A - 062

228 12 0
                                    

Agatha memeluk Erga. Pria itu tidak membalas pelukan Agatha. Ia hanya diam dan berdiri mematung.

"Aku sudah lelah, aku memilih untuk menyerah," kata Agatha.

Erga tampaknya tidak percaya. Ia melepaskan pelukan Agatha darinya. Erga menatap kedua mata gadis itu dengan penuh makna. Agatha juga menatap Erga tanpa ada keraguan sama sekali.

"Benarkah? Semudah itukah kau menyerah dan jatuh cinta pada seseorang?" Tanya Erga.

"Aku akan mencoba mencintaimu. Bukankah ini sudah jalannya bagi seorang perempuan yang seharusnya mencintai pria?" Ucap Agatha diakhiri dengan pertanyaan.

"Aku tahu kau membenciku, Agatha," kata Erga.

Agatha membatin, ini menjijikkan, tapi....

Tiba-tiba Agatha mengecup bibir Erga. Pria itu membeku. Ia cukup terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Agatha.

Bahkan gadis itu memperdalam ciumannya lalu melepaskannya. Ia menatap Erga yang masih membeku. Karena tidak ada reaksi dari pria itu, Agatha kembali menciumnya. Kali ini Erga membalas ciuman Agatha. Kedua tangan kekarnya memeluk pinggang gadis yang sangat ia cintai itu.

Erga melepaskan tautan bibirnya. Ia memeluk Agatha dengan erat dan meletakkan dagunya di bahu gadis itu. Sementara Agatha diam-diam memasukkan bubuk misterius berwarna putih ke salah satu cangkir coklat panas di meja yang tampaknya sudah diminum.

Keduanya sama-sama melepaskan pelukan. Erga menyodorkan cangkir berisi coklat panas yang belum tersentuh pada Agatha. Gadis itu menerimanya.

Erga mengambil coklat panas yang tadi sempat ia minum. Ia tidak tahu kalau barusan Agatha memasukkan sesuatu ke dalamnya.

"Hari ini sangat dingin, minumlah," kata Erga.

Keduanya meneguk coklat panas itu.

Minumlah sampai habis, Erga, kau akan mengantuk setelahnya, kata Agatha dalam hati. Ternyata gadis itu memasukkan obat tidur ke dalam minuman tersebut.

Erga hanya meminum sedikit. Mungkin pria itu sudah merasa cukup setelah sebelumnya meminum coklat panas tersebut.

Agatha menggerutu dalam hati, kenapa tidak dihabiskan?

Erga menunjukkan kamar untuk Agatha sementara dirinya pergi ke kamarnya sambil menguap.

Agatha melihat jam tangannya. Ia mengendap dan membuntuti Erga. Melalui lubang kunci, Agatha mengintip. Ia melihat Erga duduk di tepi ranjang sambil menguap. Kedua mata pria itu juga tampak sudah berat. Ia pun merebahkan tubuhnya lalu tertidur pulas.

Aku tidak mengira obatnya akan beraksi meski dia hanya minum sedikit, batin Agatha.

Agatha menunggu sampai 30 detik. Setelah yakin Erga tertidur, Agatha masuk ke kamar pria itu untuk mencari surat-surat penting yang kemungkinan dicurinya. Tapi, tidak ada apa pun di lemarinya. Agatha hampir putus asa sampai ia melihat pintu di dalam kamar Erga. Jadi, ada ruangan lain di kamar pria itu selain kamar mandi.

Setelah meyakinkan dirinya, Agatha pun memasuki ruangan itu. Ia melihat ada beberapa komputer dan tumpukkan map di meja.

Agatha mencari surat-surat pentingnya di sana. Gadis itu bersyukur saat menemukan benda yang ia cari. Tapi, rasa penasaran mulai mengganggunya. Ia memeriksa komputer tersebut dan membuka beberapa file yang ternyata ada namanya.

Saat membukanya, Agatha terkejut, banyak sekali informasi pribadinya di  komputer tersebut. Semua informasi sekecil apa pun ada di file tersebut. Tidak hanya informasi pribadi miliknya, tapi juga informasi pribadi milik Rowena.

Agatha merinding membayangkan betapa berbahayanya pria penguntit seperti Erga.

Gadis itu pun segera pergi menyelinap keluar lewat pintu belakang. Ia kabur sebelum para bodyguard Erga menemukannya.

🌠🌠🌠

19.39 | 1 Agustus 2021
By Ucu Irna Marhamah

ASTROPHILEWhere stories live. Discover now