bersama kita."

"Benar juga." Erga tertawa.

Sesampainya di restoran, Julian dan Rowena ternyata sudah ada di sana. Mereka pun memesan makanan lalu menyantapnya. Kebetulan mereka berempat sedang sangat lapar.

"Kami berterima kasih, karena kalian mau meluangkan waktu untuk makan malam bersama kami," kata Rowena.

"Iya, aku harap kalian menikmati makanannya," kata Julian.

"Tentu saja, makanannya sangat lezat. Terima kasih kalian sudah mengundang kami," kata Erga.

Agatha mengangguk mengiyakan perkataan suaminya.

Rowena menunjukkan kartu undangan pernikahan yang didesain elegan dengan warna emas sebagai sampulnya. Tertera nama Julian & Rowena.

"Kalian adalah sahabat dekat kami. Ini undangan spesial dari kami," kata Julian.

"Oh, terima kasih. Tentu kami akan hadir," ucap Erga.

Setelah acara makan malam, kedua pasangan itu keluar dari restoran dam berpisah saat masing-masing dari pasangan itu memasuki mobil.

Rowena memasuki mobilnya. Saat Julian membuka pintu, tiba-tiba seorang pria tak dikenal yang menggunakan topi hitam tiba-tiba menghampiri Julian dan menodongkan pistol ke dahinya.

Rowena yang melihat itu berteriak ketakutan. "Tidak! Jangan!"

Namun, seseorang menarik rambut pria bertopi itu dari belakang dan menghajarnya hingga tersungkur. Pistolnya terlempar ke kolong mobil.

Erga yang memukulnya.

Agatha yang berada di dalam mobil tampak khawatir. "Mas Erga."

🌠🌠🌠

18.19 | 1 Agustus 2021
By Ucu Irna Marhamah

ASTROPHILEWhere stories live. Discover now