A - 087

132 2 0
                                    

"Jadi, apa kau memikirkanku selama kita tidak bertemu?" Tanya Erga.

"Tidak," sanggah Agatha cepat.

"Kau berbohong."

"Aku tidak berbohong."

"Lalu kenapa kau mengirimkan pesan chat?"

Agatha terdiam.

"Kau mencintaiku, kan? Kau masih mau menampiknya?" Kali ini Erga berbalik menghadap Agatha.

Tidak ada jawaban.

Erga mengusap rambut Agatha. "Terima kasih, aku senang bisa memilikimu. Selamat malam."

Setelah berkata demikian, Erga bergulir membelakangi Agatha. Agatha menatap punggung Erga.

Keesokan harinya, Agatha bangun lebih awal. Saat ia melihat Erga tertidur di sampingnya, ia cukup terkejut. Beberapa saat kemudian, Agatha baru ingat kalau mereka berdua sudah menikah.

Ya, pria itu adalah suaminya sekarang. Jadi, apa masalahnya jika mereka tidur di ranjang yang sama? Bukankah memang begitu konsepnya.

Agatha menggelengkan kepalanya pelan kemudian berlalu keluar dari kamar dan memesan makanan. Sambil menunggu pesanan datang, Agatha pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Erga bangun dan melihat ke sekeliling. "Ke mana dia pergi?"

Selesai mandi, Agatha kembali ke kamarnya. Ia melihat Erga yang sudah bangun. Pria itu menatap padanya.

"Kau sudah bangun? Bisakah kau keluar sebentar?" Pinta Agatha.

Erga malah kembali tidur. "Memangnya kenapa kalau aku di sini?"

"Itu... apa salahnya kau keluar? Kau tidak mau mandi?" Gerutu Agatha.

Terdengar suara bel.

"Tolong ambil makanan pesananku," ucap Agatha.

"Kau memesan makanan?" Tanya Erga.

"Aku tidak punya persediaan bahan makanan, selama 2 minggu aku tinggal di mansion," jelas Agatha.

Erga pun keluar dari kamar. Agatha menutup pintu dan berganti pakaian. Setelah itu, mereka berdua sarapan bersama.

"Apa kau punya panggilan khusus untukku?" Tanya Erga.

"Panggilan khusus apa maksudmu?" Agatha balik bertanya.

"Biasanya sepasang suami istri yang baru menikah akan memanggil pasangannya dengan sebutan apa?" Tanya Erga.

"Di Indonesia ada panggilan beragam untuk suami, biasanya yang paling umum 'Mas'," jawab Agatha.

"Mas? Gold?" Tanya Erga.

"Mas itu seperti panggilan adik kepada kakaknya, tapi itu juga berlaku dalam hubungan suami istri. Contohnya Mas Erga," jelas Agatha.

"Kedengarannya bagus," ucap Erga.

"Kau bisa bahasa Indonesia dengan baik, tapi tidak tahu hal sepele seperti itu," kata Agatha.

"Bagaimana jika kau memanggilku 'Mas Erga' mulai sekarang?" Ujar Erga.

Agatha tampak berpikir. "Tapi, kau dan aku seumuran, bahkan sepertinya aku 5 bulan lebih tua darimu. Kenapa aku harus memanggilmu dengan panggilan 'Mas'?"

"Itu artinya aku yang harus memanggilmu Mas Agatha?" Tanya Erga dengan polosnya.

Agatha membuang napas kasar. "Baiklah, aku akan memanggilmu 'Mas Erga'."

"Lalu aku memanggilmu apa?" Tanya Erga.

"Panggil nama saja," jawab Agatha.

"Aku sudah memutuskan! Aku akan memanggilmu 'Sayang'," kata Erga.

Kedua pipi Agatha memerah. Ia tidak merespon.

"Tapi, tidak adil jika aku memanggilmu Agatha Sayang, kau juga harus memanggilku Mas Erga Sayang," ujar Erga.

"Baiklah, Mas Erga Sayang."

Erga tersenyum senang. "Oh, ya, apa ibumu dan ayahmu juga punya panggilan khusus?"

Agatha tampak berpikir. "Entahlah, aku tidak yakin. Sepertinya mereka sekedar memanggil 'Ayah' atau 'Ibu', karena sudah memiliki anak."

"Oh, kita akan segera mendapatkan panggilan itu," celetuk Erga.

"Bagaimana caranya?" Tanya Agatha.

"Tentu saja dengan memiliki anak, kita akan mengubah panggilan kita menjadi 'Ayah' dan 'Ibu'," jawab Erga.

"Apa kau ingin segera memiliki anak?" Tanya Agatha.

"Itu terserah padamu. Kau yang akan mengandung anak kita, aku tidak bisa memaksakan. Meski pun kau milikku, tubuhmu tetap milikmu."

🌠🌠🌠

06.33 | 1 Agustus 2021
By Ucu Irna Marhamah

ASTROPHILEWhere stories live. Discover now