A - 058

131 6 0
                                    

Setelah Agatha memberikan semua barang bukti kepada polisi, Erga akhirnya ditangkap atas tuduhan pencurian, penyusupan, dan menguntit.

Saat itu Agatha bisa bernapas lega. Wisuda tinggal 4 bulan lagi. Setelah itu, ia akan pulang ke Indonesia. Awalnya niatnya berkuliah di Australia hanya sebuah alasan untuk kabur dari rumah karena merasa tidak nyaman tinggal dengan keluarganya di Indonesia, tapi tampaknya sekarang ia merasa lebih baik tinggal di Indonesia walau teror mulut orang-orang di lingkungannya cukup mengerikan. Karena teror Erga jauh lebih menakutkan.

Malam ini Agatha terlihat serius mengotak-atik laptopnya. Tiba-tiba perutnya berbunyi. Ia benar-benar kelaparan. Gadis itu pergi ke dapur. Dibukanya kulkas dan lemari makanan. Tapi, tidak ada apa pun di dalam sana.

"Aku lupa membeli kebutuhan bulanan." Agatha mendengus kesal.

Terpaksa gadis itu keluar untuk membeli makanan. Jarak supermarket dengan gedung apartemen tidak terlalu jauh, jadi Agatha memilih untuk berjalan kaki malam itu.

Di supermarket, ia memilih makanan yang ia inginkan. Tidak banyak, hanya kebutuhannya malam ini saja. Untuk kebutuhan penuhnya besok ia akan membelinya sepulang dari kampus.

"Lain kali aku akan sering memeriksa persediaan makananku agar tidak perlu keluar malam untuk membeli semua makanan ini," gumam Agatha.

Setelah melakukan pembayaran, Agatha pun kembali ke apartemen.

Namun, saat dalam perjalanan, tiba-tiba seseorang dari kegelapan menarik lengannya dan menyudutkannya ke lorong gelap membuat semua barang belanjaannya berhamburan ke jalanan, karena tas belanjaannya robek.

Meski pun gelap, Agatha bisa melihat wajah tampan itu dari sinar rembulan yang menyorot kedua manik abu-abu itu. Pria yang tak lain adalah Erga itu mendekatkan wajahnya.

Sebelum Erga melakukan hal buruk padanya, Agatha mendorong dada pria itu dan memutar tangannya ke belakang. Agatha memepet tubuh Erga ke dinding.

"Bagaimana bisa kau keluar dari penjara dengan mudah?" Gumam Agatha.

Tanpa diduga, Erga berbalik dan memutar tangannya dan mengubah posisi menjadi dirinya yang memepet tubuh Agatha ke dinding.

Agatha meringis pelan saat Erga melipat tangannya ke belakang seperti yang ia lakukan sebelumnya.

"Aku merindukanmu, itulah sebabnya aku menemuimu," bisik Erga lirik di telinga Agatha.

Agatha berontak dan mencoba berlari, tapi Erga menarik bagian belakang sweater yang dipakai Agatha hingga robek panjang di bagian dadanya. Terpaksa Agatha berhenti  bergerak atau sweater-nya akan robek semakin panjang. Yang lebih buruknya lagi ia bisa-bisa bertelanjang. 

"Bagaimana jika kita bicarakan di rumah?" Tanya Erga.

Belum sempat Agatha menjawab, pukulan telak mendarat di tengkuknya membuat gadis itu kehilangan kesadaran.

Saat membuka mata, Agatha mendapati dirinya terbaring di sebuah kamar asing. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Dari aroma parfum dan warna cat ruangan tersebut, Agatha yakin jika dirinya berada di kamar Erga.

Gadis itu menyentuh baju yang melekat di tubuhnya. Ia terkejut karena baju yang ia pakai sekarang adalah kaos berwarna putih. Sementara semalam ia memakai sweater berwarna coklat.

Karena panik, Agatha bangkit dan mengintip lewat lubang leher kaosnya. Bahkan pakaian dalamnya juga bukan miliknya dan bukan yang ia pakai semalam. Pikiran Negatif mulai bermunculan di kepalanya.

"Apa yang dia lakukan?" Gumam Agatha yang terlihat panik.

Terdengar suara pintu dibuka. Agatha menoleh.

🌠🌠🌠

14.09 | 1 Agustus 2021
By Ucu Irna Marhamah

ASTROPHILEWhere stories live. Discover now