A - 009

365 16 0
                                    

Sore ini, Agatha pergi ke bandara dengan gaun dan jas barunya. Ia duduk di bangku. Tampaknya gadis itu menunggu seseorang yang akan ia jemput. Agatha melihat beberapa orang keluar dari bandara. Ia pun berdiri saat melihat gadis cantik berjaket tebal melambaikan tangannya.

Agatha tersenyum lalu melambaikan tangannya juga.

Di dalam mobil, Agatha yang menyetir sesekali tertawa mendengar candaan gadis yang baru saja ia jemput.

"Kau tampak cantik hari ini," kata gadis itu dengan logat bicara yang berbeda. Tampaknya ia orang asing.

Selain dari cara berbicara bahasa Indonesianya yang berbeda, terlihat juga dari ciri fisiknya yang menunjukkan kalau ia memang orang asing.

"Terima kasih, bagaimana kabarmu, Rowena?" Tanya Agatha.

Gadis bernama Rowena itu tersenyum. "Aku baik-baik saja, bagaimana denganmu?"

"Aku juga baik, meski pun aku tidak punya teman bercanda setelah kau pergi dari Sydney," kata Rowena sedih.

"Tidak perlu sedih, sekarang kita bertemu, kan?" Hibur Agatha.

"Iya." Rowena tersenyum. "Oh, ya, di sini panas sekali."

"Kau tidak perlu memakai jaket tebal di sini. Kota Jakarta sangat panas," ujar Agatha.

Rowena melepaskan jaketnya.

Keesokan harinya, Agatha membawa Rowena ke Agatha Style dan memperkenalkannya pada para karyawan.

"Hari ini kita kedatangan tamu spesial. Dia adalah Rowena Fabrianne, seorang model Australia. Dia akan menjadi model dari beberapa produk kita. Rowena baru saja bergabung dengan San Entertainment itulah sebabnya dia di sini. Dia mengerti dan bisa bahasa Indonesia dengan baik. Sebenarnya kami teman sewaktu berkuliah di Sydney," jelas Agatha.

Rowena mengangguk santun meniru cara orang Indonesia saat menyapa. "Senang bertemu dengan kalian semua."

Orang-orang di ruangan itu bertepuk tangan.

Di ruang kerjanya, Agatha tampak tengah berbicara dengan Rowena.

"Perusahaanmu sangat besar. Tidak sia-sia perjuanganmu selama ini, Agatha," kata Rowena dengan pandangan diedarkan ke sekeliling.

Agatha hanya tersenyum. "Aku sudah merencanakannya sejak kecil. Saat SD, aku bercita-cita ingin menjadi designer, lalu berubah saat aku masuk SMP, aku ingin memiliki butik, saat masuk SMA aku ingin memiliki pabrik baju. Waktu itu aku masih belum terlalu tahu tentang dunia bisnis dalam bidang fashion. Setelah aku kuliah, aku ingin menjadi pemilik perusahaan fashion."

"Wah, kau sangat konsisten," puji Rowena.

"Sebenarnya agak sulit juga mempertahankan kemajuan perusahaan. Zaman sekarang ada banyak perusahaan fashion di dunia ini yang mengeluarkan pakaian-pakaian model terbaru dan modern. Aku harus terus berinovasi agar tidak kalah saing dengan mereka," ucap Agatha.

"Aku yakin kau bisa melakukannya. Kau selalu melakukan yang terbaik," ucap Rowena.

Agatha tersenyum kemudian mengangguk. "Kau bisa belajar bahasa Indonesia dengan cepat, kau hebat."

"Aku belajar beberapa kosa kata bahasa Indonesia selama 3 tahun lebih. Untuk memperlancar cara bicaraku, aku membutuhkan satu tahun agar bisa berkomunikasi dengan baik saat bertemu orang Indonesia," jelas Rowena.

"Aku rasa bahasa Indonesia memang cukup sulit. Oh, ya, apa kau senang berada di sini? Bagaimana jika kita jalan-jalan ke tempat bagus?" Ajak Agatha.

Rowena menjawab, "Tentu saja aku senang di sini, gambaran Kota Jakarta yang sering kau ceritakan dulu tidak jauh berbeda dengan yang aku lihat secara langsung saat ini. Kita mau jalan-jalan ke mana?"

🌠🌠🌠

05.01 | 1 Agustus 2021
By Ucu Irna Marhamah

ASTROPHILEWhere stories live. Discover now